Minggu, 19 Februari 2017

Bacaan doa Qunut Lengkap


Bacaan doa Qunut Lengkap
Secara bahasa (etimologi) Kata Qunut berasal dari kata Qanata yang artinya patuh dalam mengabdi (kepada Allah). Qunut mempunyai beberapa arti, antara lain berarti tegak, taat berbakti, berdoa sambil berdiri, berlaku ikhlas dan berdiam diri dalam sholat mendengarkan bacaan imam. 
Adapun pengertian Qunut menurut istilah (terminology), adalah Dzikir-dzikir  khusus yang mencakup atas doa dan pujian kepada Allah SWT.
  Macam-macam Qunut
Di dalam Islam, pelaksnaan doa Qunut secara garis besar terbagi menjadi tiga macam:
1.    Qunut Shalat Subuh  yaitu doa Qunut yang dibaca pada waktu I’tidal (berdiri setelah ruku’) setiap akhir roka’at pada shalat subuh dan shalat Witir pada pertengahan akhir Ramadhan,   Qunut Jenis ini dihukumi dengan Sunnah Ab’adl yakni sunnah yang termasuk bagian dari shalat sehingga ketika ditinggalkan maka dianjurkan untuk menggantinya dengan sujud sahwi
2.    Qunut Shalat Witir  yaitu doa Qunut yang dibaca pada waktu I’tidal (berdiri setelah ruku’) setiap akhir roka’at shalat Witir pada pertengahan akhir Ramadhan, yakni dari malam 16 bulan Ramadhan sampai akhir Ramadhan, Qunut Jenis ini dihukumi dengan Sunnah Ab’adl dikalangan ulama Syafi’iyah, Qunut witir sama dengan doa qunut subuh.  
3.    Qunut Nazilah yaitu Qunut yang dilakukan atau dibaca saat adanya bencana Semisal terjadi bencana besar yang melanda suau daerah, kelaparan, diserang musuh dsb. Qunut ini juga dibaca pada rakaat terakhir setiap shalat fardlu akan tetapi tidak dianjurkan/disunnahkan sujud sahwi ketika meninggalkannya karena tidak termasuk sunnah Ab’adl
Berikut ini adalah perbedaan pendapat para Imam Madzahib al-Arba’ah  tentang pelaksanaan doa Qunut dalam shalat: 
1.    Madzab Hanafi :
Disunatkan Qunut pada shalat witir dan tempatnya sebelum ruku. Adapun Qunut pada shalat subuh tidak disunatkan . Sedangkan Qunut Nazilah disunatkan tetapi ada shalat jahriyah saja.
2.    Madzab Maliki :
Disunnatkan Qunut pada shalat subuh dan tempatnya yang lebih utama adalah sebelum ruku,  tetapi boleh juga dilakukan setelah ruku. Adapun Qunut selain subuh yakni Qunut witir dan  Nazilah, maka keduanya dimakruhkan.
3.    Madzab Syafi’i
Disunnatkan Qunut pada waktu subuh dan tempatnya sesudah ruku . Begitu juga disunnatkan Qunut nazilah dan Qunut witir pada pertengahan bulan ramadhan.
4.    Madzab Hambali
Disunnatkan Qunut pada shalat witir dan tempatnya sesudah ruku . Adapun Qunut subuh tidak disunnahkan.Sedangkan Qunut nazilah disunatkan dan dilakukan diwaktu subuh saja.

Dalil-dalil pelaksanaan doa Qunut
Perbedaan pendapat oleh para ulama diatas semuanya bukan tanpa alasan, semua melalui proses ijtihad dengan beistinbat dari sumber hokum utama yaitu al-Qur’an dan as-Sunah. Diantara dalil yang menjadi umber hokum mereka antara lain:
1.    Riwayat dari Anas bin Malik RA. :
مَا زَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْنُتُ فِي الْفَجْرِ حَتَّى فَارَقَ الدُّّّّّّّنْيَا
“Rasulullah SAW tidak henti membaca Qunut dalam shalat Fajar hingga beliau meninggal dunia” (Musnad Ahmad bin Hambal)
Melihat dari hadits diatas terlihat jelas bahwa Rasulullah melaksanakan doa Qunut dalam shalat Subuh sampai beliau wafat.
2.    Riwayat dari Anas bin Malik RA . :
اَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَنَتَ شَهْرًا بَعْدَ الرُّكُوْعِ يَدْعُوْ عَلَى أَحْيَاءِ الْعَرَبِ ثُمَّ تَرَكَهُ (متفق عليه) وَزَادَ الدارقطني : فَأَمَّا فِى الصُّبْحِ فَلَمْ يَزَلْ يَقْنُتُ حَتَّى فَارَقَ الدُّنْيَا
“Bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW. Melakukan Qunut selama sebulan setelah ruku’ mendoakan atas segolongan orang Arab kemudian meninggalkannya” (Muttafaq’Alaih) Imam Daruquthni menambahkan : adapun didalam shalat Shubuh maka beliau tidak henti-hentinya melakukan Qunut sampai beliau meninggal dunia”

Hadits ini yang dijadikan rujukan oleh para ulama tentang disunnahkannya Qunut Nazilah disetiap shalat ketika terjadi bencana taupun serangan musuh. Alwi Abbas al-Maliki mengomentari pada lafadz  ثُمَّ تَرَكَهُ ini bahwa setelah sebulan Rasul melakukan Qunut beliau meninggalkan di empat Shalat Fardlu kecuali Shubuh. Adapun dalam shalat Shubuh beliau lakukan secara terus menerus sebagaimana hadits nomer 1 diatas.

3.    Riwayat dari Anas bin Malik RA . :
اَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لاَ يَقْنُتُ اِلاَّ اِذَا دَعَا لِقَوْمٍ اَوْ دَعَا عَلَى قَوْمٍ
“Bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW. Tidak Melakukan Qunut kecuali ketika beliau mendoakan kebaikan suatu kaum  atau keburukan suatu kaum ”

Hadits ini juga yang dijadikan rujukan oleh para ulama tentang disunnahkannya Qunut Nazilah. Dengan ini dpat diketahui bahwa doa Qunut dilakukan ketika terjadi hal-hal yang genting dikalangan umat Islam.

4.    Riwayat Said bin Thariq al-Asyja’i RA.  :
قُلْتُ ِلأَبِيْ, يَا أَبَتِ إِنَّكَ قَدْ صَلَّيْتَ خَلْفَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ أَفَكَانُوْا يَقْنُتُوْنَ فِى الْفَجْرِ؟ قَالَ أَيْ بُنَيّ مُحْدَثٌ.
“Aku berkata kepada bapakku: wahai bapakku, sesungguhnya engkau telah shalat dibelakang Rasulullah SAW., Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali, apakah mereka melakukan Qunut di Shalat Fajar? Beliau menjawab, wahai anakku, itu sesuatu yang baru (diada-akan)”.

Hadits ini yang dijadikan rujukan imam Ahmad dan Imam Hanafi tentang tidak dilakukannya Qunut dalam shalat Subuh

Bacaan  do'a qunut Sayyidina Hasan bin Ali bin Abi Thalib
Allahumma ihdinii fiiman hadaita, wa 'aafiini fiiman aafaita, wata wallanii fiiman tawallaita, wa baarik lii fiimaa a'thaita, wa qinii birahmatika syarra ma qozhoita, fa innaka taqzhi wa laa yuqzhaa alaika wa innahu laa yadzillu man waalaita, wa laa ya'izzu man 'aadaita, tabaarakta rabbana wa ta'aalaita, falakal hamdu 'alla ma qadzaita, astaghfiruka waatuubu ilaika, wa shalla allahu alaa sayyidina muhammadin an nabiyyil ummiyyi wa alaa alihii wa sabbihii wa sallama



 Artinya wahai allah berilah aku petunjuk sebagaimana orang orang yang telah engkau beri petunjuk, berilah aku kesehatan, bersama-sama orang orang yang telah engkau beri kesehatan, berilah aku pertolongan, bersama-sama orang orang yang telah engkau beri pertolongan, berkahilah aku di dalam segala yang telah engkau anugerahkan, peliharalah aku dari kejelekan putusan yang telah engkau putuskan karena engkau dzat pemutus dan tidak ada pemutus diatas engkau. tidak akan menjadi hina orang yang telah engkau kasihi, tidak akan menjadi mulia, orang yang telah engkau hinakan atau musuhi, maha berkah dan maha luhur engkau wahai tuhan kami, maka bagi engkau segala puji atas segala yang telah engkau putuskan, aku memohon ampunan engkau dan aku bertaubat kepada engkau,
semoga allah selalu melimpahkan rahmat dan slam kepada junjungan kita nabi muhammad yang tidak dapat membaca menulis (buta huruf) dan semoga terhadap seluruh keluarga dan para sahabat beliau.
Doa qunut ali bin abi thalib

Artinya: “Yaa Allah, tunjukkanlah kepadaku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau tunjukkan, berikan kesehatan kepadaku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau berikan kesehatan, dan peliharalah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau peliharakan, Berilah keberkahan padaku atas apa-apa yang telah Engkau karuniakan, dan selamatkanlah aku dari bahaya yang telah Engkau tentukan. Maka sesungguhnya Engkaulah yang memberi hukum (menentukan) dan tidak ada yang menghukum (menentukan) atas Engkau, dan sesesungguhnya tidaklah hina orang-orang yang telah Engkau pimpin, dan tidaklah mulia orang-orang yang Engkau musuhi, Maha Suci Engkau Wahai Tuhan kami Yang maha Tinggi, Maka bagi Engkaulah segala pujian diatas apa yang Engkau tentukan. Aku memohon ampunanMu dan bertaubat kepadaMu. Dan semoga Allah mencurahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhamad dan keluarganya beserta sahabat-sahabatnya“.

Doa Qunut terlengkap bisa juga seperti ini:

Artinya: “Yaa Allah, tunjukkanlah kepadaku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau tunjukkan, berikan kesehatan kepadaku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau berikan kesehatan, dan peliharalah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau peliharakan, Berilah keberkahan padaku atas apa-apa yang telah Engkau karuniakan, dan selamatkanlah aku dari bahaya yang telah Engkau tentukan. Maka sesungguhnya Engkaulah yang memberi hukum (menentukan) dan tidak ada yang menghukum (menentukan) atas Engkau, dan sesesungguhnya tidaklah hina orang-orang yang telah Engkau pimpin, dan tidaklah mulia orang-orang yang Engkau musuhi, Maha Suci Engkau Wahai Tuhan kami Yang maha Tinggi, Maka bagi Engkaulah segala pujian diatas apa yang Engkau tentukan. Aku memohon ampunanMu dan bertaubat kepadaMu. Yaa Allah jauhkanlah aku dari segala marabahaya, tidak ada yang bisa menjauhkan itu kecuali Engkau. Ya Allah jauhkanlah (lenyapkanlah) aku dari segala marabahaya, penyakit, celaka dan fitnah dunia, tidak ada yang bisa melenyapkan semua itu kecuali Engkau. Dan semoga Allah mencurahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhamad dan keluarganya beserta sahabat-sahabatnya

Bacaan doa Qunut yang paling utama yang warid (diajarkan langsung) oleh Nabi Muhammad SAW.
اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ، وَقِنِيْ شَرَّمَا قََضَيْتَ، فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ، وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ، فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ، اَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Bacaan doa Qunut Umar bin al-Khatttab
َاللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَعِيْنُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَلاَ نَكْفُرُكَ وَنُؤْمِنُ بِكَ, وَنَخْلَعُ مَنْ يَفْجُرُكَ, اَللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَكَ نُصَلِّيْ وَنَسْجُدُ, وَاِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ, نَرْجُوْ رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ, إِنَّ عَذَابَكَ الْحِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ, اَللَّهُمَّ عَذِّبِ الْكَفَرَةَ الَّذِيْنَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ, وَيُكَذِّبُوْنَ رُسُلَكَ, وَيُقَاتِلُوْنَ أَوْلِيَاءَكَ, اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ, وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ, وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ, وَاَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ, وَاجْعَلْ فِى قُلُوْبِهِمُ اْلإِيْمَانَ وَالْحِكْمَةَ, وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوْفُوْا بِعَهْدِكَ الَّذِيْ عًاهَدْتَهُمِ عَلَيْهِ, وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِِِّكَ وَعَدُوِّهِمْ اِلَهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ. 

Doa qunut yang diriwayatkan dari Umar bin Al-Khatab RA, itu juga baik, telah datang suatu riwayat bahwasanya Umar bin Al-Khatab RA ber-qunut di waktu shalat subuh setelah ruku’ yaitu :

اللـَّهُمَّ اغْـفـِرْ لـَنَا وَلِلـْمُؤْمِنِينَ وَالـْمُؤْمِنـَاتِ ، وَالـْمُسْـلِمِينَ وَالـْمُسْـلِمَاتِ، وَأَلـّـِفْ بَيْـنَ قـُلـُوبِهِمْ ، وَأَصْـلِحْ ذَاتَ بَيْـنِهِمْ ، وَانـْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّك وَعَـدُوِّهِمْ ، اللـَّهُمَّ الـْعَنْ كـَفـَرَة َ أَهْـلِ الـْـكِتـَابِ الــَّذِينَ يَصُـدُّونَ عَنْ سَبـِـيلِك ، وَيُكَـذِّبُونَ رُسُـلَك ، وَيُقـَاتـِلـُونَ أَوْلِيَاءَك ، اللـَّهُمَّ خَالِفْ بَيْـنَ كـَلِمَتِهِمْ ، وَزَلـْزِلْ أَقـْدَامَهُمْ ، وَأَنـْزِلْ بـِهِمْ بَأْسَـك الــَّذِي لا تـَرُدُّهُ عَنْ الـْـقـَوْمِ الـْمُجْرِمِيـنَ ، بِسْمِ اللَّه الرَّحْمَن الرَّحِيم ، اللـَّهُمَّ إنــَّا نـَسْـتـَعِينـُك وَنـَسْـتـَغـْـفِرُك ، وَنـُثــْـنِي عَلـَيْك  وَلا نـَكـْـفـُرُك ، وَنـَخْـلـَعُ وَنـَتـْرُكُ مَنْ يَفـْجُرُك ، بِسْمِ اللَّه الرَّحْمَن الرَّحِيم ، اللــَّهُمَّ إيَّاكَ نـَعْـبُدُ وَلَك نـُصَـلـِّي وَنـَسْجُدُ ، وَلَك نـَسْعَى وَنـَحْـفـِدُ ، وَنـَخْـشَى عَـذَابَك الـْجِـدَّ ، وَنـَرْجُو رَحْمَتـَـك ، إنَّ عَذَابـَك بـِالـْكـَافِـرِينَ مُلـْحَـقٌ .
Artinya :
Ya Allah ampunilah kami dan orang yang beriman laki-laki dan perempuan, ampunilah orang Islam laki-laki dan perempuan, satukan antara hati-hati mereka, dan berilah kemaslahatan (kebaikan) apa yang ada di antara mereka, tolonglah mereka dalam mengahadapi musuh-musuh-Mu dan musuh mereka, ya Allah laknat-lah orang-orang kafir dari ahli kitab yang mereka selalu menghalang-halangi jalan agama-Mu, yang mereka mendustkan Rasul-Rasul-Mu, dan membinasakan kekasih-kekasih-Mu, ya Allah jadikanlah saling berselisih perkataan-perkataan mereka, berilah kegamangan dan kenistaan terhadap langkah-langkah mereka, turunkanlah siksa-Mu terhadap mereka dimana orang-orang pendosa tidak mampu menghindar, dengan menyebut Asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Ya Allah kami memohon pertongan-Mu dan memohon ampunan-Mu, seraya memuji-Mu dan tidak mengingkari-Mu, kami memutuskan hubungan dan meninggalkan orang-orang yang berbuat dosa kepada-Mu, dengan menyebut Asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, ya Allah hanya kepada-Mu kami menyembah hanya kepada-Mu kami mendirikan shalat dan bersujud, hanya karena-Mu kami berusaha dan bekerja dengan penuh kesungguhan, kami sangat takut terhadap siksa-Mu yang sangat pedih yang tidak terperikan, kami mendambakan kasih sayang-Mu, sesungguhnya siksa-Mu pasti akan ditimpakan kepada orang-orang kafir.



Qunut Umar menurut Syekh Nawawi Banten (ibid) adalah sbb:

اللهم إنا نستعينك ونستغفرك ونستهديك ونؤمن بك ونتوكل عليك ونثني عليك، الخير كله نشكرك ولا نكفرك ونخلع ونترك من يفجرك بضم الجيم أي يعصيك، اللهم إياك نعبد ولك نصلي ونسجد وإليك نسعى ونحفد بكسر الفاء أي نسرع إلى الطاعة نرجو رحمتك ونخشى عذابك إن عذابك الجد بكسر الجيم أي الحق بالكفار ملحق بكسر الحاء أي لاحق بهم ويجوز فتحها لأن الله ألحقه بهم فإن جمع بينهما فالأفضل تقديم قنوت النبي صلى الله عليه وسلّم وإن اقتصر فليقتصر عليه.
  
Doa qunut boleh ditambahi doa-doa lain yang dikendaki seperti doa-doa yang diperbolehkan dalam shalat.  Al-Majd Ibnu Taimiyyah berkata : sungguh telah datang riwayat yang shahih dari Umar bin Al-Khatab RA, bahwa Beliau mengerjakan doa qunut setara dengan seratus ayat, kemudian membaca shalawat kepada Nabi SAW, dan Beliau menggunakan dlamir (kata ganti) tunggal
Para Ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa disunnahkan menggabungkan kedua Qunut ini yakni antara Qunut yang diriwayatkan oleh Sayyidina Hasan bin Ali bin Abi Thalib dengan Qunut yang pernah dibaca oleh Umar bin Khattab, jika digabungkan maka yang paling shohih adalah mengakhirkan Qunut Umar, jika memilih salah satunya maka lebih utama yang awal, akan tetapi penggabungan ini hanya disunnahkan jika seseorang shalat secara munfarid (sendirian) atau seorang Imam dengan ridlonya jamaah dengan memanjangkannya.


Doa qunut Umar bin Khattab ini ditemukan di dalam kitab fathul Mu’in. Begini lapal doa qunut dan artinya:
Allahumma inna nasta’iinuka wastaghfiruka wa nastahdika wa nukminu laka wa nawakkal ‘alaika wa nutsanniya ‘alaikal khaira kullahu wa nasykuruka wa la nakfuruka wa nakhla’u wa natruka man yafjuruka
(Ya Allah! Sesungguhnya kami memohon pertolongan-Mu, ampunan-Mu, petunjuk-Mu. Kami beriman, bertawakkal, dan memuji hanya ke hadirat-Mu dengan semua kebaikan. Kami bersyukur dan tak kufur ke hadirat-Mu. Kami lepas dan tinggalkan orang-orang nan mendurhakai-Mu!)
Allahumma iyyaaka na’budu wa la ka nushalli wa nasjudu wa ilaikan nas’a wa nahfid narju rahmataka wa nakhsya ‘azaabaka inna ‘azaabakal jiddu bil kuffari mulhiq
(Ya Allah! Ke hadirat-Mu kami menyembah, shalat dan sujud. Serta kehadirat-Mu kami berjalan dengan cepat, sebab mengharap rahmat-Mu dan takut akan siksaan-Mu. Sesungguhnya siksaan-Mu niscaya terjadi menyergap orang-orang kafir)
Allahumma azzibil kufrata wal musyrikin alladzina yashudduna ‘an sabiilia wa yakadzdzibuna rusullaa wa yuqaatiluuna awliyaaika alllahummaghfir lil mukminiina wal mukminaat wal muslimiina wal muslimaat wa ashlih dzaata bainihim wa allif baina quluubihim waj’al fii quluubihim al-iimaan wal hikmata wa tsabbithum ‘ala millati rasuulia wa awji’hum an yuufuu bi’ahdikan alladzi ‘aahat-hum ‘alaihi wanshurhum ‘ala ‘aduwwika wa ‘aduwwihim ilaahal haqqi waj’alna minhum
(Ya Allah, siksalah orang-orang kafir dan orang-orang musyrik, yaitu orang-orang nan menghalang-halangi jalan-Mu, mendustakan para rasul-Mu, dan memerangi kekasih-Mu. Ya Allah! Ampunilah seluruh orang mukmin laki-laki dan perempuan, muslimin dan muslimat. Damaikanlah di antara mereka saling sayang menyayangi di antara mereka. Jadikanlah dalam hati mereka iman dan hikmat, dan tetapkanlah mereka pada agama rasul-Mu, berilah ilham kepada mereka buat memenuhi janji-Mu nan telah Engkau janjikan mereka atasnya dan tolonglah mereka mengalahkan masuh-Mu dan musuh mereka. Wahai Tuhan nan Hak! Jadikanlah kami di antara mereka)

Inilah Doa Qunut Nazilah (Hadist diriwayatkan oleh Umar Bin Khatab) :
Alloohummaghfir lilmu’miniina wal mu’minaat
Wal muslimiina wal muslimaat
Wa allif baina quluubihim
Wa ashlih dzaata bainahum
Wanshur ‘Alaa ‘Aduwwika wa’aduwwihim

Allohummal’in kafarota ahlil kitaabil ladziina
Yukadzibuuna rusulaka wayuqottiluuna auliyaa aka
Alloohumma khollif baina kalimaatihim
Wazalzil Aqdaamahum
Wa anzilbihim ba’sakalladzii layuroddu ‘anil
qaumil mujrimiin
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Allohumma innaanasta’iinuka

Artinya:
“Ya Allah ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat,
Ya Allah jinakkan, satu padukan hati orang-orang muslimin,
Perbaikilah keadaan mereka,
Tolonglah kaum muslimin utuk melawan musuh-musuh-Mu, dan musuh-musuh mereka
Ya Allah, laknatlah orang-orang kafir yang mendustakan para RasulMu dan membunuh para kekasih-Mu,
Ya Allah cerai-beraikan kesatuan kata mereka,
Hancur leburkan kekuatan mereka,
Dan turunkanlah bencana-Mu yang tiada tertolak lagi untuk orang-orang yang penuh dengan dosa
Dengan menyebut nama-Mu ya Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang,
Ya Allah, sesungguhnya kami memohon perlindungan kepadaMu”  

doa qunut nazilah yang masyur lainnya:


“ Ya Allah, sesungguhnya kami bermohon pertolongan Mu, kami meminta ampun kepada Mu, kami memohon petunjuk dari Mu, kami beriman kepada Mu, kami berserah kepada Mu dan kami memuji Mu dengan segala kebaikan, kami mensyukuri dan tidak mengkufuri Mu, kami melepaskan diri daripada sesiapa yang durhaka kepada Mu. Ya Allah, Engkau yang kami sembah dan kepada Engkau kami bersalat dan sujud, dan kepada Engkau jualah kami datang bergegas, kami mengharap rahmat Mu dan kami takut akan azab Mu kerana azab Mu yang sebenar akan menyusul mereka yang kufur Ya Allah, Muliakanlah Islam dan masyarakat Islam. Hentikanlah segala macam kezaliman dan permusuham, Bantulah saudara-saudara kami di mana sahaja mereka berada. Angkatlah dari mereka kesusahan, bala, peperangan dan permusuhan. Ya Allah, selamatkanlah kami dari segala keburukan dan janganlah Engkau jadikan kami tempat turunnya bencana, hindarkanlah kami dari segala bala kerana tidak sesiapa yang dapat menghindarkannya melainkan Engkau, ya Allah.”
Doa Qunut Nazilah:



Doa Qunut Nazilah:


اللهُمَّ ارْفُعْ عَنَّا الغَلا وَالوَبَاء وَالرِّبا وَالزِّنا وَالزَّلازِلَ وَالمِحَنَ،
وَسُوءَ الفِتَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَما بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ
 سَائِرِ بِلادِ المُسْلِمِينَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أِرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

Allahummar-fa' 'annal-ghala wal-waba’ war-riba waz-zina wal-zalazila wal-mihan, wa su'al-fitan, ma dhahara minha wa ma batan, 'an biladina hadha khasatan wa 'an sa’iri biladil-muslimeen, bi rahmatika ya arhamar-rahimeen.

Ya Allah, hindarkanlah dari kami kekurangan pangan cobaan hidup penyakit-penyakit wabah, perbuatan-perbuatan keji dan munkar, ancaman-ancaman yang beraneka ragam paceklik-paceklik dan segala ujian, yang lahir maupun batin dari negeri kami ini pada khususnya dan dari seluruh negeri kaum muslimin pada umumnya, karena sesungguhnya Engkau atas segala sesuatu adalah kuasa.

Allahumma Sif Anna Minal Balaa-I Wal Wabaa-I Ma Laa Yaksyifuha Ghairuk
AllahummasRifAnnaa Minal Balaa-I Wal Wabaa-I Ma Laa Yaksyarifuha Ghairuka
Allahumad Fa’annaa Minal Balaa-I Wal Wabaa-I Malaa Yadfauha Ghairuka


DAFTAR PUSTAKA

Abdusshomad, Muhyiddin, Fiqih Tradisionalis Surabaya: Pustaka Bayan kerjasama dengan Khalista, 2006. Cet. 5
Al-Atsqalani, Ibnu Hajar,  Bulugh al-Maram  Surabaya: Dar  al-Ihya, al-Kutub al-Arabiyah,  t.th
Al-Bantani, Abi Abdil Mu’thi, Muhammad Nawawi, Kasyifah Al-Syaja Syarh Safinah Al-Naja  Semarang : cv. Pustaka Al-Alawiyah. t.th
Al-Bantani, Muhammad Nawawi, al-Tsimar al-Yani’ah Syarh a-Riyadl al-Badi’ah, Semarang : cv. Pustaka Al-Alawiyah, t.th
Al-Maliki, Alwi Abbas dan Hasan Sulaiman al-Nuri, Ibanah al-Ahkam Syarh Bulugh al-Maram, Surabaya: Al-Hidayah,  t.th
An-Nawawi, Abi Zakariya Yahya bin Syarafuddin, , al-Adzkar  (Surabaya: Al-Hidayah, t.th
Munawwir,  Ahmad Warson,  Kamus Al_Munawwir , Surabaya : Pustaka Progressif, 2002. Cet. 25
ahmad qushairi, mujarrobat lengkap, jakarta: bintang terang, 1997.
muhammad zakaria, klinik pratama husada, Kitab Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah juz 34, cisarua, mei  2009