Rabu, 28 Januari 2015

Mengenai Jumlah Nabi Dan Rasul


Pertanyaan:
Nabi dan rasul itu jumlahnya banyak, mengapa dalam pelajaran tauhid itu yang wajib diketahui hanya 25 nabi dan rasul, apa hujjah yang memperkuat dari pendapat yang di atas tersebut, dan dinisbahkan kepada ahlussunnah waljamaah
jawaban:
jumlah nabi dan rasul sangat banyak. Jumlahnya melebihi 25 orang. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa jumlah nabi dan rasul mencapai 124 ribu orang. Dari jumlah itu, 300-an orang di antaranya adalah rasul.
Dalilnya adalah hadits berikut ini:
Dari Abi Dzar Al-Ghifari radhiyalllahu 'anhubahwa Rasulullah SAW bersabda ketika ditanya tentang jumlah para nabi, "(Jumlah para nabi itu) adalah seratus dua puluh empat ribu (124.000) nabi." Para shahabat bertanya lagi, "Lalu berapa jumlah rasul di antara mereka?" Beliau menjawab, "Tiga ratus dua belas(312) orang." (HR At-Turmuzy)
Selain menjelaskan tentang jumlah nabi, hadits juga menjelaskan bahwa nabi dan rasul itu berbeda. Dan jumlah rasul itu lebih sedikit dari nabi serta informasi bahwa dari sekian banyak nabi, hanya sebagian saja yang menjadi Rasul.
Lalu dari mana angka 25 orang nabi dan Rasul? Siapa yang mengarangnya? Apa dalilnya?
Nabi dan rasul yang jumlahnya 25 orang itu adalah mereka yang namanya secara eksplisit disebutkan di dalam Al-Quran dan disepakati kenabian atau kerasulannya. Jumlahnya ternyata hanya 25 orang saja.
Walaupun sebenarnya kisah tentang para nabi di dalam Al-Quran lebih dari 25 orang, namun terkadang meski kisahnya disebutkan, tetapi namanya tidak disebutkan dengan tegas. Salah satu contohnya adalah nabi Khidhir 'alaihissalam. Beliau punya kisah yang panjang di dalam Al-Quran, namun tidak ada satu pun ayat Quran yang menyebutkan namanya.
Selain itu juga ada tokoh yang namanya disebutkan secara tegas, namun para ulama berbeda pendapat tentang status kenabiannya. Misalnya, Lukman Al-Hakim. Bahkan surat ke-31 dinamakan dengan nama dirinya. Tetapi status kenabiannya menjadi titik silang pendapat di kalangan ulama. Walhasil, beliau tidak tercantum dalam daftar nabi dan rasul yang jumlahnya 25 orang itu.
Jumlah Penyebutan Nama Nabi dalam Quran
Kalau kita hitung jumlah nama nabi yang disebutkan dalam Al-Quran dan berapa kali penyebutannya, maka kita akan mendapat angka statistik di bawah ini. Daftar ini diurutkan sesuai dengan nama yang penyebutannya paling banyak diulang-ulang.
1. Nabi Musa 136 kali
2. Nabi Ibrahim 69 kali
3. Nabi Nuh 43 kali
4. Nabi Yusuf 27 kali
5. Nabi Luth 27 kali
6. Nabi Isa 25 kali
7. Nabi Adam 25 kali
8. Nabi Harun 20 kali
9. Nabi Ishaq 17 kali
10. Nabi Sulaiman 17 kali
11. Nabi Ya'qub 16 kali
12. Nabi Daud 16 kali
13. Nabi Ismail 12 kali
14. Nabi Syu'aib 11 kali
15. Nabi Shalih 9 kali
16. Nabi Zakaria 7 kali
17. Nabi Yahya 5 kali
18. Nabi Muhammad SAW 4 kali
19. Nabi Hud 4 kali
20. Nabi Ayyub 4 kali
21. Nabi Yunus 4 kali
22. Nabi Ilyasa' 2 kali
23. Nabi Dzulkifl 2 kali
24. Nabi Ilyas 2 kali
25. Nabi Idris 2 kali
Tentunya menghafal nama nabi dan rasul bukan termasuk unsur aqidah yang menentukan apakah seseorang menjadi muslim atau bukan. Yang menjadi inti aqidah dalam masalah kenabian adalah kita mengakui bahwa Allah SWT telah memilih manusia biasa untuk menjadi nabi dan rasul, dengan menerima wahyu dari langit, membawa syariat dan ajaran untuk diterapkan dalam kehidupan manusia.
Dan yang terpenting, manusia diwajibkan untuk menjadikan para nabi dan rasul sebagai sumber rujukan dalam masalah agama, serta menjadikan sosok para nabi dan rasul itu sebagai teladan dalam kehidupan.
Dan tentu saja, para nabi itu harus diyakini bahwa semua merupakan utusan Allah SWT kepada ummatnya masing-masing, sedangkan untuk zaman kita sekarang ini, ajaran nabi yang masih berlaku hanyalah ajaran yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW.

Kitab Riyadhush Shalihin Oleh Imam An-Nawawi

" Kitab Riyadhush Shalihin Oleh Imam An-Nawawi "
Bab 244. Keutamaan Dzikir Dan Anjuran Mengerjakannya
Allah Ta'ala berfirman: "Dan sesungguhnya berdzikir kepada Allah itu adalah lebih besar -keutamaannya-." (al-'Ankabut: 45)
Allah Ta'ala juga berfirman: "Maka berdzikirlah engkau semua kepadaKu, tentu Aku akan ingat padamu semua." (al-Baqarah: 152)
Allah Ta'ala berfirman pula: "Dan berdzikirlah kepada Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan takut dan bukan dengan suara keras, di waktu pagi dan petang dan janganlah engkau termasuk orang-orang yang lalai" (al-A'raf: 205)
Allah Ta'ala berfirman lagi: "Dan berdzikirlah engkau semua kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya, supaya engkau semua berbahagia." (al-Jumu'ah: 10)
Allah Ta'ala juga berfirman: "Sesungguhnya orang-orang Islam, lelaki dan perempuan," sampai kepada firman Allah Ta'ala: "Dan orang-orang'yang berdzikir kepada Allah, lelaki dan perempuan dengan sebanyak-banyaknya, maka Allah menyediakan kepada mereka itu pengampunan serta pahala yang besar." (al-Ahzab: 35)
Allah Ta'ala berfirman lagi: "Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya dan Maha Sucikanlah Allah itu di waktu pagi dan sore," sampai akhir ayat. (al-Ahzab: 41-42)

Ayat-ayat dalam bab ini banyak sekali dan dapat dimaklumi.

1405. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ada dua kalimat yang ringan pada lisan -yakni mudah diucapkan, tetapi berat sekali dalam timbangan -di akhirat-, dicintai oleh Allah Maha Pengasih, yaitu Subhanallah wa bihamdih dan Subhanallahil 'azhim." Artinya: Maha Suci Allah dan dengan mengucapkan puji-pujian padaNya dan Maha Suci Allah yang Maha Agung. (Muttafaq 'alaih)

1406. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya kalau saya mengucapkan: Subhanallah walhamdu lillah wa la ilaha illallah wallahu akbar -yg artinya: Maha Suci Allah, segenap puji bagi Allah, tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah adalah Maha Besar-, maka itu adalah lebih saya sukai daripada apa saja yang matahari terbit atasnya -yakni lebih disukai dari dunia dan seisinya ini." (Riwayat Muslim)

1407. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa mengucapkan: La ilaha illallah wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai-in qadir -yg artinya: Tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. BagiNya adalah semua kerajaan dan puji-pujian dan Allah adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu-, dalam sehari seratus kali, maka ia memperoleh pahala yang menyamai dengan memerdekakan sepuluh orang hamba sahaya, juga untuknya dicatatlah sebanyak seratus kebaikan dan dihapuskanlah dari dirinya sebanyak seratus keburukan, juga ia dapat memperoleh perjagaan dari godaan syaitan pada harinya itu sampai waktu sore. Tiada seorangpun yang dapat memperoleh sesuatu yang lebih utama dari apa yang dilakukan oleh orang di atas itu, melainkan seorang yang mengerjakan lebih banyak dari itu." Beliau s.a.w. selanjutnya bersabda: "Barangsiapa yang mengucapkan: Subhanallah wa bihamdih -Maha Suci Allah dan dengan mengucapkan puji-pujian padaNya-, dalam sehari sebanyak seratus kali, maka dihapuskanlah dari dirinya semua kesalahan-kesalahannya (dosa-dosa kecil), sekalipun kesalahan-kesalahannya itu banyaknya seperti buih lautan." (Muttafaq 'alaih)

1408. Dari Abu Ayyub al-Anshari r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Barangsiapa mengucapkan: La ilaha illallahu wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai-in qadir -artinya lihat hadits no.1407-, sebanyak sepuluh kali, maka ia adalah sebagaimana seorang yang memerdekakan empat jiwa dari keturunan Ismail." (Muttafaq 'alaih)

1409. Dari Abu Zar r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda kepada saya: "Tidakkah engkau semua suka kalau saya beritahukan kepadamu perihal ucapan yang paling dicintai oleh Allah? Sesungguhnya ucapan yang paling dicintai oleh Allah ialah Subhanallah wa bihamdih." (Riwayat Muslim)

1410. Dari Abu Malik al-Asy'ari r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Bersuci itu adalah separuh keimanan, bacaan Alhamdulillah itu adalah memenuhi beratnya timbangan -di akhirat, sedang Subhanallah dan Alhamdulillah itu memenuhi apa yang ada diantara langit dan bumi." (Riwayat Muslim)

1411. Dari Sa'ad bin Abu Waqqash r.a., katanya: "Ada seorang A'rab -penghuni pedalaman negeri Arab- datang kepada Rasulullah s.a.w., lalu berkata: "Ajarkanlah kepada saya sesuatu ucapan yang baik saya ucapkan!" Beliau s.a.w. bersabda: "Katakanlah: La ilaha illallah wahdahu la syarikalah, Allahu Akbar kabira, walhamdu lillahi katsira, wa subhanallahi rabbil 'alamin wa la haula wa la quwwata illa billahil 'azizil hakim." Artinya: Tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. Allah adalah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-banyaknya, Maha Suci Allah yang menguasai seluruh alam dan tiada daya serta tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah yang Maha Mulia lagi Bijaksana. Orang A'rab tadi lalu berkata: "Itu semua adalah untuk memuji Tuhanku. Lalu manakah yang untuk kepentinganku?" Beliau s.a.w. bersabda: "Katakanlah: Allahummaghfir li warhamni wahdini warzuqni" -Ya Allah, berilah pengampunan pada saya, berilah kerahmatan, juga petunjuk dan rezeki kepada saya. (Riwayat Muslim)

1412. Dari Tsauban r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila selesai dari shalatnya, beliau s.a.w. lalu mengucapkan istighfar -yakni ucapan Astaghfirullah, artinya: Saya mohon ampun kepada Allah-, sebanyak tiga kali, kemudian mengucapkan: Allahumma antas salam, wa minkas salam, tabarakta ya dzaljalali wal-ikram." Ya Allah, Engkau adalah Maha Menyelamatkan, daripadaMulah datangnya keselamatan, Engkau Maha Tinggi, hai Zat yang memiliki keperkasaan dan kemuliaan. Kepada al-Auza'i ditanyakan -Beliau adalah salah seorang yang meriwayatkan Hadis-: "Bagaimanakah ucapan istighfar itu?" Ia menjawab: "Orang yang beristighfar itu supaya mengucapkan: Astaghfirullah, astaghfirullah." (Riwayat Muslim)

1413. Dari Almughirah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. itu apabila selesai dari shalat dan telah bersalam, lalu mengucapkan: La ilaha illalahu wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai-in qadir -artinya lihat hadits no.1407-. Allahumma la mani'a lima a'thaita wa la mu'thia lima mana'ta wa la yanfa'u dzaljaddi minkal jaddu -Ya Allah, tiada yang kuasa menolak terhadap apa saja yang Engkau berikan dan tiada yang kuasa memberi terhadap apa saja yang Engkau tolak dan tiada akan memberikan kemanfaatan kekayaan itu kepada orang yang me-milikinya daripada siksaMu. (Muttafaq 'alaih)

1414. Dari Abdullah bin az-Zubair radhiallahu 'Anhuma bahwasanya ia mengucapkan setiap selesai mengerjakan shalat dan bersalam: La ilaha illallahu wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai-in qadir. Lahaula wa la quwwata illabillah. La ilaha illallahu wa la na'budu illa iyyahu, lahun ni'mati wa lahuts tsana-ul hasan. La ilaha illallahu mukhlishina lahuddina walau karihal kafirun. -Artinya: "Tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. BagiNya adalah semua kerajaan dan puji-pujian dan Allah adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah. Tiada Tuhan melainkan Allah dan kita tidak menyembah selain daripadaNya. BagiNyalah segala kenikmatan dan keutamaan dan bagiNya pula puji-pujian yang baik. Tiada Tuhan melainkan Allah, kita berikhlas hati menjalankan agama untukNya, sekalipun orang-orang kafir membencinya"-. Abdullah bin az-Zubair berkata: "Rasulullah s.a.w. biasa membaca dengan bacaan yang tersebut di atas itu sehabis setiap bershalat." (Riwayat Muslim)

1415. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya kaum fakir dari golongan para sahabat Muhajirin mendatangi Rasulullah s.a.w. lalu berkata: "Orang-orang yang memiliki harta banyak itu sama pergi -yakni meninggal dunia- dengan membawa derajat yang tinggi-tinggi dan kenikmatan yang kekal. Sebabnya ialah karena mereka bershalat sebagaimana kita bershalat, mereka berpuasa sebagaimana kita berpuasa, lagi mereka mempunyai kelebihan dari harta-harta mereka dan dapat mereka gunakan untuk beribadah haji, berumrah, berjihad serta bersedekah." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Tidakkah engkau semua suka kalau saya ajarkan kepadamu semua sesuatu yang dengannya itu engkau semua dapat mencapai pahala orang yang telah mendahuluimu dan dapat mendahului orang yang sesudahmu. Juga tiada seorangpun yang lebih utama pahalanya daripadamu semua, selain orang yang mengerjakan sebagaimana yang engkau kerjakan itu?" Mereka menjawab: "Baiklah, ya Rasulullah." Beliau s.a.w. bersabda: "Hendaklah engkau semua membaca tasbih, tahmid dan takbir sehabis shalat -wajib- sebanyak tiga puluh tiga kali masing-masing." Abu Shalih yang meriwayatkan hadits ini dari Abu Hurairah, ketika ditanya bagaimana cara menyebutkan tasbih, tahmid dan takbir itu, lalu menjawab: "Orang yang berdzikir itu supaya mengucapkan: "Subhanallah, Alhamdulillah dan Allahu Akbar -Maha Suci Allah dan segenap puji bagi Allah dan Allah adalah Maha Besar-." Sehingga jumlah semuanya itu ada tiga puluh tiga kali. (Muttafaq 'alaih) Imam Muslim menambahkan dalam riwayatnya: "Lalu kembalilah kaum fakir dari golongan sahabat Muhajirin itu kepada Rasulullah s.a.w. lalu mereka berkata: "Saudara-saudara kita yakni orang-orang yang berharta sudah sama mendengar apa yang kita kerjakan ini, kemudian merekapun mengerjakan seperti itu pula." Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Yang sedemikian itu adalah keutamaan Allah yang diberikan kepada orang yang dikehendaki." Addutsur adalah jamaknya datsrun dengan fathahnya dal dan saknahnya tsa' yang bertitik tiga, artinya ialah harta yang banyak.

1416. Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Rasulullah s.a.w. bersabda : "Barangsiapa yang membaca Subhanallah sehabis tiap bershalat -wajib- sebanyak tiga puluh tiga kali dan membaca Alhamdudillah sebanyak tiga puluh tiga kali dan pula membaca Allahu Akbar sebanyak tiga puluh tiga kali dan untuk menyempurnakan keseratusnya ia membaca: La ilaha illallahu wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai-in qadir -artinya lihatlah dalam hadits no.1407-, maka diampunkanlah untuknya semua kesalahan-kesalahannya, sekalipun banyaknya itu seperti buih lautan." (Riwayat Muslim)

1417. Dari Ka'ab bin 'Ujrah r.a. dari Rasulullah s.a.w. sabdanya: "Beberapa penghujung yang tidak akan rugilah orang yang mengucapkannya atau yang mengerjakannya sehabis setiap shalat yang diwajibkan, yaitu tiga puluh tiga kali bacaan tasbih, tiga puluh tiga kali bacaan tahmid dan tiga puluh empat kali bacaan takbir." (Riwayat Muslim)

1418. Dari Sa'ad bin Abu Waqqash r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. itu berta'awwudz -yakni berdoa untuk mohon perlindungan- pada setiap selesai shalat dengan kalimat-kalimat ini -yang artinya- "Ya Allah, saya mohon perlindungan kepadaMu daripada licik dan kikir, saya mohon perlindungan pula padaMu kalau saya sampai dikembalikan kepada serendah-rendahnya usia -yakni usia terlampau tua-, juga saya mohon perlindungan padaMu daripada fitnah dunia serta saya mohon perlindungan padaMu daripada fitnah kubur." (Riwayat Bukhari)

1419. Dari Mu'az r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. mengambil tangannya dan berkata: "Hai Mu'az, demi Allah, sesungguhnya saya ini mencintaimu." Beliau s.a.w. lalu melanjutkan sabdanya: "Saya berwasiat padamu, hai Mu'az, janganlah sekali-kali engkau meninggalkan setiap selesai bershalat mengucapkan -yang artinya: "Ya Allah, berilah saya pertolongan untuk tetap berdzikir kepadaMu, serta bersyukur kepadaMu dan beribadah secara baik kepadaMu." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih

1420. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jikalau seorang diantara engkau semua bertasyahhud -yaitu mengucapkan bacaan Attahiyyat dan seterusnya-, maka pada penghabisannya hendaklah mohon perlindungan kepada Allah dari empat perkara. Maka supaya ia mengucapkan -yang artinya: "Ya Allah, sesungguhnya saya mohon perlindungan kepadaMu daripada siksa neraka Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah di waktu hidup dan setelah mati dan pula dari kejahatan fitnahnya Dajjal yang mengembara." (Riwayat Muslim)

1421. Dari Ali r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila berdiri mengerjakan shalat, maka salah satu dari yang terakhir sekali beliau ucapkan antara tasyahhud dan salam, yaitu bacaan -yang artinya: "Ya Allah, ampunilah dosa-dosa saya yang lampau dan yang akan datang, juga yang saya sembunyikan serta yang saya tampakkan, bahkan juga yang saya perlebih-lebihkan dan dosa yang Engkau adalah lebih mengetahui daripada saya sendiri. Engkau adalah Maha Mendahulukan serta Maha Mengakhirkan, tiada Tuhan melainkan Engkau." (Riwayat Muslim)

1422. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Nabi s.a.w. itu memperbanyak dalam mengucapkan ketika ruku' dan sujudnya, yaitu Subhanakallahumma rabbana wa bihamdikallahummaghfirli -Maha Suci Engkau ya Allah, Tuhan kita dan dengan mengucapkan puji-pujian padaMu, ya Allah berilah pengampunan padaku." (Muttafaq 'alaih)

1423. Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahwasanya Rasulullah s.a.w. mengucapkan dalam ruku' dan sujudnya: "Subbuhun quddusun Rabbul malaikati warruh - Maha Suci dan Maha Bersih, yaitu Tuhan semua malaikat serta Jibril." (Riwayat Muslim)

1424. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Adapun ketika ruku' maka Maha Agungkanlah Tuhan di dalamnya, sedang ketika sujud, maka giatlah dalam berdoa, sebab nyata engkau semua akan dikabulkan doamu semua itu." (Riwayat Muslim)

1425. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sedekat-dekat keadaan seorang hamba dari Tuhannya ialah di waktu ia sedang bersujud, maka perbanyakkanlah berdoa dalam sujud itu." (Riwayat Muslim)

1426. Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. mengucapkan dalam sujudnya: Allahummaghfir li dzanbi kullahu, diqqabu wa jillahu wa awwalahu wa akhirahu wa 'alaniatahu wa sirrabu - ya Allah, berilah pengampunan padaku akan semua dosaku, yang kecil dan yang besar, yang permulaan dan yang penghabisan, yang terang-terangan dan yang rahasia." (Riwayat Muslim)

1427. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Pada suatu malam saya kehilangan Nabi s.a.w., lalu saya selidiki, tiba-tiba beliau s.a.w. sedang melakukan ruku' atau sujud dan di situ beliau mengucapkan: Subhanaka wa bihamdika la ilaha illa anta -Maha Suci Engkau dan dengan mengucapkan puji-pujian padaMu, tiada Tuhan melainkan Engkau." Dalam riwayat lain disebutkan: "Lalu jatuhlah tanganku -Aisyah- pada kedua tapak kakinya yang bagian dalam dan beliau sedang ada di dalam masjid, sedang kedua tapak kaki itu didirikan. Diwaktu itu beliau s.a.w. mengucapkan -yang artinya: Ya Allah, sesungguhnya saya mohon perlindungan dengan keridhaanMu daripada kemurkaanMu dan dengan pengampunanMu dari siksaanMu. Juga saya mohon perlindungan padaMu, saya tidak menghitung-hitungkan pujian atasMu. Engkau adalah sebagaimana yang Engkau pujikan pada diriMu sendiri. (Riwayat Muslim)

1428. Dari Sa'ad bin Abu Waqqash r.a., katanya: "Kita semua berada di sisi Rasulullah s.a.w., lalu beliau bersabda: "Adakah seorang diantara engkau semua itu tidak kuasa mencari seribu kebaikan dalam setiap harinya?" Kemudian ada seorang dari golongan yang duduk-duduk di waktu itu bertanya pada beliau s.a.w.: "Bagaimanakah caranya mencari seribu kebaikan itu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Hendaknya orang -yang ingin mendapat seribu kebaikan dalam sehari itu- tadi membaca tasbih seratus kali, maka untuknya dicatatlah sebanyak seribu kebaikan atau dihapuskanlah dari dirinya seribu kesalahan." (Riwayat Muslim) Al-Humaidi berkata: "Demikianlah yang disebutkan dalam kitab Muslim yakni dengan kata-kata: "Au yuhaththu" -artinya: atau dihapuskan. Al-Barqani berkata: "Hadis ini diriwayatkan oleh Syu'bah dan juga Abu 'Awanah dan Yahya al-Qaththan dari Musa yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari arahnya itu. Mereka mengatakan: Wa yuhaththu -artinya: dan dihapuskan, tanpa kata: "Alfin -yakni seribu."

1429. Dari Abu Zar r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Atas setiap ruas tulang dari seorang diantara engkau semua itu pada setiap paginya harus ada masing-masing sedekahnya. Maka setiap sekali bacaan tasbih adalah sedekah, setiap sekali bacaan tahmid adalah sedekah, setiap sekali bacaan tahlil adalah sedekah, setiap sekali bacaan takbir adalah sedekah, memerintahkan kepada kebaikan juga sedekah, mencegah dari kemungkaran juga sedekah dan keseluruhannya itu dapat dicukupi oleh dua rakaat yang dikerjakan oleh seorang itu dari shalat Dhuha." (Riwayat Muslim)

1430. Dari Ummul mu'minin yaitu Juwairiyah binti al-Harits radhiallahu 'anha bahwasanya Nabi s.a.w. keluar dari rumahnya pada pagi hari ketika bershalat Subuh. Waktu itu Juwairiyah ada di dalam masjidnya. Kemudian beliau s.a.w. kembali setelah melakukan shalat Dhuha, sedangkan Juwairiyah duduk. Kemudian beliau s.a.w. bersabda: "Engkau masih tetap dalam keadaan di waktu tadi saya tinggalkan." Juwairiyah menjawab: "Ya." Nabi s.a.w. lalu bersabda: "Saya telah mengucapkan setelah meninggalkan engkau tadi empat macam kalimat, sebanyak tiga kali, andaikata kalimat-kalimat itu ditimbang dengan kalimat-kalimat yang engkau ucapkan sejak hari ini tadi, niscaya kalimat-kalimat yang saya ucapkan itu menang daripada yang engkau ucapkan. Kalimat-kalimat itu ialah: "Subhanallah wa bihamdihi 'adada khalqihi wa ridba nafsihi wa zinata 'arsyihi wa midada kalimatibi -Maha Suci Allah dan dengan mengucapkan puji-pujian padaNya, sebanyak hitungan makhluk-Nya, sesuai dengan keridhaan ZatNya, seberat timbangan 'arasyNya dan sepanjang beberapa kalimatNya." (Riwayat Muslim) Dalam riwayat Imam Muslim lainnya disebutkan: Subhanallah 'adada khalqihi. Subhanalfah ridha nafsihi. Subhanallah zinata 'arsyihi. Subbanallah midada kalimatihi." Dalam riwayat Imam Tirmidzi disebutkan: Nabi s.a.w. bersabda: "Tidakkah engkau suka kalau saya ajari beberapa kalimat yang baik engkau membacanya, yaitu: Subhanallah 'adada khalqihi, tiga kali; Subhanallah ridha nafsihi, tiga kali; Subhanatlah zinata 'arsyihi, tiga kali; Subhanallah midada kalimatihi, tiga kali."

1431. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a. dari Nabi s.a.w,, sabdanya: "Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Tuhannya dan orang yang tidak berdzikir kepadaNya ialah seperti orang yang hidup dan orang yang mati." Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan juga diriwayatkan oleh Imam Muslim, yaitu sabda Nabi s.a.w. "Perumpamaan rumah yang di dalamnya digunakan untuk berdzikir kepada Allah dan rumah yang tidak digunakan untuk berdzikir kepada Allah adalah seperti benda yang hidup dan benda yang mati."

1432. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah Ta'ala berfirman -dalam hadits qudsi: "Aku adalah menurut sangkaan -keyakinan- hambaKu kepadaKu. Aku adalah beserta hambaKu itu apabila ia berdzikir -ingat- kepadaKu. Maka jikalau ia berdzikir kepadaKu dalam dirinya, maka Akupun ingat padanya dalam diriKu dan jikalau ia berdzikir kepadaKu di kalangan orang banyak, maka Aku ingat pada orang itu di kalangan makhluk yang lebih baik dari mereka itu -yakni di kalangan para malaikat." (Muttafaq 'alaih)

1433. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Telah dahululah orang-orang yang menyendiri." Para sahabat bertanya: "Siapakah orang-orang yang menyendiri itu, ya Rasulullah?" Beliau s.a.w. menjawab: "Mereka itu ialah yang sama berdzikir kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya, baik lelaki ataupun perempuan." (Riwayat Muslim) Maksudnya: Menyendiri dalam ingatnya kepada Allah di waktu orang-orang lain tidak mengingat kepadaNya. Inilah yang lebih dahulu memperoleh keridhaan Allah Ta'ala. Diriwayatkan Almufarridun dengan tasydidnya ra' dan ada yang meriwayatkan dengan takhfifnya -yakni ra'nya tanpa syaddah lalu dibaca mufridun. Tetapi yang masyhur yang dikatakan oleh Jumhur Ulama ialah dengan tasydid.

1434. Dari Jabir r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Seutama-utama dzikir ialah lafaz 'La ilaha illallah'." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.

1435. Dari Abdullah bin Busr r.a. bahwasanya ada seorang lelaki berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya syariat-syariat Islam sudah banyak -yakni hukum-hukumnya sudah lengkap- atas diriku, maka beritahukanlah kepada saya akan sesuatu yang saya dapat berpegang padanya." Beliau s.a.w. bersabda: "Supaya lisanmu itu senantiasa basah dengan berdzikir kepada Allah." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.

1436. Dari Jabir r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Barangsiapa mengucapkan: Subhanallah wa bihamdih, maka ditanamlah untuknya sebatang pohon kurma dalam syurga." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.

1437. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Saya bertemu Nabi Ibrahim a.s., pada malam saya di isra' kan, lalu beliau berkata: "Hai Muhammad, sampaikanlah salam saya kepada umatmu dan beritahukanlah kepada mereka bahwasanya syurga itu bagus tanahnya, tawar airnya dan bahwasanya ia adalah merupakan tanah datar yang rata dan benih tanaman syurga itu ialah: 'Subhanallah walhamdulillah wa la ilaha illallah wallahu akbar'." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.

1438. Dari Abuddarda' r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidakkah engkau semua suka kalau saya beritahukan kepadamu semua akan sebaik-baik amalanmu, juga seindah-indahnya bagi Tuhan yang Maha Merajaimu semua, serta yang tertinggi dalam derajat-derajatmu semua, bahkan lebih baik untukmu semua daripada menafkahkan emas dan perak, juga lebih baik untukmu semua daripada engkau semua bertemu dengan musuhmu lalu engkau tebas leher-leher mereka itu dan merekapun menebas leher-lehermu semua?" Para sahabat berkata: "Baiklah." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Yaitu berdzikir kepada Allah Ta'ala." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi. Imam Hakim, Abu Abdillah mengatakan bahwa isnad hadits ini adalah shahih.

1439. Dari Sa'ad bin Abu Waqqash r.a. bahwasanya ia bersama Rasulullah s.a.w. masuk ke tempat seorang wanita dan di mukanya ada beberapa biji atau beberapa kerikil -batu-batu kecil- yang digunakan untuk menghitung tasbihnya, lalu beliau s.a.w. bersabda: "Tidakkah engkau suka kalau saya memberitahukan padamu tentang sesuatu yang lebih mudah untukmu daripada ini dan bahkan lebih utama?" Selanjutnya beliau s.a.w. bersabda: "Yaitu suatu bacaan -yang artinya: Maha Suci Allah sebanyak hitungan apa-apa yang diciptakan olehNya di langit. Maha Suci Allah sebanyak hitungan apa-apa yang diciptakan olehNya di bumi. Juga Maha Suci Allah sebanyak hitungan apa-apa yang ada diantara langit dan bumi. Maha Suci Allah sebanyak hitungan apa-apa yang diciptakan olehNya. Allah adalah Maha Besar sebanyak seperti itu pula. Segenap puji bagi Allah sebanyak seperti itu pula. Tiada Tuhan melainkan Allah sebanyak seperti itu pula dan tiada daya serta tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah sebanyak seperti itu pula." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.

1440. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a., katanya: "Rasulullah sa..w. bersabda kepadaku: "Tidakkah engkau suka kalau saya tunjukkan kepadamu pada sesuatu gedung simpanan dari beberapa gedung simpanan syurga?" Saya -Abu Musa- berkata: "Baiklah, ya Rasulullah." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Yaitu ucapan: La haula wala quwwata illa billah -Tiada daya dan tiada kekuatan, melainkan dengan pertolongan Allah." (Muttafaq 'alaih)

Rabu, 21 Januari 2015

Ujian Keimanan dan bersabar dalam mencapai Kemenangan

" Ujian Keimanan dan bersabar dalam mencapai Kemenangan "
Dari Abu Abdullah, yaitu Khabbab bin Aratti r.a., katanya: "Kita mengadu kepada Rasulullah s.a.w. dan beliau ketika itu meletakkan pakaian burdahnya di bawah kepalanya sebagai bantal dan berada di naungan Ka'bah, kita berkata: Mengapa Tuan tidak memohonkan pertolongan -kepada Allah- untuk kita, sehingga kita menang? Mengapa Tuan tidak berdoa sedemikian itu untuk kita?" Beliau lalu bersabda: "Pernah terjadi terhadap orang-orang sebelummu -yakni zaman Nabi-nabi yang lalu, yaitu ada seorang yang diambil- oleh musuhnya, karena ia beriman, kemudian digalikanlah tanah untuknya dan ia diletakkan di dalam tanah tadi, selanjutnya didatangkanlah sebuah gergaji dan ini diletakkan di atas kepalanya, seterusnya kepalanya itu dibelah menjadi dua. Selain itu iapun disisir dengan sisir yang terbuat dari besi yang dikenakan di bawah daging dan tulangnya, semua siksaan itu tidak memalingkan ia dari agamanya -yakni ia tetap beriman kepada Allah. Demi Allah sesungguhnya Allah sungguh akan menyempurnakan perkara ini -yakni Agama Islam, sehingga seorang yang berkendaraan yang berjalan dari Shan'a ke Hadhramaut tidak ada yang ditakuti melainkan Allah atau karena takut pada serigala atas kambingnya -sebab takut sedemikian ini lumrah saja. Tetapi engkau semua itu hendak bercepat-cepat -ingin kemenangan- saja." (Riwayat Bukhari)
Dari Anas r.a., berkata: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jikalau Allah menghendaki kebaikan pada seorang hambaNya, maka ia mempercepatkan suatu siksaan -penderitaan- sewaktu dunia, tetapi jikalau Allah menghendaki keburukan pada seorang hambaNya, maka orang itu dibiarkan sajalah dengan dosanya, sehingga nanti akan dipenuhkan balasan -siksaannya pada- hari kiamat." Dan Nabi s.a.w. bersabda -juga riwayat Anas r.a.-: "Sesungguhnya besarnya balasan -pahala- itu menilik -tergantung pada- besarnya bala' yang menimpa dan sesungguhnya Allah itu apabila mencintai sesuatu kaum, maka mereka itu diberi cobaan. Oleh sebab itu barangsiapa yang rela -menerima bala' tadi-, ia akan memperoleh keridhaan dari Allah dan barangsiapa yang uring-uringan (tidak rela) maka ia memperoleh kemurkaan Allah pula." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidz

hadist qudzi

وعَن أبي مَسعودٍ ، رضي اللَّه عنه . قالَ : قال لي النبيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : «اقْرَأْ علَّي القُرآنَ » قلتُ : يا رسُولَ اللَّه ، أَقْرَأُ عَلَيْكَ ، وَعَلَيْكَ أُنْزِلَ ؟، قالَ : « إِني أُحِبُّ أَنْ أَسْمَعَهُ مِنْ غَيْرِي » فقرَأْتُ عليه سورَةَ النِّساء ، حتى جِئْتُ إلى هذِهِ الآية : { فَكَيْفَ إِذا جِئْنا مِنْ كُلِّ أُمَّة بِشَهيد وِجئْنا بِكَ عَلى هَؤلاءِ شَهِيداً } [ الآية : 41 ] قال : « حَسْبُكَ الآنَ » فَالْتَفَتَّ إِليْهِ . فَإِذَا عِيْناهُ تَذْرِفانِ . متفقٌ عليه .
Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Nabi s.a.w. bersabda kepadaku: "Bacakanlah al-Quran untukku." Saya berkata: "Ya Rasulullah, apakah saya akan membacakan al-Quran itu, sedangkan ia diturunkan atas Tuan?" Beliau s.a.w. bersabda: "Saya senang kalau mendengarnya dari orang lain."
Saya lalu membacakan untuknya surah an-Nisa', sehingga sampailah saya pada ayat- yang ertinya: "Bagaimanakah ketika Kami datangkan kepada setiap ummat seorang saksi dan engkau Kami jadikan saksi atas ummat ini?" - Surat an-Nisa' 41.
Setelah itu Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Sudah cukuplah bacaanmu sekarang." Saya menoleh kepada beliau s.a.w., tiba-tiba kedua mata beliau itu meleleh airmatanya." (Muttafaq 'alaih)

وعن ابن مسعودٍ ، رضي اللَّه عنه ، قالَ : قال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « الجَنَّةُ أَقْرَبُ إلى أَحَدِكُمْ مِنْ شِرَاكِ نَعْلِه وَالنَّارُ مِثْلُ ذلك » رواه البخاري .
Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda kepadaku: "Syurga itu lebih dekat dari seseorang di antara engkau semua daripada tali terumpahnya dan neraka pun demikian pula." (Riwayat Bukhari

وعن أبي سَعيد الخدرِيِّ ، رضي اللَّه عَنه ، أَنَّ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « إذا وُضِعتِ الجَنَازَةُ واحْتمَلَهَا النَّاسُ أَو الرِّجالُ عَلى أَعْنَاقِهمِ ، فَإِنْ كانَتْ صالِحَةً قالَتْ : قَدِّمُوني قَدِّمُوني ، وَإنْ كانَتْ غَير صالحةٍ ، قالَتْ : يا ويْلَهَا ، أَيْنَ تَذْهَبُونَ بَها ؟ يَسْمَعُ صَوتَها كُلُّ شيءٍ إلاَّ الإِنْسَانُ ، وَلَوْ سَمِعَهُ لَصَعِقَ » رواه البخاري .
Dari Abu Said al-Khudri r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Apabila janazah itu telah diletakkan - dalam usungan - dan orang-orang lelaki membawanya di atas leher-lehernya - diangkat ke kubur, maka jikalau janazah itu shalih, ia berkata: "Dahulukanlah aku, dahulukanlah aku," - yakni segerakan ditanam kerana sudah amat rindu pada kerahmatan serta kenikmatan dalam kubur. Tetapi jikalau janazah itu bukan shalih, maka ia pun berkata: "Aduhai celakanya tubuhku, ke mana engkau semua membawa tubuhku ini." Suara janazah itu dapat didengar oleh segala benda, melainkan manusia, sebab andaikata ia mendengarnya, tentulah ia akan mati sekali." (Riwayat Bukhari)

وعن أَنسٍ ، رضي اللَّه عنه قال : سمعتُ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقول : « قال اللَّه تعالى : يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعوْتَني وَرَجوْتَني غَفَرْتُ لَكَ عَلى ما كَانَ مِنكَ ولا أُبَالِي ، يا ابن آدمَ ، لَوْ بَلغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السماءِ ، ثم اسْتَغْفَرْتَني غَفَرتُ لَكَ ، يَا ابْنَ آدَم ، إِنَّكَ لَو أَتَيْتَني بِقُرابٍ الأَرْضِ خطايا ، ثُمَّ لَقِيْتَني لا تُشْرِكُ بِي شَيْئاً ، لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً » رواه الترمذي
Dari Anas r.a., katanya: "Saya mendengarkan Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah Ta'ala berfirman - dalam Hadis Qudsi: "Hai anak Adam - yakni manusia, sesungguhnya engkau itu selama suka berdoa dan mengharapkan kerahmatanKu, maka pastilah Aku memberikan pengampunan padamu atas segala dosa yang ada padamu dan Aku tidak peduli - betapa banyaknya. Hai anak Adam, andaikata dosa-dosamu itu telah mencapai setinggi langit - kerana sangat banyaknya, kemudian engkau memohonkan pengampunan padaKu, pasti Aku mengampuninya. Hai anak Adam, andaikata engkau datang padaku dengan membawa kesalahan hampir sepenuh bumi, kemudian engkau menemui Aku, asalkan engkau tidak menyekutukan sesuatu denganKu, pastilah Aku akan mendatangimu dengan membawa pengampunan hampir sepenuh bumi itu pula." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi)

وعن جابِر بن عبدِ اللَّه ، رضي اللَّه عنهما ، أَنَّهُ سَمعَ النَبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، قَبْلَ موْتِهِ بثلاثَةِ أَيَّامٍ يقولُ : « لا يموتن أَحَدُكُم إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ باللَّه عزَّ وَجَلَّ » رواه مسلم .
Dari Jabir r.a. bahawasanya Ia mendengar Nabi s.a.w., sebelum wafatnya kurang tiga hari pernah bersabda: "Janganlah seseorang dari engkau semua itu meninggal dunia, melainkan ia harus memperbaguskan sangkaannya kepada Allah Azza wa jalla." (Riwayat Muslim)

وعن أبي هريرة ، رضيَ اللَّه عنه ، عن رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم أَنَّهُ قال : « قالَ اللَّه ، عَزَّ وَجلَّ ، أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدي بي ، وأَنَا مَعَهُ حَيْثُ يَذْكُرُني ، وَاللَّهِ للَّهُ أَفْرَحُ بتَوْبةِ عَبْدِهِ مِنْ أَحَدِكُمْ يجدُ ضالَّتَهُ بالْفَلاةِ ، وَمَنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ شِبْراً ، تَقرَّبْتُ إِلَيْهُ ذِرَاعاً ، وَمَنْ تَقَرّبَ إِلَيَّ ذِراعاً ، تقَرَّبْتُ إليه بَاعاً ، وإِذَا أَقْبَلَ إِلَيَّ يمْشي ، أَقبلتُ إلَيه أُهَرْوِلُ » متفقٌ عليه
Dari Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah s.a.w., sabdanya: "Allah Azza wa jalla berfirman-dalam Hadis Qudsi: "Aku adalah menurut sangkaan hambaKu dan Aku akan selalu besertanya selama ia mengingat padaKu. Demi Allah, nescayalah Allah itu lebih gembira kepada taubatnya seseorang hambaNya daripada seseorang di antara engkau semua yang menemukan sesuatu bendanya yang telah hilang di padang yang luas. Barangsiapa yang mendekat padaKu dalam jarak sejengkal, maka Aku mendekat padanya dalam jarak sehasta dan barangsiapa yang mendekat padaKu dalam jarak sehasta, maka Aku mendekat padanya dalam jarak sedepa. Jikalau hambaKu itu mendatangi Aku dengan berjalan, maka Aku mendatanginya dengan bergegas-gegas." (Muttafaq 'alaih)

وعنه قالَ : قالَ رسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ في ظِلِّهِ يَوْمَ لا ظِلَّ إلاَّ ظِلُّهُ : إِمامٌ عادِلٌ ، وشابٌّ نَشَأَ في عِبَادَةِ اللَّه تَعالى . وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّق بالمَسَاجِدِ . وَرَجُلانِ تَحَابَّا في اللَّه . اجتَمَعا عَلَيهِ . وتَفَرَّقَا عَلَيهِ ، وَرَجَلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمالٍ . فَقَالَ : إِنّي أَخافُ اللَّه . ورَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةَ فأَخْفاها حتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمالهُ ما تُنْفِقُ يَمِينهُ . ورَجُلٌ ذَكَرَ اللَّه خالِياً فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ» متفقٌ عليه Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ada tujuh macam orang yang akan dinaungi oleh Allah dalam naunganNya pada hari yang tiada naungan melainkan naunganNya sendiri - yakni hari kiamat, iaitu imam - kepala atau pemimpin - yang adil. Pemuda yang membesar -sejak kecilnya - dalam beribadat kepada Allah, orang yang hatinya tergantung - sangat memerhatikan -kepada masjid-masjid dua orang yang saling cinta-mencintai kerana Allah, keduanya berkumpul atas keadaan sedemikian itu dan keduanya berpisah atas keadaan sedemikian itu pula, orang lelaki yang diajak oleh wanita yang mempunyai kedudukan dan berparas cantik, lalu ia berkata: "Sesungguhnya saya ini takut kepada Allah," - demikian pula sebaliknya, iaitu wanita yang diajak lelaki lalu bersikap seperti di atas, juga orang yang bersedekah dengan suatu sedekah lalu disembunyikan sedekahnya itu sehingga seolah-olah tangan kirinya tidak tahu apa yang dinafkahkan oleh tangan kanannya dan orang yang mengingat pada Allah di waktu keadaan sunyi lalu melelehlah airmata dari kedua matanya." (Muttafaq 'alaih
وعن أبي سعيدٍ الخدريِّ ، رضيَ اللَّه عنه . قالَ : جَلَسَ رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم عَلى المِنْبَرِ ، وَجَلسْنَا حَوْلَهُ.فقال:« إِنَّ مِمَّا أَخَافُ عَلَيْكُم مِنْ بَعْدِي مَا يُفْتَحُ عَلَيْكُمْ مِن زَهْرَةِ الدُّنيَا وَزيَنتهَا » متفقٌ عيه.
Dari Abu Said al-Khudri r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. duduk di atas mimbar dan kita duduk di sekitarnya, lalu beliau s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya salah satu yang saya takutkan atas mu semua sepeninggalku nanti ialah apa yang akan dibukakan untukmu semua itu dari keindahan harta dunia serta hiasan-hiasannya - yakni bahawa meluapnya kekayaan pada ummat Muhammad inilah yang amat ditakutkan, sebab dapat merosakkan agama jikalau tidak waspada mengendalikannya." (Muttafaq'alaih

Indahnya Tersembunyi:.
Rasulullah SAW bersabda: .
إن الله يحب العبد التقي الغني الخفي
"Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertaqwa, kaya hati, dan tersembunyi."(Riwayat Muslim)
DZIKIR KHUSUS SETELAH SHOLAT MAGHRIB DAN SHUBUH
Nabi shalallahu alaihi wassalam bersabda : "Barangsiapa setelah sholat Magrib dan Shubuh membaca Laailaaha illallah wahdahu la syariika lahu, lahulmulku walahul hamdu yuhyi wa yumit wa huwa 'alaa kulli syai'in Qodir' 10x, maka, ALLAH akan tulis setiap 1x nya 10 kebaikan, dihapus 10 kejelekan, diangkat 10 derajat, ALLAH lindungi dr setiap kejelekan, dan ALLAH lindungi dari godaan syaitan" (HR. Ahmad IV/227, Tirmidzi no.3474)






Senin, 19 Januari 2015

Syarat pelaksanaan shalat jum'at menurut Imam Safi'i

Dalam MADZHAB IMAM SAFI'IH diantara syarat pelaksaan sholat jum'at Adalah seluruh jamaah yang dijumlahnya 40/41 orang harus bermukim tetap (MUSTAWTHIN) Maksudnya penduduk asli daerah Jika kurang dari 40/ 41 orang maka sholat jum'atnya tidak sah dan harus (MENGQADHA'INYA) dengan sholat (ZHUHUR) DiDaLaM KITAB I'ANA ATH-THALIBIN, 2: 56, FATH AL-WAHHAB 74-75

Jumat, 16 Januari 2015

Tips Tidak Lalai Saat Sholat Lima Waktu

Tips Agar Tidak Lalai Menjalankan Sholat Lima Waktu
Bagi seorang muslim sholat merupakan suatu kewajiban yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila tidak dikerjakan adalah dosa. sholat merupakan salah satu rukun islam dan merupakan tiang agama. seseorang yang meninggalkan sholat nya akan runtuh agamanya. Di jaman seperti sekarang ini banyak sekali godaan yang mengakibatkan kita malas ,menunda nunda, bahkan dengan sengaja meninggalkan sholat yang harus dikerjakan 5 kali dalam sehari. Kehidupan dunia dan akhirat harus seimbang oleh karena itu disamping kita bekerja dan bersibuk ria untuk urusan dunia kita juga harus meluangkan waktu untuk kehidupan di akhirat kita yang lebih kekal.
Ada beberapa tips dari saya yang mungkin berguna agar kita bisa mengerjakan sholat 5 waktu dalam sehari hari secara rutin .
Perbanyak dzikir ,dan mengingat kematian. dengan memperbanyak dzikir kita akan semakin dekat dengan Allah sehingga Allah pun akan sayang sama kita,kalau sudah begitu kita akan dengan mudah di ingatkan oleh Allah jika kita lupa akan kewajiban kita. dengan mengingat kematian kita akan segera sadar dan bersemangat untuk mencari pahala sebesar besarnya karena kematian dapat datang kapan saja.
1. Istirahat yang cukup agar tubuh kita tidak merasa capek dan malas dalam mengerjakan sholat. tidur malam lebih awal dari jam tidur biasanya agar saat kita bangun pagi untuk sholat subuh atau sholat sunnah tidak merasa ngantuk.
2. aktifkan alarm di handphone atau jam beker waktu datangya masuk sholat. atau kita bisa juga menggunakan aplikasi adzan / pengingat sholat untuk handphone jenis tertentu .
3. Buat cowok cowok pada umumnya jangan sering sering melakukan onani, disamping berakibat dosa juga kita pasti repot kalau sering sering mandi wajib, betul kan. hehe
4. bawalah selalu peralatan sholat seperti sajadah,kopyah,sarung kalau kita mau pergi kemana mana. hal ini sangat diperlukan apabila kita tidak juga menemukan musholla, seperti yang dilakukan shah rukh khan waktu sholat di luar kafe yang merupakan tanah yang tandus dalam film my name is khan . buat cewek cewek juga jangan lupa untuk membawa mukena. tetapi barang barang tersebut pilih yang ringan dan tipis agar tidak memberatkan di perjalanan.
5. bawalah selalu kompas dan peta atau gps agar kita tidak salah kiblat dalam menjalankan ibadah sholat, apalagi kalau kita pergi ke daerah yang mayoritas masyarakatnya bukan pemeluk islam

Ingat Ada Aplikasi Al-Qur'an Yang Palsu

Ingat Ada Aplikasi Al_quran Yang Palsu
Kepada semua muslim di manapun berada .
Telah di temukan kejanggalan pada "aplikasi “The Holy Quran Arabic text and English translation”. Diterjemahkan
Oleh Maulvi Sher Ali dan Ahmadiyyah Muslim Community "
Mereka telah mencoba coba untuk mengubah fakta isi Al-Quran.
Produk ini perlu diboikot kerana telah jelas ada perubahan pada
Ayat terutama : Q.S Ali Imran :7

silahkan di cek ulang , dan tolong di sebarkan ke semua muslim.

dan Hati-hati dengan antek - antek Ahmadiyah dan Syiah yang suka merubah AlQuran ini .... Mohon disebarkan ..

Senin, 12 Januari 2015

Ruang Lingkup Aqidah Islam



Ruang Lingkup Aqidah Islam
A.  Pendahuluan
B.  Ruang Lingkup Aqidah Islam
1.    Aqidah Adalah pusaka yang ditinggalkan oleh rasul tuhan sebagai penghimpun yang mengikat erat antara seluruh kaum mukminin dengan satu agama atau suatu kepercayaaan yang tidak memaksa, tidak sukar untuk diterima oleh akal fikiran tetapi kuasa untuk mengarahkan manusia untuk menuju kemuliaan dan keluhuran serta keimanan
2.    Pengertian keimanan atau Akidah tersusun dari enam perkara:
1.    Ma’rifat kepada allah
Ma’rifat dengan nama – namaNya yang mulia dan sifat - sifatNya yang tinggi. Juga ma’rifat dengan bukti –bukti wujud atau adaNya serta kenyataan sifat keagunganNya dalam alam semesta atau dunia ini. Cara bermakrifat kepada allah yaitu Menggunakan akal fikiran dan memeriksa secara teliti apa- apa yang diciptakan allah yang berupa benda – benda yang beraneka ragam, Memakrifati nama –nama Allah ta’ala serta sifatnya. Taklid adalah suatu penghalang besar untuk kemerdekaan akal atau penutup akal fikiran. Ma’rifat kepada allah yang akan memancarkan berbagai perasaan yang baik dan dapat dibina diatasNya semangat untuk menuju kearah perbaikan. Makrifat ini dapat pula memberikan didikan kepada hati untuk senantiasa menyelidiki dan meneliti mana –mana yang salah dan tercela, malahan dapat menumbuhkan kemauan untuk mencari keluhuran kemuliaan dan ketinggian budi dan akhlak dan sebaliknya juga menyuruh seseorang supaya menghindarkan dirinya dari amal perbuatan yang hina, rendah dan tidak berharga sedikitpun. Keimanan itu sebagai kepercayaan dan amal perbuatan yang dijadikan pedoman dalam mengatur tingkah buruknya suatu insan. Profesor yang terkenal bernama Kamyl flamaryon menulis dalam bukunya “kekuatan alam yang belum dikenal”[1] sebagai berikut:
Ø Kita semua tahu bahwa kita ini berfikir tetapi apakah sebenarnya makna berfikir itu? Rasanya tidak seorangpun yang bisa menjawab
Ø Kita semua mengerti bahwa kita inipun berjalan tetapi apakah sebenarnya pekerjaan otot itu? Inipun tidak seorangpun yang bisa mengetahui hakikatnya
Ø Bahwa kehendak adalah merupakan suatu kekuatan yang bukan termasuk dalam kebendaan dan segala khusus diriku itupun bukan termasuk kebendaan juga. Namun setiap aku berkehendak akan mengangkat tanganku, maka aku tahu bahwa kehendakku itulah yang menggerakkan benda milikku yakni tangan tadi. Apakah kiranya yang menjadi perantara yang berada ditengah – tengah antara kekuatan akal dalam menimbulkan suatu hasil yang mempengaruhi gerakan kebendaan itu? Tentang pertanyaan ini tidak ada yang memberikan jawaban padaku
Ø Bagaimana urat – urat syaraf mata itu dapat memindahkan gambaran – gambaran benda sampai kedalam akal?
Ø Bagaimana pulalah akal itu dapat menerimanya? Lagi pula: Dimana letak akal tersebut? Dan bagaimana tabiat pekerjaan otak itu?
Ø Bagaimanakah akal yang sesempit itu dapat mencapai Dzatnya tuhan yang maha tinggi itu? Rasanya tidak ada seorangpun yang bisa menjawab
Ustadz alkabir mohammad farid wajdi rahimatullah mengatakan: “ jika sekiranya kita puas dengan beratus – ratus puncak ilmu dan filsafat mengewnai pendapat perihal tidak adanya unsur kesengajaan dalam penciptaaan alam semesta dan jagad raya ini maka tentulah tidak diharuskan untuk mengikuti hal itu lebih yang jelas tertera dalam keterangan/bukti agama(dalil naqal). Fitrah adalah keaslian yang diatasnya allah taala menciptakan manusia itu atau kata lain gharizah diniah, gharizah diniah (pembawaan keagamaan) adalah satunya hal yang merupakan batas pemisah antara makhluk tuhan yang disebut manusia dan yang disebut binatang. Sifat – sifat yang dimiliki Allah ta’ala yakni:
1.    Sifat – sifat salbiah yaitu yang menarik/meniadakan dari allah ta’ala akan sifat – sifat yang tidak sesuai, tidak layak dan tidak cocok dengan kesempurnaan dzatnya. Adapun yang termasuk golongan salbiah yaitu:
ü Allah bersifat awwal dan akhir
Maha awwal maksudnya yang terdahulu sekali wujudnya bila dibandingkan dengan segala yang wujud ini tanpa didahului dengan ketiadaan dan maha akhir maksudnya kekal selamanya setelah rusaknya segala yang wujud ini
ü Allah tidak serupa dengan sesuatu maksudnya allah tidak menyamai segala yang merupakan makhlukNya dan tidak sesuatu makhlukpun yang menyamai Allah
ü Allah adalah Maha Esa
o   Esa dalam dzatnya maksudnya Dzat Nya allah tidaklah tersusun dari beberapa bagian yang terpotong – potong dan bahwa Allah tidak ada sekutu baginya didalam memrintah dan menguasai kerajaannya.
o   Esa dalam sifatNya maksudnya tidak ada sesuatu yang sifatnya meyerupai sifat – sifat Allah
o   Esa dalam Af’alnya/perbuatannya maksudnya bahwa tidak seorangpun yang selain Allah yang mempunyai perbuatan sebagaimana yang dilakukan olehNya
2.    Sifat – sifat tsubutiah yaitu sebagai ketetapan keadaan Allah
ü Kuasa (Qudrah), Adapun kekuasaan Allah dapat berlaku dalam segala waktu yakni mewujudkan semua yang mungkin atau melenyapkannya
ü Berkehendak (Iradah), naksudnya dia yang menetukan sesuatu yang mungkin dengan sebagian dari apa yang pantas berlaku untuknya
ü Mengetahui ( Ilmu), maksudnya mengetahui segala sesuatu tentang mahluknya baik syang sudah lampau, yang sedang terjadi atau yang akan terjadi
ü Hidup (Hayat) maksudnya Allah itu maha kekal dan tidak akan rusak dan kehidupannya yang amat sempurna
ü Berfirman (kalam) maksudnya cara berfirman Allah tidak dengan huruf ataupun suara. Sifat ini ditetapkan Allah untuk dirinya dan bahwa dia telah berbicara kepada musa melalui perantara malaikat
ü Mendengar (sama’) dan Melihat(bashar) maksudnya dapat melihat maupun mendengar segal sesuatu yang wujud sampai geraknya seekor semut hitam yang berjalan diatas batu licin pada malam yang gelap gulita
Berma’rifat juga berikrar dengan Macam – macam tauhid serta mengamalkannya. Macam tauhid ada lima yaitu:
1.  Tauhid uluhiyah atau ubudiyah adalah mengesakan allah melalui segala pekerjaan hamba yang dengan itu mereka dapat mendekatkan diri kepada Allah.contohnya: tawaf, salat, haji, puasa, menyembelih,sujud, rukuk, khauf(rasa takut), raja’ (rasa harap), istighosah(memohon pertolongan dikala kesempitan), Isti’anah(minta pertolongan), berinfak dijalan allah dan apa saja yang disyariatkan dan diperintahkan allah dengan tidak menyekutukannya
2.  Tauhid Rububiyah adalah mentauhidkan segala apa yang dikerjakan allah baik mencipta, memberi rizki, menghidupkan dan mematikan ciptaanya atau tauhid ini merupakan kepercayaan orang muslim bahwa alam semesta dan segala isinya merupakan ciptaan allah serta diawasi dan dipelihara olehnya.contohnya: iman, Qada’ dan Qadar
3.  Tauhid Al-Asma wa sifat adalah Menetapkan apa yang Allah dan rasulnya telah tetapkan atas dirinya baik yang berkenan dengan nama dan sifat allah dan mensucikan dari segala cela. contohnya pensifatan asmaul husna
4.  Tauhid Mulkiyah yaitu mengesakan Allah terhadap pemilikan, pemerintahan, dan penguasaan Nya terhadap alam ini. Contohnya yang termasuk sifat mulkiyah pemimpin, pembuat hukum dan pemerintahannya
5.  Tauhid Qouli dan amali yaitu tauhid tidak hanya sebatas diyakini dalam hati melainkan harus diikrarkan dengan lisan dan diwujudkan melalui perbuatan
2.    Ma’rifat dengan alam yang ada dibalik alam semesta
     yakni alam yang tidak dapat dilihat. Demikian pula kekuatan – kekuatan kebaikan yang terkandung didalamnya yakni yang berbentuk malaikat, juga kekuatan – kekuatan jahat yang berbentuk iblis dan sekalian tentaranya dari golongan syaitan. Selain itu juga makrifat dengan apa yang ada didalam yang lain lagi seperti jin dan ruh. Ma’rifat kepada malaikatnya allah yang dapat mengajak hati sendiri untuk mencontoh dan meniru perilaku malaikat yang serba baik dan terpuji juga dapat tolong menolong dengan mereka untuk mencapai yang hak dan luhur, selain itu mengajak pula untuk memperoleh penjagaan yang sempurna sehingga tidak satupun yang timbul dari manusia itu melainkan yang baik dan segala tindakannyapun tidak akan ditujukan melainkan untuk maksud yang mulia belaka.
3.    Ma’rifat dengan kitab allah
Mak’rifat dengan kitab – kitab allah yang diturunkan olehNya kepada para rasul. Kepentingannya adalah dijadikan sebagai batas untuk mengetahui antara yang hak dan bathil, yang baik dan jelek, yang halal dan yang haram , juga antara yang bagus dan yang buruk. Mak’roifat ini yang memberikan arah untuk menempuh jalan yang lurus bijaksan dan diridhai oleh allah yang tentunya sudah digariskan oleh allah agar seluruh ummatnya mentaati. Sebabnya yaitu karena hanya dengan melalui jalan inilah maka seseorang itu dapat sampai kearah kesempurnaan yang hakiki baik dalam segi kebendaan materi atau segi kerohanian dan akhlak
4.    Ma’rifat dengan nabi - nabi serta rasul allah
Ma’rifat dengan nabi - nabi serta rasul allah  yang dipilih olehNya untuk menjadi pembimbing kearah petunjuk serta pemimpin seluruh makhluk guna menuju kepada yang hak. Dengan makrifat ini agar setiap manusia itu mengikuti jejak langkahnya, memperhias diri dengan meniru akhlak para rasul itu. Selain itu juga bersabar dan tabah hati dalam mencontoh beliau. Sebab langkahnya para rasul mencerminkan suatu teladan yang tinggi nilainya dan bermutu baik bahkan itulah yang merupakan kehidupan yang suci dan bersih yang dikehendaki oleh allah agar dimiliki oleh seluruh makhluk manusia
5.    Ma’rifat dengan hari akhir
Ma’rifat dengan hari akhir dan peristiwa – peristiwa yang terjadi disaat itu seperti kebangkitan dari kubur, memperoleh balasan, pahala atau siksa, surga dan neraka. Makrifat kepada hari akhir dan ini akan menjadi pembangkit yang terkuat untuk mengajak manusia itu berbuat kebaikan dan meninggalkan keburukan.
6.    Ma’rifat kepada takdir (Qada’ dan Qadar)
Ma’rifat kepada takdir (Qada’ dan Qadar) yang diatas landasannya itulah berjalannya peraturan segala yang ada dialam semesta ini, baik dalam penciptaan atau cara mengaturnya. Mak’rifat ini akan memberikan bekal kekuatan dan kesanggupan kepada seseorang untuk menanggulangi segala macam rintangan, siksaan, kesengsaraan dan kesukaran. Sementara itu akan dianggap kecil sajalah segala penghalang dan cobaan. Sekalipun bagaiman adahsyat dan hebatnya.,
     Manusia itu Musayyar (mengikuti apa-apa yang ia harus melakukannya sesuai dengan perintah) atau mukhayyar (Diberi kebebasan memilih mana – mana yang hendak dikerjakan sesuai dengan kehendak hati)
Penutup


[1] Prof Kamyl flamaryon, Kekuatan alam yang belum dikenal, terj. Heri parwoko,bandung:CV. Putra Kembar Jaya,1997,hlm 80

Minggu, 11 Januari 2015

10 MACAM SIKSAAN WANITA DI NERAKA

10 MACAM SIKSAAN WANITA DI NERAKA
1. Wanita yang digantung rambutnya dan otaknya mendidih karena tidak menutup rambutnya.
2. Wanita yang digantung lidahnya, dan tangannya dikeluarkan dari punggungnya sedang cairan aspal panas dituangkan pada tenggorokannya,karena menyakiti hati suaminya dengan lidahnya / kata-katanya.
3. Wanita yang digantung dengan buah dadanya karena menyusui anak orang lain tanpa izin suaminya.
4. Wanita yang diikat dengan tangannya karena keluar rumah tanpa izin suami dan tidak mandi wajib dari haid dan nifas.
5. Wanita yang diikat dengan kaki dan tangannya sampai ke ubun-ubun, dibelit dan disengati ular dan kalajengking karena dia mampu untuk mengerjakan shalat dan puasa tapi tidak mengerjakannya dan tiak mau wudhu dan mandi wajib.
6. Wanita yang memakan badannya sendiri karena bersolek untuk dilihat laki-laki lain dan suka membicarakan aib orang lain.
7. Wanita yang menggunting-gunting badannya karena suka memanjakan diri (ingin terkenal) dan mempertontonkanperhiasannya di depan orang banyak sehingga tertarik padanya.
8. Wanita berkepala babi dan badannya seperti keledai karena dia suka berdusta dan mengadu domba.
9. Wanita berbentuk seperti anjing dan api dimasukkan dari mulut hingga keluar dari duburnya dan malaikat memukul-mukul kepalanya karena dia ahli fitnah dan suka marah-marah pada suaminya.
10. Wanita diikat kedua kakinya sampai ke payudara dan kedua tangannya sampai ke ubun-ubun dan disengati ular dan kalajengking karena ia telah mempersilahkan laki-laki lain untuk berzina dengannya
Astagfirullah....
Marilah kita berdoa, bermunajat kepada Allah. Semoga Allah mengampuni kita, dan menghapuskan kita dari segala dosa yang telah lalu. Aamiin ya Rabbal'alamin

Ulama' tabi'in Al-A'masy

Salah satu ulama' tabi'in bernama Al-A’masy berkata : "Hafalkanlah apa yang telah kalian kumpulkan! Karena orang yang mengumpulkan ilmu namun dia tidak menghafalnya, bagaikan seorang laki-laki yang duduk di depan hidangan, lalu dia mengambil sesuap demi sesuap, namun dia lemparkan suapan-suapan itu ke belakang punggungnya. Kapankah kau akan melihatnya kenyang?" (al jami' lil akhlaqir rowi 2/234)

PERJALANAN SPIRITUAL IBRAHIM BIN ADHAM ulama sufi

Ibrahim bin Adham adalah ulama shufi yang dikenal zuhud. Pada mulanya, beliau adalah anak seorang raja. Suatu ketika beliau ditanya oleh muridnya, Syaqiq al-Balkhi, tentang awal pengembaraan spiritualnya. Syaqiq bertanya: "Guru, bagaimana awal mula perjalanan spiritual Anda sehingga mencapai maqam kezuhudan ini, dan meninggalkan kemilau kehidupan duniawi, padahal Anda anak seorang raja?"
Ibrahim bin Adham menjawab: "Suatu ketika aku berjalan di tengah padang pasir. Di tengah padang pasir itu aku menemukan seekor burung yang kedua sayapnya patah. Ia tidak bisa terbang untuk mencari makan. Akan tetapi anehnya, ia mampu bertahan hidup. Akhirnya aku berpikir. Burung yang kedua sayapnya patah ini, makannya dari mana?"
Pada saat aku berpikir demikian, tiba-tiba ada seekor burung terbang datang menghampirinya. Di mulutnya mengapit seekor belalang. Lalu belalang tersebut, ia taruh di kaki burung yang tidak berdaya itu. Kemudian, burung yang telah patah kedua sayapnya itu pun makan belalang tersesbut. Dari kejadian itu aku mengambil pelajaran, tentang kehidupan. Aku tinggalkan semua harta benda dan kekayaan duniawi. dan aku konsentrasi beribadah kepada Allah."
Ibrahim bin Adham berkata kepada Syaqiq al-Balkhi, "Mengapa Anda tidak berusaha menjadi pemberi makan orang-orang yang tidak berdaya? Sehingga Anda akan menjadi lebih utama dari pada mereka. Apakah Anda tidak mendengar sabda Nabi SAW: "Tangan yang di atas (pemberi), lebih baik dari pada tangan yang di bawah (penerima pemberian orang)". Di antara tanda-tanda seorang Mukmin adalah mencari derajat yang lebih tinggi di antara dua derajat yang ada dalam segala urusan, sehingga mencapai pada derajat orang-orang yang berbakti kepada Allah (al-abrar)".
Mendengar nasehat tersesbut, Syaqiq al-Balkhi terharu dan sambil mencium tangan sang guru, ia berkata: "Engkau benar-benar guru kami."