Berikut ini beberapa faedah Tamu & Teknik membalas kebaikan.
Tamu secara hakiki adalah seseorang yang bermalam (1 hari 1 malam), adapun menjamunya hukumnya wajib. Dia berhak meminta haknya, misalkan ia bertanya, "Mana makanannya?". Adapun jika orang datang ke rumah tidak untuk bermalam, itu namaya sekedar bertamu. Dan menjamunya termasuk kebaikan.
Para sahabat Rosululloh shollallohu alayhi wasallam sangat bersemangat menjamu tamu Nabi shollallohu alayhi wasallam. Mereka berlomba-lomba untuk menjamunya. -Jangan kita berfikir jika menjamu tamu, "Nanti habis makanan", "Nanti habis uang", ketahuilah seseorang tidak akan mati kecuali dengan takdirNya.
Dan apabila tamu makan di rumah kita, itu berarti rezeki dia. Rezeki kita tidak diambil. Bahkan, justru dengan kita menjamu tamu, itu menambah rezeki kita. -Tentang adab memberi salam dan menjawabnya, memang memberi salam hukummya sunnah dan menjawabnya wajib. Tapi, meskipun seperti itu, memberi salam tetap lebih utama karena mendahului dalam kebaikan.
Jika menjawab salam, hendaknya lebih baik dalam 3 hal:
1. Jumah.
Jika ia memberi salam "assalamu alaikum", maka kita menjawab dengan lebih banyak "wa'alaikumusalam warahmatullah".
2. Kualitas.
Jika ia mengatakan "assalamu alaykum warahmatullahi wabarakatuh", maka kita membalas dengan kualitas lebih baik "assalamu alaykum warahmatullahi wabarakatuh. Ahlan wa sahlan." Atau ada orang yang memberi apel kualitas biasa, maka dibalas dengan kualitas lebih baik.
3. Kaifiyat (Tata Cara)
Jika ia memberi salam dengan suara agak pelan. Maka kita balas dengan suara lebih keras.
- Ust. Luqman Jamal-
Tamu secara hakiki adalah seseorang yang bermalam (1 hari 1 malam), adapun menjamunya hukumnya wajib. Dia berhak meminta haknya, misalkan ia bertanya, "Mana makanannya?". Adapun jika orang datang ke rumah tidak untuk bermalam, itu namaya sekedar bertamu. Dan menjamunya termasuk kebaikan.
Para sahabat Rosululloh shollallohu alayhi wasallam sangat bersemangat menjamu tamu Nabi shollallohu alayhi wasallam. Mereka berlomba-lomba untuk menjamunya. -Jangan kita berfikir jika menjamu tamu, "Nanti habis makanan", "Nanti habis uang", ketahuilah seseorang tidak akan mati kecuali dengan takdirNya.
Dan apabila tamu makan di rumah kita, itu berarti rezeki dia. Rezeki kita tidak diambil. Bahkan, justru dengan kita menjamu tamu, itu menambah rezeki kita. -Tentang adab memberi salam dan menjawabnya, memang memberi salam hukummya sunnah dan menjawabnya wajib. Tapi, meskipun seperti itu, memberi salam tetap lebih utama karena mendahului dalam kebaikan.
Jika menjawab salam, hendaknya lebih baik dalam 3 hal:
1. Jumah.
Jika ia memberi salam "assalamu alaikum", maka kita menjawab dengan lebih banyak "wa'alaikumusalam warahmatullah".
2. Kualitas.
Jika ia mengatakan "assalamu alaykum warahmatullahi wabarakatuh", maka kita membalas dengan kualitas lebih baik "assalamu alaykum warahmatullahi wabarakatuh. Ahlan wa sahlan." Atau ada orang yang memberi apel kualitas biasa, maka dibalas dengan kualitas lebih baik.
3. Kaifiyat (Tata Cara)
Jika ia memberi salam dengan suara agak pelan. Maka kita balas dengan suara lebih keras.
- Ust. Luqman Jamal-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar