Rabu, 16 September 2015

Penjelasan Tasawuf



Tasawuf adalah kesadaran murni yang mengerahkan jiwa secara benar kepada amal dan aktivitas yang sungguh sungguh dan menjauhkan diri dari keduniaan dalam mendekatkan diri kepada allah swt. Tasawuf memimiliki banyak pengertian sesuai dengan asal usul kata tersebut yaitu:
1.      Shafa (suci) disebut shafa karena kesucian batin sufi dan kebersihan tindakannya
2.      Shaaff(barisan) karena para sufi  mempunyai iman yang kuat,jiwa bersih dan senatiasa memilih barisan terdepan dalam shalat berjamaah
3.      Saufanah yakni sejenis buah buahan kecil berbulu yang banyak tumbuh  di padang pasir jazirah arabia. Nama ini digunakan karena banyak sufi memakai pakaian berbulu yang terbuat dari bulu domba kasar
4.      Shuffah (serambi tempat duduk) yakni suffah masjid nabawi di madinah yang disediakan bagi para tuna wisma dari kalangan muhajirin di masa rasulullah saw. Para tuna wisma tersebut  biasa dipanggil ahli suffah (pemilik serambi ) karena diserambi masjid itulah mereka bernaung.
5.      Shafwah (yang terpilih atau terbalik), sufi adalah orang yang terpilih diantara hamba allah swt. Karena ketulusan amal mereka kepadanya.
6.      Theosophi (yunani: theo=tuhan; shopos=hikmah), yang berarti hikmah atau kearifan ketuhanan.
7.      Shuf (bulu domba) Karena para sufi biasa memakai pakaian dari bulu domba yang kasar, sebagai lambang kerendahan hati untuk menghindari sikap sombong di damping untuk menenangkan jiwa serta meninggalkan usaha-usaha yang bersifat duniawi. Syuhrawardi mengatakan bahwa mereka berkumpul di zawiyah dan ribath. Mereka tidak tergerak untuk berusaha mencari nafkah dan kebutuhan hidup. Rasulullah sendiri menolong orang banyak untuk memperhatikan dan memberi bantuan kepsada mereka.
Abu yazid al-bustami (w. 216H / 875 M) pencetos teori fana baqa dan ittihad dalam tasawuf mengemukakan bahwa tasawuf mencakup tiga aspek yaitu kha, ha, dan jim. Kha maksudnya takhalli berarti proses penyucian atau mengosongkan diri dari perangai tercela, ha maksudnya tahalli berati menghiasi diri dengan akhlak terpuji dan jim maksudnya tajalli berarti mengalami kenyataan ketuhanan, pengetahuan berdasarkan pengalaman kenyataan ketuhanan,
Beberapa pengertian yang berkembang dan sering dipakai sebagai acuan berasal dari al-junaid al-baghdadi (w. 297 H/ 910 M) bapak tasawuf modern. Ia mendefinisikan tasawuf sebagai keberadaan bersama allah swt tanpa adanya penghubung, baginya tasawuf berarti membersihkan hati dari sifat yang menyamai binatang, menekan sifat basyariyah, menjauhi hawa nafsu, memberikan tempat bagi sifat kerohanian, berpegang pada ilmu kebenaran, memberi nasihat  kepada umat, benar-benar menepati janjinya kepada allah swt. Dan mengikuti syariat rasululllah saw.
Kategori tasawuf menurut ibrahim basyuni sarjana muslim berkebangsaan mesir mengkategorikan tasawuf dengan tiga hal:
1.      Kategori al-bidayah yaitu pengertian tasawuf pada tingkat permulaan, menekankan pada kecenderungan jiwa dan kerinduan secara fitrah kepada yang maha mutlak, sehingga orang senantiasa berusaha mendekatkan diri kepada allah swt.
2.      Kategori al-mujahadah yaitu penegertian tasawuf pada pengamatan yang didasarkan pada kesungguhan. Pengertian ini misalnya diberikan oleh al-jurairi dan al-qusyairi yang lebih menionjolkan ahlak dan amal dalam pendekatan diri kepada allah swt.
3.      Kategori al-madzaqat yakni pengertian tasawuf pada pengalaman  batin dan perasaan keberagaman, terutama dalam mendekati zat yang mutlak.
Dari ketiga pengertian umum tasawuf tersebut, basyuni menyimpulkan bahwa tasawuf adalah kesadaran murni yang mengerahkan jiwa secara benar kepada amal dan aktivitas yang sungguh sungguh dan menjauhkan diri dari keduniaan dalam mendekatkan diri kepada allah swt.
Berdasarkan obyek dan sasarannya tasawuf diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu:
1.      Tasawuf akhlaqi yaitu tasawuf yang sangat menekankan nilai nilai etis (moral)
2.      Tasawuf amali yaitu tasawuf yang lebih mengutamakan kebiasaan beribadah, tujuannya agar diperoleh penghayatan spritual dalam setiap melakukan ibadah
3.      Tasawuf falsafi yaitu tasawuf yang menekankan pada masalah masalah yang metafisik .
Prinsip prinsip tasawuf menurut syekh amin al-khurdy yaitu:
1.      Taqwa
2.      Mengikuti sunnah
3.      Menahan diri
4.      Ridha
5.      Tobat
Tujuan tasawuf adalah berada sedekat mungkin disisi allah dengan mengenal-nya secara langsung dan tenggelam dalam ke-maha esaan-nya yang mutlak.
Pengembaraan spiritual yang dilakukan para sufi untuk melakukan haqiqat dan ma’rifah tersebut seringkali memiliki kecenderungan yang berbeda, sehingga muncullah beberapa tokoh sufi yang menonjol dalam pengalaman rohani tertentu seperti zuhud, mahabbah, fana, hulul, wahdatul wujud dan lain-lain.
1.      Zuhud artinya menjauhkan diri dari segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia.
Diantara beberapa tokoh zuhud yang terkenal adalah:
a.       Sa’id bin mussayab (91H), murid dari abu hurairah ra.
b.      Hasan basri (21H). Ia lahir dimadinah dan dibesarkan oleh keluarga yang shaleh dan memiliki pengetahuan agam yang dalam.
c.       Sufyan ats-syauri, lahir dikuffah 97H.
d.      Ibrahim bin adham (w. 165 H) lahir di balkh, persia. Ia merupakan seorang pangeran muda yang menanggalkan baju kebesarannya, lalu terjun ke dunia zuhud.
2.      Mahabbah
Tokoh mahabbah yang terkenal adalah rabi’ah al-adawiyah (w. 185H / 796 M). Rabi’ah dilahirkan di basrah, hidupnya bermula sebagai hamba sahaya yang kemudian mengabdikan hidupnya dengan shalat dan berdzikir sepanjang malam.
3.      Fana’ dan baqo’ (lewat penghancuran muncullah kekekalan)
Fana’ artinya sirna, hancur, lebur dan hilang, sedangkan baqo’ artinya kekal, abadi dan senantiasa ada. Jadi ketika sufi mencapai tingkat ini ia merasa fana yaitu sirnanya sifat yang tercela dan munculnya sifat yang terpuji. Tokoh yang pertama kali
memperkenalkan faham ini adalah abu yazid al-bustami (wafat tahun 875M / 261H)
4.      Ittihad yaitu pengalaman kesatuan seorang sufi. Seorang sufi akan mabuk dalam kenikmatan bersatu dengan allah. Dalam kondisi ini tidak jarang muncul ucapan-ucapan yang ganjil seperti kata-kata; ana al-haq (aku adalah al-haq) aku adalah yang satu. Kata-kata ini terlontar hanya seketika , karena merasa begitu menyatunya dengan yang haq yaitu allah swt. Tokoh yang populer dalam ittihad ini adalah abu yazid al-bustami
5.      Hulul yaitu bertempatnya sifat ketuhanan kepada sifat kemanusiaan. Dalam hal ini, al-hallaj dipandang sebagai sufi kontroversial sehingga harus berakhir di tiang gantungan. Tokoh yang terkenal dalam hulul adalah husen bin mansyur al-hallaj lahir tahun 244 H / 858 M, wafat 309 H / 922M. Menurutnya hulul
6.      Wahdatul wujud
Doktrin ini bertolak dari pandangan bahwa semua wujud hanya mempunyai satu realitas , realitas tunggal itu ialah alllah swt. Adapun alam semesta yang serba ganda ini hanyalah wadah penampakan diri dari nama dan sifat-sifat allah dalam wujud terbatas. Tokoh yang terkemuka dalam wahdatul wujud adalah muhyidin ibnu ‘arobi, lahir di spanyol tahun 1165 M dan meninggal di damaskus tahun 1240 M
Satu - satunya jalan yang dapat mendekatkan diri kepada allah harus mengerjakan tiga perkara:
1.      Melaksanakan syariat artinya mengerjakan perintah-perintah allah dan menjauhi larangannya serta mengerti melaksanakan hukum hukum agama islam.
2.      Melaksanakan thariqat artinya melaksanakan agama agar lebih berhati-hati lagi dan bersungguh –sungguh melaksanakan perintah dan melatih diri (riyadloh) serta ibadah kepada allah swt
3.      Haqiqat yaitu sampainya maksud, sehingga dapat merasakan lezatnya dan nikmatnya ibadah kepada allah, dan supaya mendengarkan teladan dan gambaran tiga perkara tersebut.
-          Adapun yang dinamakan syariat yaitu melaksankan agamanya allah serta mengerti dan melaksanakan hukum hukum agama islam sebab jika tidak mengerti hukum, tentu mudah melanggar hukum. Dan juga harus istiqamah tetap mengerjakan perintah allah serta menjauhi larangannya yang sudah diterangkan para ulama dari dawuh dan yang dilakukan nabi yang menerangkan apa-apa didalam al-qur’an.
-          Dan yang dinamakan thariqah yaitu melaksanakan agama dengan lebih berhati-hati seperti melakukan wira’i artinya menjauhi perkara perkara yang subhat dan melaksanakan keutamaan setelah mengerjakan yang wajib seperti shalat tahajjud, shalat dhuha, dan rawatib dan benar bersungguh sungguh dalam ibadah dan riyalat seperti puasa hari senin kamis serta ibadah, membaca al-quran, membaca shalawat, dzikir, bertasbih dan lain sebagainya
-          Yang namanya haqiqat yaitu  sampainya perjalanan kepada yang dimaksud sampai bisa melihat nur tajalli (nurnya allah) dengan terang dalam hati nuraninya dinamakan maqam musyahadah   

tentang Syari’at, Thariqat, Haqiqat, dan Ma’rifat.
Syari’at itu adalah segala perintah dan larangan Allah
Thariqat itu adalah melaksanakan segala yang diperintahkan Allah dengan sengaja demi mendekatkan diri kepada-Nya.
Haqiqat itu adalah kesampain kepada Allah dengan Nur Tajalli-Nya
Ma’rifat adalah pengenalan.
Adapun pengertian lain, syariat adalah menyembah Allah, Thariqat merasakan hadir-Nya Allah di dalam hati, semata-mata dzikir pada-Nya. Haqiqat adalah melihat Allah dengan mata hati.
Dan ketika shalat dilaksanakan, dinamakan syari’at, dan kesungguhan dalam shalat demi Allah dinamai Thariqat,dan ketika shalat kita sampai kepada Allah, maka dinamai Haqiqat.

Bocoran Pengakuan Iblis Dan Percakapan Nabi Muhammmad SAW

BOCORAN PENGAKUAN IBLIS DAN PERCAKAPAN NABI MUHAMMAD SAW DENGAN IBLIS YANG MENGEJUTKAN!!
Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW di kediaman seorang sahabat Anshar, tiba - tiba terdengar panggilan seseorang dari luar rumah:
"Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? Sebab kalian akan memerlukanku. "
Rasulullah bersabda : "Tahukah kalian siapa yang memanggil?"
Kami menjawab : "Allah dan rasulNya yang lebih tahu."
Beliau melanjutkan, "Itu iblis, laknat Allah bersamanya."
Umar bin Khattab berkata: "Izinkan aku membunuhnya wahai Rasulullah"
Nabi menahannya :" Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan untuk ini, fahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik."
Ibnu Abbas RA berkata: Pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang tua yang cacat satu matanya. Di janggutnya terdapat 7 helai rambut seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi..
Iblis berkata: "Salam untukmu Muhammad.... Salam untukmu para hadirin..."
Rasulullah SAW lalu menjawab : "Salam hanya milik Allah SWT, sebagai mahluk terlaknat, apa keperluanmu? "
Iblis menjawab : "Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemahuanku, namun kerana terpaksa."
"Siapa yang memaksamu? "
"Seorang malaikat utusan Allah mendatangiku dan berkata: "Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukkan diri. Beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. Jawablah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup angin."
"Oleh kerana itu aku sekarang mendatangimu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. Jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. Tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh."

ORANG YANG DIBENCI IBLIS
Rasulullah SAW lalu bertanya kepada Iblis: "Kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling kau benci?"
Iblis segera menjawab: " Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah mahkluk Allah yang paling aku benci."
"Siapa selanjutnya? " "Pemuda yang bertakwa yang memberikan dirinya mengabdi kepada Allah SWT."
"Lalu siapa lagi?"
"Orang Alim dan wara'"
" Lalu siapa lagi?"
"Orang yang selalu bersuci."
"Siapa lagi?"
"Seorang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannnya kepada orang lain."
"Apa tanda kesabarannya? "
" Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, Allah akan memberi pahala orang - orang yang sabar."
"Selanjutnya apa?"
"Orang kaya yang bersyukur."
"Apa tanda kesyukurannya ?"
"Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan mengeluarkannya juga dari tempatnya ."
"Orang seperti apa Abu Bakar menurutmu?"
"Ia tidak pernah menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam Islam."
"Umar bin Khattab?"
"Demi Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur. "
"Usman bin Affan?"
"Aku malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya ."
"Ali bin Abi Thalib?"
" Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan aku melepaskannya. Tetapi ia tak akan mahu melakukan itu." (Ali bin Abi Thalib selau berdzikir terhadap Allah SWT)
AMALAN YANG DAPAT MENYAKITI HATI IBLIS
"Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku yang hendak solat?"
"Aku merasa panas dingin dan gementar. "
"Kenapa?"
"Sebab, setiap seorang hamba bersujud 1x kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 darjat."
"Jika seorang umatku berpuasa?"
"Tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka ."
"Jika ia berhaji?"
"Aku seperti orang gila. "
"Jika ia membaca al-Quran?"
"Aku merasa meleleh laksana timah di atas api."
"Jika ia bersedekah?"
"Itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji."
"Mengapa jadi begitu? "
"Sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya... Iaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai, sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka dan segala macam musibah akan
terhalau dari dirinya."
"Apa yang dapat mematahkan pinggangmu?"
"Suara kuda perang di jalan Allah."
"Apa yang dapat melelehkan tubuhmu?"
"Taubat orang yang bertaubat."
"Apa yang dapat membakar hatimu?"
"Istighfar di waktu siang dan malam."
"Apa yang dapat mencoreng wajahmu?"
"Sedekah yang diam - diam. "
"Apa yang dapat menusuk matamu?"
"Solat fajar(subuh)."
"Apa yang dapat memukul kepalamu? "
"Solat berjamaah."
"Apa yang paling mengganggumu? "
"Orang yang pergi mengaji ketempat majelis ta'lim para ulama."
"Bagaimana cara makanmu?"
"Dengan tangan kiri."
"Dimanakah kau menaungi anak - anakmu di musim panas?"
"Di bawah kuku manusia."
MANUSIA YANG MENJADI TEMAN IBLIS
Nabi lalu bertanya : "Siapa temanmu wahai Iblis?" "Pemakan riba."
"Siapa sahabatmu?"
"Penzina."
"Siapa teman tidurmu?"
"Pemabuk.."
"Siapa tetamumu? "
"Pencuri Korupsi."
"Siapa utusanmu?"
"Tukang sihir."
"Apa yang membuatmu gembira?"
"Bersumpah dengan cerai."
"Siapa kekasihmu? "
"Orang yang meninggalkan solat jum'at"
"Siapa manusia yang paling membahagiakanmu? "
"Orang yang meninggalkan solatnya dengan sengaja." Iblis Tidak Berdaya Di hadapan Orang Yang Ikhlas
Rasulullah SAW lalu bersabda : "Segala puji bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu. "
Iblis segera menimpali :" Tidak , tidak.. Tak akan ada kebahagiaan selama aku hidup hingga hari akhir. Bagaimana kau boleh berbahagia dengan umatmu, sementara aku boleh masuk ke dalam aliran darah mereka dan mereka tak boleh melihatku. Demi yang menciptakan diriku dan memberikan ku kesempatan hingga hari akhir, aku akan menyesatkan mereka semua. Baik yang bodoh, atau yang pintar, yang boleh membaca dan tidak boleh membaca, yang durjana dan yang soleh, kecuali hamba Allah yang ikhlas."
"Siapa orang yang ikhlas menurutmu ?"
"Tidakkah kau tahu wahai Muhammad, bahawa barang siapa yang menyukai emas dan perak, ia bukan orang yang ikhlas. Jika kau lihat seseorang yang tidak menyukai dinar dan dirham, tidak suka pujian dan sanjungan, aku boleh pastikan bahawa ia orang yang ikhlas, maka aku meninggalkannya. Selama seorang hamba masih menyukai harta dan sanjungan dan hatinya selalu terikat dengan kesenangan dunia, ia
sangat patuh padaku."
IBLIS DIBANTU OLEH 70.000 ANAK-ANAKNYA
Tahukah kamu Muhammad, bahawa aku mempunyai 70.000 anak.. Dan setiap anak memiliki 70.000 syaitan. Sebahagian ada yang aku tugaskan untuk mengganggu ulama. Sebahagian untuk menggangu anak - anak muda, sebahagian untuk menganggu orang - orang tua, sebahagian untuk menggangu wanita - wanita tua, sebahagian anak -anakku juga aku tugaskan kepada para Zahid.
Aku punya anak yang suka mengencingi telinga manusia sehingga ia tidur pada solat berjamaah. Tanpanya, manusia tidak akan mengantuk pada waktu solat berjamaah.
Aku punya anak yang suka menaburkan sesuatu di mata orang yang sedang mendengarkan ceramah ulama hingga mereka tertidur dan pahalanya terhapus.
Aku punya anak yang senang berada di lidah manusia, jika seseorang melakukan kebajikan lalu ia khabarkan kepada manusia, maka 99% pahalanya akan terhapus.
Pada setiap seorang wanita yang berjalan, anakku dan syaitan duduk di pinggul dan pahanya, lalu menghiasinya agar setiap orang memandanginya.
Syaitan juga berkata, "Keluarkan tanganmu", lalu ia mengeluarkan tangannya lalu syaitan pun menghiasi kukunya. Mereka, anak - anakku selalu meyusup dan berubah dari satu tempat ke tempat lainnya, dari satu pintu ke pintu yang lainnya untuk menggoda manusia hingga mereka terhempas dari keikhlasan mereka. Akhirnya mereka menyembah Allah tanpa ikhlas, namun mereka tidak merasa.
Tahukah kamu, Muhammad? Bahawa ada rahib yang telah beribadat kepada Allah selama 70 tahun. Setiap orang sakit yang didoakan olehnya, sembuh seketika. Aku terus menggodanya hingga ia berzina,
membunuh dan kufur.
CARA IBLIS MENGGODA
Tahukah kau Muhammad, dusta berasal dari diriku? Akulah makhluk pertama yang berdusta.
Pendusta adalah sahabatku. Barangsiapa bersumpah dengan berdusta, ia kekasihku.
Tahukah kau Muhammad?
Aku bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan nama Allah bahawa aku benar-benar menasihatinya.
Sumpah dusta adalah kegemaranku. Ghibah (gosip) dan Namimah (adu domba) kesenanganku. Kesaksian palsu kegembiraanku.
Orang yang bersumpah untuk menceraikan isterinya ia berada di pinggir dosa walau hanya sekali dan walaupun ia benar. Sebab barang siapa membiasakan dengan kata - kata cerai, isterinya menjadi haram
baginya. Kemudian ia akan beranak cucu hingga hari kiamat. Jadi semua anak - anak zina dan ia masuk neraka hanya kerana satu kalimat, CERAI.
Wahai Muhammad, umatmu ada yang suka lalai semasa solat. Setia ia hendak berdiri untuk solat, aku bisikan padanya waktu masih lama, kamu masih sibuk, lalu ia manundanya hingga ia melaksanakan solat
di luar waktu, maka solat itu dipukulkannya kemukanya. Jika ia berhasil mengalahkanku, aku biarkan ia solat. Namun aku bisikkan ke telinganya 'lihat kiri dan kananmu', Dia pun menoleh. Pada masa itu aku usap dengan tanganku dan kucium keningnya serta aku katakan 'solatmu tidak sah'.
Bukankah kamu tahu Muhammad, orang yang banyak menoleh dalam solatnya akan dipukul.
Jika ia solat sendirian, aku suruh dia untuk bergegas. Dia pun solatseperti ayam yang mematuk beras.
Jika dia berhasil mengalahkanku dan dia solat berjamaah, aku ikat lehernya dengan tali, hingga dia mengangkat kepalanya sebelum imam, atau meletakkannya sebelum imam. Kamu tahu bahwa melakukan itu batal shalatnya dan wajahnya akan dirubah menjadi wajah keldai. Jika dia berhasil mengalahkanku, aku tiup hidungnya hingga dia menguap dalam solat. Jika ia tidak menutup mulutnya ketika menguap, syaitan akan masuk ke dalam dirinya, dan membuatnya menjadi bertambah serakah dan gila dunia. Dan diapun semakin taat padaku.
Kebahagiaan apa untukmu, sedang aku memerintahkan orang miskin agar meninggalkan solat. Aku katakan padanya, 'kamu tidak wajib solat, solat hanya wajib untuk orang yang berkemampuan dan sihat. Orang
sakit dan miskin tidak, jika kehidupanmu telah berubah baru kau solat.'Dia pun mati dalam kekafiran. Jika dia mati sambil meninggalkan solat maka Allah akan menemuinya dalam kemurkaan.
Wahai Muhammad, jika aku berdusta Allah akan menjadikanku debu. Wahai Muhammad, apakah kau akan bergembira dengan umatmu padahal aku mengeluarkan seperenam mereka dari islam?
10 PERMINTAAN IBLIS KEPADA ALLAH
"Berapa yang kau minta dari Tuhanmu?"
"10 macam"
"Apa saja?"
Aku minta agar Allah membiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia, Allah mengizinkan.
Allah berfirman, "Berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak. Dan janjikanlah mereka, tidaklah janji syaitan kecuali tipuan" (QS Al-Isra :64)
Harta yang tidak dizakatkan, aku makan darinya. Aku juga makan dari makanan haram dan yang bercampur dengan riba, aku juga makan dari makanan yang tidak dibacakan nama Allah. Aku minta agar Allah membiarkanku ikut bersama dengan orang yang berhubungan dengan isterinya tanpa berlindung dengan Allah, maka syaitan ikut bersamanya dan anak yang dilahirkan akan sangat patuh kepada syaitan. Aku minta agar boleh ikut bersama dengan orang yang menaiki kenderaan bukan untuk tujuan yang halal.
Aku minta agar Allah menjadikan bilik mandi sebagai rumahku.
Aku minta agar Allah menjadikan pasar sebagai masjidku.
Aku minta agar Allah menjadikan syair sebagai Quranku.
Aku minta agar Allah menjadikan pemabuk sebagai teman tidurku.
Aku minta agar Allah memberikanku saudara , maka Ia jadikan orang yang membelanjakan hartanya untuk maksiat sebagai saudaraku.
Allah berfirman, "Orang - orang boros adalah saudara - saudara syaitan." (QS Al-Isra : 27)
Wahai Muhammad, aku minta agar Allah membuatku boleh melihat manusia sementara mereka tidak boleh melihatku.
Dan aku minta agar Allah memberiku kemampuan untuk mengalir
dalam aliran darah manusia.
Allah menjawab, "Silakan", aku bangga dengan hal itu hingga hari
kiamat. Sebahagian besar manusia bersamaku di hari kiamat.
Iblis berkata : "Wahai muhammad, aku tak bolej menyesatkan orang
sedikitpun, aku hanya boleh membisikan dan menggoda. Jika aku boleh
menyesatkan, tak akan tersisa seorangpun."
Sebagaimana dirimu, kamu tidak boleh memberi hidayah sedikitpun,
engkau hanya rasul yang menyampaikan amanah. Jika kau boleh
memberi hidayah, tak akan ada seorang kafir pun di muka bumi ini.Kau
hanya boleh menjadi penyebab untuk orang yang telah ditentukan
sengsara.
Orang yang bahagia adalah orang yang telah ditulis bahagia sejak di
perut ibunya. dan orang yang sengsara adalah orang yang telah ditulis
sengsara semenjak dalam kandungan ibunya.
Rasulullah SAW lalu membaca ayat : "Mereka akan terus berselisih
kecuali orang yang dirahmati oleh Allah SWT" (QS Hud :118 - 119)
Juga membaca, "Sesungguhnya ketentuan Allah pasti berlaku" (QS Al-
Ahzab : 38)
Iblis lalu berkata : "Wahai Rasul Allah takdir telah ditentukan dan pena
takdir telah kering. Maha Suci Allah yang menjadikanmu pemimpin para
nabi dan rasul, pemimpin penduduk surga, dan yang telah menjadikan
aku pemimpin makhluk-makhluk celaka dan pemimpin penduduk
neraka. aku si celaka yang terusir, ini akhir yang ingin aku sampaikan
kepadamu. Dan aku tak berbohong"
dari Muadz bin Jabal dari Ibnu Abbas R.A

Jumat, 11 September 2015

Tanya Jawab Rasul Dan Iblis

Tanya Jawab Rasul Dan Iblis
Suatu ketika Allah SWT memerintahkan seorang Malaikat menemui Iblis agar menghadap Baginda Rasul saw untuk memberitahu segala rahasianya, baik yang disuka maupun yang dibencinya. Hal ini dimaksudkan untuk meninggikan derajat Nabi Muhammad saw dan juga sebagai peringatan dan perisai umat manusia.
Kemudian Malaikat itupun mendatangi Iblis dan berkata : “Hai Iblis! Engkau diperintah Allah untuk menghadap Rasulullah saw. Bukalah semua rahasiamu dan jawablah setiap pertanyaan Rasulullah dengan jujur. Jika engkau berdusta walau satu perkataanpun, niscaya akan terputus semua anggota badanmu, uratmu serta disiksa dengan azab yang amat pedih”.
Mendengar ucapan Malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan, maka segera ia menghadap Rasulullah saw dengan menyamar sebagai orang tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih 10 helai yang panjangnya seperti ekor lembu.
Iblis pun memberi salam sampai 3 (tiga) kali salam, Rasulullah saw tidak juga menjawabnya, maka Iblis berkata : “Ya Rasullullah! Mengapa engkau tidak menjawab salamku? Bukankah salam itu sangat mulia di sisi Allah?” Maka jawab Nabi dengan marah : “Hai musuh Allah! Kepadaku engkau menunjukkan kebaikanmu? Jangan kau coba menipuku sebagaimana kau tipu Nabi Adam as sehingga beliau keluar dari syurga, kau hasut Qabil sehingga ia tega membunuh Habil yang masih saudaranya sendiri, ketika sedang sujud dalam sembahyang kau tiup Nabi Ayub as dengan asap beracun sehingga beliau sengsara untuk beberapa lama, kisah Nabi Daud as dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman meninggalkan kerajaannya karena engkau menyamar sebagai isterinya dan begitu juga beberapa Anbiya dan pendeta yang telah menanggung sengsara akibat hasutanmu.
Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah azza wa jalla, tapi aku diharamkan Allah menjawab salammu. Aku mengenalmu dengan baik wahai Iblis, Raja segala Iblis. Apa tujuanmu menemuiku?”.
Jawab Iblis : “Ya Nabi Allah! Janganlah engkau marah. Engkau dapat mengenaliku karena engkau adalah Khatamul Anbiya. Aku datang atas perintah Allah untuk memberitahu segala tipu dayaku terhadap umatmu dari zaman Nabi Adam as hingga akhir zaman nanti. Ya Nabi Allah! Setiap apa yang engkau tanya, aku bersedia menerangkan satu persatu dengan sebenarnya, aku tidak berani menyembunyikannya”.
Kemudian Iblispun bersumpah menyebut nama Allah dan berkata : “Ya Rasulullah! Sekiranya aku berdusta barang sepatahpun niscaya hancur leburlah badanku menjadi abu”.
Ketika mendengar sumpah Iblis itu, Nabipun tersenyum dan berkata dalam hatinya, inilah kesempatanku untuk menyiasati segala perbuatannya agar didengar seluruh sahabat yang ada di majlis ini dan menjadi perisai seluruh umatku.
Pertanyaan Nabi (1) :
“Hai Iblis! Siapakah musuh besarmu?”
Jawab Iblis : “Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang paling besar di antara musuh-musuhku di muka bumi ini”.
Kemudian Nabipun memandang muka Iblis dan Iblispun gemetar karena ketakutan. Sambung Iblis : “Ya Khatamul Anbiya! Aku dapat merubah diriku seperti manusia, binatang dan lain-lain hingga rupa dan suarapun tidak berbeda, kecuali dirimu saja yang tidak dapat aku tiru karena dicegah oleh Allah. Andaikan aku menyerupai dirimu, maka terbakarlah diriku menjadi abu.
Aku cabut iktikad / niat anak Adam supaya menjadi kafir karena engkau berusaha memberi nasihat dan pengajaran supaya mereka kuat untuk memeluk agama Islam, begitu juga aku berusaha menarik mereka kepada kekafiran, murtad atau munafik. Aku akan menarik seluruh umat Islam dari jalan yang benar menuju jalan yang sesat supaya masuk ke dalam neraka dan kekal di dalamnya bersamaku”.
Pertanyaan Nabi (2) :
“Hai Iblis! Apa yang kau perbuat terhadap makhluk Allah?”
Jawab Iblis : “Adalah satu kemajuan bagi perempuan yang merenggangkan kedua pahanya kepada lelaki yang bukan suaminya, setengahnya hingga mengeluarkan benih yang salah sifatnya. Aku goda semua manusia supaya meninggalkan sholat, berbuai dengan makanan dan minuman, berbuat durhaka, aku lalaikan dengan harta benda, emas, perak dan permata, rumahnya, tanahnya, ladangnya supaya hasilnya dibelanjakan ke jalan yang haram.
Demikian juga ketika pesta di mana lelaki dan perempuan bercampur. Di sana aku lepaskan godaan yang besar supaya mereka lupa peraturan dan akhirnya minum arak. Apabila terminum arak itu, maka hilanglah akal, fikiran dan malunya. Lalu aku ulurkan tali cinta dan terbukalah beberapa pintu maksiat yang besar, datang perasaan hasad dengki hingga perbuatan zina. Apabila terjadi kasih antara mereka, terpaksalah mereka mencari uang hingga menjadi penipu, peminjam dan pencuri.
Apabila mereka sadar akan kesalahan mereka lalu hendak bertaubat dan berbuat amal ibadah, akan aku rayu supaya mereka membatalkannya. Semakin keras aku goda supaya mereka berbuat maksiat dan mengambil isteri orang. Jika hatinya terkena godaanku, datanglah rasa ria’, takabur, iri, sombong dan melengahkan amalnya. Jika lidahnya yang tergoda, maka mereka akan gemar berdusta, mencela dan mengumpat. Demikianlah aku goda mereka setiap saat”.
Pertanyaan Nabi (3) :
“Hai Iblis! Mengapa engkau bersusah payah melakukan pekerjaan yang tidak mendatangkan faedah bahkan menambah laknat yang besar dan siksa yang besar di neraka yang paling bawah? Hai yang dikutuk Allah! Siapa yang menjadikanmu? Siapa yang melanjutkan usiamu? Siapa yang menerangkan matamu? Siapa yang memberi pendengaranmu? Siapa yang memberi kekuatan anggota badanmu?
Jawab Iblis : “Semuanya itu adalah anugerah dari Allah Yang Maha Besar. Tetapi hawa nafsu dan takabur membuatku menjadi jahat sebesar-besarnya. Engkau lebih tahu bahwa diriku telah beribu-ribu tahun menjadi Ketua seluruh Malaikat dan pangkatku telah dinaikkan dari satu langit ke langit yang lebih tinggi. Kemudian aku tinggal di dunia ini beribadah bersama para Malaikat beberapa waktu lamanya.
Tiba-tiba datang firman Allah SWT hendak menjadikan seorang Khalifah di dunia ini, maka akupun membantah. Lalu Allah menciptakan manusia yang pertama (Nabi Adam as) dan seluruh Malaikat diperintah supaya memberi hormat sujud kepada lelaki itu, hanya aku saja yang ingkar. Oleh karena itu, Allah murka kepadaku dan wajahku yang tampan rupawan dan bercahaya itu berubah menjadi keji dan menakutkan. Aku merasa sakit hati. Kemudian Allah menjadikan Adam raja di syurga dan dikaruniakan seorang permaisuri (Siti Hawa) yang memerintah seluruh bidadari. Aku bertambah dengki dan dendam kepada mereka.
Akhirnya aku berhasil menipu mereka melalui Siti Hawa yang menyuruh Adam memakan buah khuldi, lalu keduanya diusir dari syurga ke dunia. Keduanya berpisah beberapa tahun dan kemudian dipertemukan Allah (di Padang Arafah), hingga mereka mendapat beberapa orang anak. Kemudian kami hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya Habil. Itupun aku masih belum puas dan berbagai tipu daya aku lakukan hingga hari kiamat kelak.
Sebelum engkau lahir ke dunia, aku beserta bala tentaraku dengan mudah dapat naik ke langit untuk mencuri segala rahasia, tulisan yang menyuruh manusia berbuat ibadah dan balasan pahala serta syurga mereka. Kemudian aku turun ke dunia dan memberitahu manusia yang lain tentang apa yang sebenarnya aku dapatkan dengan berbagai tipu daya hingga tersesat dengan berbagai kitab bid’ah dan kehancuran.
Tetapi ketika engkau lahir ke dunia ini, maka aku tidak diijinkan oleh Allah untuk naik ke langit dan mencuri rahasia karena banyak Malaikat yang menjaga di setiap lapisan pintu langit. Jika aku memaksa untuk naik, maka Malaikat akan melontarkan anak panah dari api yang menyala. Sudah banyak bala tentaraku yang terkena lontaran Malaikat itu dan semuanya terbakar menjadi abu, maka semakin beratlah pekerjaanku dan bala tentaraku untuk menjalankan tugas menghasut manusia”.
Pertanyaan Nabi (4) :
Rasullullah bertanya “Hai Iblis! Apa yang pertama kali kau tipu dari manusia?”
Jawab Iblis : “Pertama kali aku palingkan iktikad / niatnya, imannya kepada kafir dan juga dari segi perbuatan, perkataan, kelakuan atau hatinya. Jika tidak berhasil juga, akan aku tarik dengan cara mengurangi pahala. Lama-kelamaan mereka akan terjerumus mengikuti kemauanku”.
Pertanyaan Nabi (5) :
“Hai Iblis! Jika umatku sholat karena Allah, apa yang terjadi padamu?”
Jawab Iblis : “Sungguh penderitaan yang sangat besar. Gemetarlah badanku dan lemah tulang sendiku, maka aku kerahkan berpuluh-puluh iblis datang menggoda manusia pada setiap anggota badannya.
Beberapa iblis datang pada setiap anggota badannya supaya malas sholat, was-was, lupa bilangan raka’atnya, bimbang pada pekerjaan dunia yang ditinggalkannya, merasa terburu-buru supaya cepat selesai sholatnya, hilang khusyuknya, matanya senantiasa melirik ke kanan dan ke kiri, telinganya senantiasa mendengar percakapan orang dan bunyi-bunyi yang lain.
Beberapa iblis yang lain duduk di belakang badan orang yang sembahyang itu supaya tidak kuat sujud berlama-lama, penat waktu duduk tahiyat dan dalam hatinya selalu merasa terburu-buru supaya cepat selesai sholatnya, itu semua membuat berkurangnya pahala. Jika para iblis tidak dapat menggoda manusia itu, maka aku sendiri akan menghukum mereka dengan hukuman yang berat”.
Pertanyaan Nabi (6) :
“Jika umatku membaca Al-Qur’an karena Allah, apa yang terjadi padamu?”
Jawab Iblis : “Jika mereka membaca Al-Qur’an karena Allah, maka terbakarlah tubuhku, putuslah seluruh uratku lalu aku lari dan menjauh darinya”.
Pertanyaan Nabi (7) :
“Jika umatku mengerjakan haji karena Allah, bagaimana perasaanmu?”
Jawab Iblis : “Binasalah diriku, gugurlah daging dan tulangku karena mereka telah mencukupkan rukun Islamnya”.
Pertanyaan Nabi (8) :
“Jika umatku berpuasa karena Allah, bagaimana keadaanmu?”
Jawab Iblis : “Ya Rasulullah! Inilah bencana yang paling besar bahayanya buatku. Apabila masuk awal bulan Ramadhan, maka memancarlah cahaya Arasy dan Kursi, bahkan seluruh Malaikat menyambut dengan suka cita. Bagi orang yang berpuasa, Allah akan mengampunkan segala dosa yang lalu dan digantikan dengan pahala yang amat besar serta tidak dicatat dosanya selama dia berpuasa. Yang menghancurkan hatiku ialah segala isi langit dan bumi, yakni Malaikat, bulan, bintang, burung dan ikan-ikan semuanya siang malam memohonkan ampunan bagi orang yang berpuasa. Satu lagi kemudian orang berpuasa ialah dimerdekakan pada setiap masa dari azab neraka. Bahkan semua pintu neraka ditutup manakala semua pintu syurga dibuka seluas-luasnya dan dihembuskan angin dari bawah Arasy yang bernama Angin Syirah yang amat lembut ke dalam syurga. Pada hari umatmu mulai berpuasa, dengan perintah Allah datanglah sekalian Malaikat dengan garangnya menangkapku dan tentaraku, jin, syaitan dan ifrit lalu dipasung kaki dan tangan dengan besi panas dan dirantai serta dimasukkan ke bawah bumi yang amat dalam. Di sana pula beberapa azab yang lain telah menunggu kami. Setelah habis umatmu berpuasa, barulah aku dilepaskan dengan perintah agar tidak mengganggu umatmu. Umatmu sendiri telah merasa ketenangan berpuasa sebagaimana mereka bekerja dan bersahur seorang diri di tengah malam tanpa rasa takut dibandingkan bulan biasanya”.
Pertanyaan Nabi (9) :
“Hai Iblis! Bagaimana seluruh sahabatku menurutmu?”
Jawab Iblis : “Seluruh sahabatmu termasuk musuh besarku. Tiada upayaku melawannya dan tiada satupun tipu daya yang dapat masuk kepada mereka. Karena engkau sendiri telah berkata : “Seluruh sahabatku adalah seperti bintang di langit, jika kamu mengikuti mereka, maka kamu akan mendapat petunjuk”.
Sayyidina Abu Bakar al-Siddiq sebelum bersamamu, aku tidak dapat mendekatinya, apalagi setelah berdampingan denganmu. Dia begitu percaya atas kebenaranmu hingga dia menjadi wazirul a’zam. Bahkan engkau sendiri telah mengatakan jika ditimbang seluruh isi dunia ini dengan amal kebajikan Abu Bakar, maka akan lebih berat amal kebajikan Abu Bakar. Lagipula dia telah menjadi mertuamu karena engkau menikah dengan anaknya, Sayyidatina Aisyah yang juga banyak menghafal Hadits-haditsmu.
Adapun Sayyidina Umar bin Khatab, aku tidak berani memandang wajahnya karena dia sangat keras menjalankan hukum syariat Islam dengan seksama. Jika aku pandang wajahnya, maka gemetarlah seluruh tulang sendiku karena sangat takut. Hal ini karena imannya sangat kuat apalagi engkau telah mengatakan : “Jikalau ada Nabi sesudah aku, maka Umar boleh menggantikan aku”, karena dia adalah orang harapanmu serta pandai membedakan antara kafir dan Islam hingga digelar ‘Al-Faruq’.
Sayyidina Usman bin Affan, aku tidak bisa bertemu karena lidahnya senantiasa membaca Al-Qur’an. Dia penghulu orang sabar, penghulu orang mati syahid dan menjadi menantumu sebanyak 2 (dua) kali. Karena taatnya, banyak Malaikat datang menghampiri dan memberi hormat kepadanya karena Malaikat itu sangat malu kepadanya hingga engkau mengatakan : “Barangsiapa menulis Bismillaahirrahmaanirrahiim pada kitab atau kertas-kertas dengan tinta merah, niscaya mendapat pahala seperti pahala Usman mati syahid”.
Sayyidina Ali bin Abi Thalibpun aku sangat takut karena hebatnya dan gagahnya dia di medan perang, tetapi sangat sopan santun, alim orangnya. Jika iblis, syaitan dan jin memandang beliau, maka terbakarlah kedua mata mereka karena dia sangat kuat beribadah dan beliau adalah golongan orang pertama yang memeluk agama Islam serta tidak pernak menundukkan kepalanya kepada berhala. Bergelar ‘Ali Karamullahu Wajhahu” dimuliakan Allah akan wajahnya dan juga ‘Harimau Allah’ dan engkau sendiri berkata : “Akulah negeri segala ilmu dan Ali itu pintunya”. Lagipula dia menjadi menantumu, aku semakin ngeri kepadanya”.
Pertanyaan Nabi (10) :
“Bagaimana tipu dayamu kepada umatku?”
Jawab Iblis : “Umatmu itu ada 3 (tiga) macam. Yang pertama, seperti hujan dari langit yang menghidupkan segala tumbuhan yaitu ulama yang memberi nasihat kepada manusia supaya mengerjakan perintah Allah dan meninggalkan laranganNya seperti kata Jibril as : “Ulama itu adalah pelita dunia dan pelita akhirat”. Yang kedua, umat tuan seperti tanah yaitu orang yang sabar, syukur dan ridha dengan karunia Allah. Berbuat amal saleh, tawakal dan kebajikan. Yang ketiga, umatmu seperti Fir’aun, terlampau tamak dengan harta dunia dan dihilangkan amal akhirat, maka akupun bersuka cita lalu masuk ke dalam badannya, aku putarkan hatinya ke lautan durhaka dan aku ajak kemana saja mengikuti kemauanku. Jadi dia selalu bimbang kepada dunia dan tidak mau menuntut ilmu, tidak pernah beramal saleh, tidak mau mengeluarkan zakat dan malas beribadah.
Lalu aku goda agar manusia minta kekayaan lebih dulu dan apabila diizinkan Allah dia menjadi kaya, maka aku rayu supaya lupa beramal, tidak membayar zakat seperti Qarun yang tenggelam dengan istana mahligainya. Bila umatmu terkena penyakit tidak sabar dan tamak, dia selalu bimbang akan hartanya dan berangan-angan hendak merebut kemewahan dunia, benci dan menghina kepada yang miskin, membelanjakan hartanya untuk kemaksiatan”.
Pertanyaan Nabi (11) :
“Siapa yang serupa denganmu?”
Jawab Iblis : “Orang yang meringankan syariatmu dan membenci orang yang belajar agama Islam”.
Pertanyaan Nabi (12) :
“Siapa yang membuat mukamu bercahaya?”
Jawab Iblis : “Orang yang berdosa, bersumpah bohong, saksi palsu dan suka ingkar janji”.
Pertanyaan Nabi (13) :
“Apa yang kau rahasiakan dari umatku?”
Jawab Iblis : “Jika seorang Muslim buang air besar dan tidak membaca do’a terlebih dahulu, maka aku gosok-gosokkan najisnya sendiri ke badannya tanpa dia sadari”.
Pertanyaan Nabi (14) :
“Jika umatku bersatu dengan isterinya, apa yang kau lakukan?”
Jawab Iblis : “Jika umatmu hendak bersetubuh dengan isterinya dan membaca do’a pelindung syaitan, maka aku lari dari mereka. Jika tidak, aku akan bersetubuh dahulu dengan isterinya dan bercampurlah benihku dengan benih isterinya. Jika menjadi anak, maka anak itu akan gemar berbuat maksiat, malas pada kebaikan, durhaka. Ini semua karena kealpaan ibu bapaknya sendiri. Begitu juga jika mereka makan tanpa membaca Bismillah, aku santap makanannya lebih dulu daripadanya. Walaupun mereka makan, tidaklah mereka merasa kenyang”.
Pertanyaan Nabi (15) :
“Apa yang dapat menolak tipu dayamu?”
Jawab Iblis : “Jika berbuat dosa, maka cepat-cepatlah bertaubat kepada Allah, menangis menyesal akan perbuatannya. Apabila marah, segeralah mengambil air wudhu’, maka padamlah marahnya”.
Pertanyaan Nabi (16) :
“Siapakah orang yang paling engkau sukai?”
Jawab Iblis : “Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur atau mencabut bulu ketiak atau bulu ari-ari (bulu kemaluan) selama 40 hari. Di situlah aku mengecilkan diri, bersarang, bergantung, berbuai seperti pijat pada bulu itu”.
Pertanyaan Nabi (17) :
“Hai Iblis! Siapakah saudaramu?”
Jawab Iblis : “Orang yang tidur meniarap / telungkup, orang yang matanya terbuka di waktu Subuh tetapi menyambung tidur lagi. Lalu aku lenakan dia hingga terbit fajar. Demikian juga pada waktu Dzuhur, Asar, Maghrib dan Isya’, aku beratkan hatinya untuk sholat”.
Pertanyaan Nabi (18) :
“Apa yang dapat membinasakan dirimu?”
Jawab Iblis : “Orang yang banyak menyebut nama Allah, bersedekah dengan tidak diketahui orang, banyak bertaubat, banyak tadarus Al-Qur’an dan sholat tengah malam”.
Pertanyaan Nabi (19) :
“Hai Iblis! ?” Apa yang dapat memecahkan matamu?”
Jawab Iblis : “Orang yang duduk di dalam masjid dan beri’tikaf di dalamnya”.
Pertanyaan Nabi (20) :
“Apa lagi yang dapat memecahkan matamu?”
Jawab Iblis : “Orang yang taat kepada kedua ibu bapaknya, mendengar kata mereka, membantu makan, pakaian mereka selama mereka hidup, karena engkau telah bersabda : Syurga itu di bawah tapak kaki ibu”.
(Dikutip dari : KH. Abdullah Gymnastiar, Muhasabah Kiat Sukses Introspeksi Diri, Penerbit Difa Press, September 2006)

serba serbi dakwah

دُمُوْعُ الْمُرَبِّي…!
Air Mata Murabbi … !
وَلَعَلَّهَا كَلِمَةٌ قَاسِيَةٌ - أَيُّهَا الْإِخْوَةُ - وَلَكِنَّهَا مِنَ الْحَقِّ:
Bisa jadi, ini merupakan kosa kata yang kasar – wahai ikhwah – namun, ia bagian dari kebenaran.
نَسْتَشْهِدُهَا هُنَا، فِيْ هَذَا الْمَوْطِنِ، بِقَوْلٍ صَادِقٍ لِسُفْيَانَ اَلثَّوْرِيِّ - رَحِمَهُ اللهُ –
Kosa kata itu kami jadikan dasar di sini, di tempat ini, kosa kata yang terambil dari ucapan jujur seorang ulama’ tabi’in: Sufyan Ats-Tsauri – rahimahullah -
فَقَدْ رُؤِيَ حَزِيْنًا، فَقِيْلَ لَهُ: مَا لَكَ؟
فَقَالَ: (صِرْنَا مَتْجَرًا لِأَبْنَاءِ الدُّنْيَا، يَلْزَمُنَا أَحَدُهُمْ، حَتَّى إِذَا تَعَلَّمَ: جُعِلَ قَاضِيًا أَوْ عَامِلًا).
Di mana beliau pada suatu hari terlihat berduka, maka ditanyakan kepada beliau: “apa yang membuatmu berduka?”. Maka beliau menjawab: “Kami telah menjadi bursa bagi para pencari dunia, menjadi kewajiban kami untuk mentarbiyah dan mendidik mereka, namun, setelah ia (selesai) belajar, ia menjadi hakim atau pejabat”!!!.
قَالَ أَحْمَدُ اَلرَّاشِدُ مُعَلِّقًا:
Syekh Ahmad Ar-Rasyid berkomentar demikian:
إِنَّهَا الْحَقِيْقَةُ الْمُؤْلِمَةُ فِيْ حَيَاةِ كَثِيْرٍ مِنَ الدُّعَاةِ.
Sungguh, ini merupakan fakta yang menyakitkan, fakta dalam kehidupan kebanyakan aktifis dakwah
تُعَلِّمُهُمُ الدَّعْوَةُ اَلْفَصَاحَةَ وَاللَّبَاقَةَ الَّتِيْ تُمَكِّنُهُمْ مِنْ حِيَازَةِ فُرَصٍ جَيِّدَةٍ، فَإِذَا حَازُوْهَا: فَتُرُوْا،
Di mana dakwah telah mengajarkan kefasihan dan ketangkasan kepada mereka, kefasihan dan ketangkasan yang membuat mereka mendapatkan banyak peluang bagus, namun, begitu mereka mendapatkannya, mereka futur!!!
أَوْ تَفْتَحُ لَهُمُ الدَّعْوَةُ بَابَ الدِّرَاسَاتِ الْعُلْيَا، وَلَعَلَّ إِخْوَانَهُمْ سَعَوْا لَهُمْ لَدَى الْمَسْؤُوْلِيْنَ اَلْحُكُوْمِيِّيْنَ لِحَيَازَةِ الْبِعْثَاتِ وَالزِّمَالَاتِ، وَلَرُبَّمَا أَعَانُوْهُ بِالْمَالِ، ثُمَّ يُؤْنِسُهُ إِخْوَانُهُ فِيْ غُرْبَتِهِ وَيَعْصِمُوْنَهُ الْفِتَنَ، وَيَخْلُفُوْنَهُ فِيْ أَهْلِهِ، فَإِذَا تَخَرَّجَ وَرَجَعَ: فَتَرَ، وَفَكَّرَ فِيْ عُذْرٍ يَتَمَلَّصُ بِهِ مِنَ الْعَمَلِ.
Atau, dakwah telah membuka untuk para aktifis itu peluang studi pasca sarjana, dan bisa jadi, ikhwah yang lain telah mengupayakan melalui berbagai pihak di pemerintahan untuk mendapatkan peluang studi di luar negeri atau peluang pertukaran pelajar, dan bisa jadi ikhwah yang lain itu telah membantunya dengan harta, lalu, ikhwah yang terlebih dahulu ada di luar negeri mendampinginya selama berada di luar negeri, membentenginya agar terlindung dari berbagai godaan. Mereka pun mengurus keluarganya yang ditinggalkan. Namun, begitu sang akh lulus dan kembali, ia malah menjadi futur dan berfikir mencari alasan untuk tidak terlibat dalam aktifitas dakwah.
قَدْ تَصِيْرُ الدَّعْوَةُ مَتْجَرًا لِأَبْنَاءِ الدُّنْيَا، يَلْزَمُهَا أَحْيَانًا، حَتَّى ِإِذَا صَارَ مُوَظَّفًا كَبِيْرًا، أَوْ أُسْتَاذًا جَامِعِيًّا، وَ(اخْتِصَاصِيًّا خَبِيْرًا): تَرَكَهَا، وَانْفَرَدَ يَبْنِيْ مُسْتَقْبَلَهُ.
Dengan demikian, dakwah telah menjadi bursa bagi para pencari dunia yang terkadang menjadi kewajibannya untuk hal ini, lalu, setelah seorang aktifis menjadi pejabat besar, atau guru besar di perguruan tinggi, atau menjadi konsultan ternama, ia malah meninggalkan dakwah dan membangun masa depan pribadinya.
كَلِمَةٌ مُرَّةٌ يَجِبُ أَنْ يَتَقَبَّلَهَا الدُّعَاةُ، فَإِنَّ كَتِفَ الدَّعْوَةِ يَئِنُّ لِكَثْرَةِ الَّذِيْنَ حَمَلَهُمْ وَتَنَكَّرُوْا لَهُ.
Sungguh, sebuah kosa kata yang pahit yang harus ditelan oleh para aktifis dakwah, sebab pundak dakwah semakin berat menanggung beban orang-orang yang harus dipikulnya dan lalu melupakannya.
فَاعْقِدُوا الْعَزْمَ عَلَى الْوَفَاءِ لِهَذِهِ الدَّعْوَةِ الْمُبَارَكَةِ - أَيُّهَا الإِخْوَةُ - وَاجْعَلُوا الشَّهَادَةَ الْعَالِيَةَ أَوِ التِّجَارَةَ أَوِ الْمَنْصِبَ فِيْ خِدْمَةِ الدَّعْوَةِ، لَا لِلصِّيْتِ، وَإِلَّا، فَإِنَّ الْأَمْرَ كَمَا يَقُوْلُ بَعْضُ السَّلَفِ:
Oleh karena itu – wahai aktifis dakwah – bulatkan tekad untuk tetap setia kepada dakwah yang berkah ini, dan jadikan ijazah kesarjanaan, atau sukses bisnis, atau jabatan, untuk berkhidmah kepada dakwah, bukan untuk mencari popularitas, jika tidak, maka urusannya seperti perkataan sebagian salafus-salih:
(إِنَّهُ قَلَّ مَنْ يُسِرُّ لِنَفْسِهِ الْجَاهَ وَالصِّيْتَ فَأَمْكَنَهُ الْخُرُوْجَ مِنْهُ).
“Sesungguhnya, sedikit sekali orang yang berkata pada dirinya untuk mendapatkan pangkat dan popularitas, lalu ia dapat keluar dengan selamat darinya”.
(من كتاب "المسار" لأحمد الراشد)
Sumber: kitab al-Masar, karya Ahmad Ar-Rasyid

13 Perkara yang perlu dijaga oleh wanita

13 Perkara yang perlu dijaga oleh wanita.
1. Bulu kening – Menurut Bukhari, Rasullulah melaknat perempuan yang mencukur atau menipiskan bulu kening atau meminta supaya dicukurkan bulu kening. (Petikan dari Hadis Riwayat Abu Daud Fi Fathil Bari.)
2. Kaki dan semacam hantu loceng – Dan janganlah mereka (perempuan) membentakkan kaki (atau mengangkatnya) agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan – (Petikan dari Surah An-Nur Ayat 31.) Keterangan : Menampakkan kaki dan menghayunkan/ melenggokkan badan mengikut hentakan kaki terutamanya pada mereka yang mengikatnya dengan loceng…sama juga seperti pelacur dizaman jahiliyah ….
3. Wangian – Siapa sahaja wanita yang memakai wangi-wangian kemudian melewati suatu kaum supaya mereka itu mencium baunya, maka wanita itu telah dianggap melakukan zina dan tiap-tiap mata ada zinanya terutamanya hidung yang berserombong. (Petikan dari Hadis Riwayat Nasaii, Ibn Khuzaimah dan Hibban.)
4. Dada – Hendaklah mereka (perempuan) melabuhkan kain tudung hingga menutupi bahagian hadapan dada-dada mereka. (Petikan dari Surah An-Nur Ayat 31.
5. Gigi – Rasullulah melaknat perempuan yang mengikir gigi atau meminta supaya dikikirkan giginya – (Petikan dari Hadis Riwayat At-Thabrani) Dilaknat perempuan yang menjarangkan giginya supaya menjadi cantik, yang merubah ciptaan Allah. (Petikan dari Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim.)
6. Muka dan leher – Dan tinggallah kamu (perempuan) di rumah kamu dan janganlah kamu menampakkan perhiasan mu seperti orang jahilliah yang dahulu. Keterangan : Bersolek (make-up) dan menurut Maqatil sengaja membiarkan ikatan tudung yang menampakkan leher seperti orang Jahilliyah.
7. Pakaian yang nipis (jarang) – Asma Binte Abu Bakar telah menemui Rasullulah dengan memakai pakaian yang tipis. Sabda Rasullulah: Wahai Asma! Sesungguhnya seorang gadis yang telah berhaid tidak boleh baginya menzahirkan anggota badan kecuali pergelangan tangan dan wajah saja (Petikan dari Hadis Riwayat Muslim dan Bukhari.)
8. Tangan – Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik daripada menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya. (Petikan dari Hadis Riwayat At Tabrani dan Baihaqi.)
9. Mata – Dan katakanlah kepada perempuan mukmin hendaklah mereka menundukkan sebahagian dari pemandangannya. (Petikan dari Surah An Nur Ayat 31) Sabda Nabi Muhamad SAW, Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya. Kamu hanya boleh pandangan yang pertama sahaja manakala pandangan seterusnya tidak dibenarkan hukumnya haram. (Petikan dari Hadis Riwayat Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi.)
10. Mulut (suara) – Janganlah perempuan-perempuan itu terlalu lunak dalam berbicara sehingga berkeinginan orang yang ada perasaan serong dalam hatinya, tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik (Petikan dari Surah Al Ahzab Ayat 32.) Sabda SAW, Sesungguhnya akan ada umat ku yang minum arak yang mereka namakan dengan yang lain, iaitu kepala mereka dilalaikan oleh bunyi-bunyian (muzik) dan penyanyi perempuan, maka Allah akan tenggelamkan mereka itu dalam bumi. (Petikan dari Hadis Riwayat Ibn Majah.)
11. Kemaluan – Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan mukmin, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan menjaga kehormatan mereka. (Petikan dari Surah An Nur Ayat 31.) Apabila seorang perempuan itu solat lima waktu, puasa di bulan Ramadan, menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya, maka masuklah ia ke dalam Syurga daripada pintu-pintu yang ia kehendakinya. (Hadis Riwayat Riwayat Al Bazzar.) Tiada seorang perempuanpun yang membuka pakaiannya bukan di rumah suaminya, melainkan dia telah membinasakan tabir antaranya dengan Allah. (Petikan dari Hadis Riwayat Tirmidzi, Abu Daud dan Ibn Majah.)
12. Pakaian – Barangsiapa memakai pakaian yang berlebih-lebihan terutama yang menjolok mata , maka Allah akan memberikan pakaian kehinaan di hari akhirat nanti. (Petikan dari Hadis Riwayat Ahmad, Abu D , An Nasaii dan Ibn Majah.) Petikan dari Surah Al Ahzab Ayat 59. Bermaksud : Hai nabi-nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, hendaklah mereka memakai baju jilbab (baju labuh dan longgar) yang demikian itu supaya mereka mudah diken ali . Lantaran itu mereka tidak diganggu. Allah maha pengampun lagi maha penyayang. Sesungguhnya sebilangan ahli Neraka ialah perempuan-perempuan yang berpakaian tetapi telanjang yang condong pada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat. Mereka tidak akan masuk Syurga dan tidak akan mencium baunya. (Petikan dari Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim) Keterangan : Wanita yang berpakaian tipis/jarang, ketat/ membentuk dan berbelah/membuka bahagian-bahagian tertentu.
13. Rambut – Wahai anakku Fatimah! Adapun perempuan-perempuan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih otaknya dalam Neraka adalah mereka itu di dunia tidak mahu menutup rambutnya daripada dilihat oleh lelaki yang bukan mahramnya. (Petikan dari Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim.) Riwayat Imran bin Hushain ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya penghuni syurga yang paling sedikit adalah kaum wanita. (Shahih Muslim No.4921)

Selasa, 04 Agustus 2015

Kitab Riyadhus Shalihin - Imam Nawawi: Berwasiat Kepada Kaum Wanita

Bab 34. Berwasiat Kepada Kaum Wanita
Kitab Riyadhus Shalihin - Imam Nawawi
Allah Ta'ala berfirman: "Dan pergaulilah kaum wanita itu dengan baik-baik." (an-Nisa': 19)

Allah Ta'ala berfirman lagi: "Dan engkau semua tidak akan dapat berbuat seadil-adilnya terhadap kaum wanita itu, sekalipun engkau semua sangat menginginkan berbuat sedemikian itu. Oleh sebab itu, janganlah engkau semua miring -terlalu condong- kepada yang satu dengan cara yang keterlaluan sehingga engkau semua biarkan ia sebagai tergantung. Jikalau engkau berbuat kebaikan dan bertaqwa, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Penyayang." (an-Nisa': 129

Keterangan:
Dalam syariat Islam seorang lelaki dibolehkan berpoligami atau kawin lebih dari satu dan dibatasi sebanyak-banyaknya empat istri. Tetapi diberi syarat mutlak bagi suami itu hendaklah ia dapat berlaku adil. Maksudnya, jika kawin dua orang masih dapat berlaku adil, hukumnya tetap boleh, tetapi jika dua orang saja sudah tidak dapat adil, maka wajib hanya seorang saja. Sekiranya beristri dua dapat adil, tetapi jika sampai tiga, lalu tidak adil, maka haramlah bagi suami itu mengawini tiga istri. Jadi yang dibolehkan hanya dua belaka. Seterusnya jika tiga orang dapat berbuat adil, tetapi kalau empat, lalu menjadi tidak adil, maka haram pula beristri sampai empat itu. Jadi wajib hanya tiga istri saja yang boleh dikawini. Ringkasnya keadilan itu memegang peranan utama untuk halal atau haramnya lelaki kawin lebih dari satu. Ini sesuai dengan petunjuk Allah yang difirmankan dalam al-Quran, yakni: "Maka bolehlah kamu mangawini wanita-wanita itu dua orang, tiga dan empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak dapat berlaku adil, maka seorang wanita saja -yang dibolehkan-." (an-Nisa': 3) Keadilan yang dimaksudkan ialah mengenai hal-hal yang zahir, seperti bergilir untuk bermalam. Tetapi yang mengenai isi hati tentu tidak diwajibkan adanya keadilan itu seperti rasa cinta kepada yang seorang melebihi kepada yang lain. Ini sama halnya dengan wanita yang bersaudara banyak, misalnya: Mungkin kepada si Nuruddin ia lebih cinta dan lebih senang, sedang kepada si Hasbullah tidak demikian atau kurang kecintaannya dan kepada si Jalal malahan membenci padahal semuanya sama-sama satu saudara. Jadi mengenai rasa cinta tidak diwajibkan adanya keadilan. Demikian pula dalam hal persetubuhan, tidak pula diwajibkan adanya keadilan itu bagi suami terhadap para istrinya, sebab persoalan ini adalah sebagai hasil yang ditumbuhkan oleh rasa cinta tersebut. Itulah yang dimaksudkan dalam Islam mengenai makna keadilan. Oleh sebab itu pula Allah berfirman sebagaimana di atas, yang tujuannya ialah bahwa kamu semua, hai manusia, itu tidak mungkin dapat berbuat keadilan yang seadil-adilnya terhadap para istri itu, sekalipun kamu ingin berbuat demikian. Bahkan Rasulullah s.a.w. sendiri pernah bersabda: "Ya Allah, inilah daya upayaku yang dapat kumiliki (yakni dalam berlaku adil terhadap para istri), saya tidak kuat memiliki sebagaimana yang Engkau miliki dan hal itu memang tidak saya miliki (atau saya tidak dapat melaksanakannya)." Namun demikian, sekalipun kita tidak dapat berlaku seadil-adilnya terhadap para istri, kitapun diperingatkan oleh Allah Ta'ala dengan firmanNya: "Jangan kamu miring atau terlampau condong kepada yang seorang dengan cara yang kesangatan, sehingga engkau biarkan ia sebagai wanita yang tergantung." (an-Nisa': 129) Maksudnya sekalipun rasa cinta dan persetubuhan itu tidak merupakan kewajiban untuk dibagi secara adil, tetapi juga jangan terlampau sangat melebihkan kepada yang seorang sampai-sampai yang lainnya tidak dikasihi sama sekali, meskipun dalam bergiliran tidur tetap dilaksanakan. Sebabnya ialah kalau ini dikerjakan, maka sama halnya dengan membiarkan istri itu seperti barang yang tergantung, artinya kalau dikatakan tidak bersuami atau janda, kenyataannya ada suaminya, tetapi kalau dikatakan ada suaminya, kenyataannya suaminya tidak ada rasa cintanya sedikitpun pada wanita itu dan tidak pernah diberi bagian untuk bersenang-senang dalam seketiduran. Demikianlah peringatan Allah kepada kita kaum Muslimin.

274. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Berwasiatlah engkau semua kepada kaum wanita dengan yang baik-baik, sebab sesungguhnya wanita itu dibuat dari tulang rusuk dan sesungguhnya selengkung-lengkungnya tulang rusuk ialah bagian yang teratas sekali. Maka jikalau engkau mencoba meluruskannya, maka engkau akan mematahkannya dan jikalau engkau biarkan saja, maka ia akan tetap lengkung -bengkok- selama-lamanya. Oleh sebab itu, maka berwasiatlah yang baik-baik kepada kaum wanita itu." (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat kedua kitab Shahih Bukhari dan Muslim disebutkan demikian: Nabi s.a.w. bersabda: "Wanita itu adalah sebagai tulang rusuk, jikalau engkau luruskan, maka engkau akan mematahkannya, dan jikalau engkau bersenang-senang dengannya, engkaupun dapat pula bersenang-senang dengannya tetapi di dalam wanita itu tentu ada kelengkungannya." Dalam riwayat Muslim disebutkan: Nabi s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya wanita itu dibuat dari tulang rusuk yang tidak akan melurus pada suatu jalan selama-lamanya untukmu. Maka jikalau engkau bersenang-senang dengannya, dapat pula engkau bersenang-senang dengannya, tetapi di dalam wanita itu ada kelengkungannya dan jikalau engkau luruskan ia, maka engkau akan mematahkannya dan patahnya itu ialah menceraikannya."

275. Dari Abdullah bin Zam'ah r.a. bahwasanya ia mendengar Nabi s.a.w. berkhutbah dan menyebutkan perihal unta -mu'jizat Nabi Shalih a.s.- serta orang yang menyembelihnya, kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda, membacakan firman Allah -yang artinya: "Ketika bangkit dengan cepat -untuk melakukan kejahatan membunuh unta itu- orang yang tercelaka di kalangan mereka -kaum Tsamud." (as-Syams: 12). Untuk menyembelih itu bangkitlah dengan cepatnya seorang lelaki yang perkasa, jahat perangainya serta perusak, pula memiliki kekuasaan di kalangan kelompoknya. Selanjutnya beliau s.a.w. menyebutkan perihal kaum wanita, lalu memberikan nasihat dalam persoalan wanita itu, kemudian bersabda: "Ada seorang dari engkau semua bersengaja benar -hendak menyakiti istrinya- lalu menjalad -memukul- istrinya itu sebagai menjalad seorang hamba sahaya, tetapi barangkali pada akhir harinya ia menyetubuhinya." Seterusnya beliau s.a.w. menasihati orang-orang itu dalam hal ketawa mereka dari kentut, lalu bersabda: "Mengapa seorang dari engkau semua itu ketawa dari apa yang dilakukan itu?" -Maksudnya: "Bukankah ketawa dari sebab kentut itu menyalahi kehormatan diri, seharusnya ia malu, bukan malahan ketawa." (Muttafaq 'alaih)

276. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Janganlah seorang mu'min lelaki itu membenci seorang mu'min perempuan, sebab jikalau ia tidak senang dari wanita itu tentang suatu budi pekertinya, tentunya ia akan merasa senang dari budi pekertinya yang lain, atau dari budi pekerti yang selain dibencinya itu." (Riwayat Muslim) Sabda Nabi s.a.w. Yafraku, dengan fathahnya ya', saknahnya fa' dan fathahnya ra', artinya: "membenci". Dalam bahasa Arab dikatakan: "Wanita itu membenci dan suaminya juga membenci istrinya. Ra'nya dikasrahkan (dalam fi'il madhi atau past tense), sedang "Yafraku", ra'nya difathahkan (dalam fi'il mudhari' atau present tense). Maknanya: Sudah membenci dan sedang membenci. Wallahu A'lam.

277. Dari 'Amr al-Ahwash al-Jusyami r.a. bahwasanya ia mendengar Nabi s.a.w. dalam haji wada' bersabda, setelah bertahmid serta memuji kepada Allah, memberikan peringatan dan nasihat, demikian sabda beliau, selanjutnya: "Ingatlah. Dan berwasiatlah engkau semua kepada kaum wanita dengan yang baik-baik, sebab sesungguhnya mereka itu adalah sebagai tawanan di sisimu semua. Engkau semua tidak memiliki sesuatu apapun dari mereka itu selain yang tersebut tadi, [27] melainkan jikalau mereka mendatangi perbuatan buruk yang nyata -seperti tidak mentaati suaminya atau buruk cara bergaulnya-. Jikalau kaum wanita itu berbuat demikian, maka tinggalkanlah mereka dalam seketiduran dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menyakiti. Tetapi jikalau mereka telah kembali taat padamu semua, maka janganlah mencari-cari jalan untuk menyakiti mereka itu. Ingatlah, bahwasanya bagimu atas istri-istrimu semua itu ada haknya, sebaliknya bagi istri-istrimu atasmu semua itupun ada haknya. Hakmu yang wajib mereka penuhi ialah jangan sampai mereka memberikan tempat hamparanmu kepada orang yang engkau tidak senangi -maksudnya: jangan sampai wanita-wanita itu duduk menyendiri dengan kaum lelaki lain, jangan pula memberi izin masuk ke rumahmu kepada orang yang tidak engkau semua senangi-. Ingatlah, tentang hak mereka yang wajib engkau semua penuhi ialah supaya engkau semua berbuat baik kepada mereka dalam hal pakaian serta makanan mereka." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih. Sabda Rasulullah s.a.w.: ‘Awanin artinya tawanan, jama'nya lafaz 'aniah dengan 'ain muhmalah, maksudnya wanita yang tertawan. Al'ani artinya lelaki yang tertawan. Rasulullah s.a.w. menyamakan wanita yang sudah menjadi istri itu seperti tawanan suaminya, karena wanita itu sudah masuk sama sekali di bawah kekuasaan suaminya itu. Adhdharbul mubarrih, yaitu yang amat sangat menyakitkan. Sabda beliau s.a.w.: Fala tabghu 'alaihinna sabila artinya: Jangan engkau semua mencari-cari jalan untuk membuat-buat alasan hendak menyusahkan kaum istri itu atau menyakiti mereka. Wallahu 'alarm.

278. Dari Mu'awiyah bin Haidah r.a., katanya: "Saya bertanya: "Ya Rasulullah, apakah haknya istri seorang suami dari kita itu atas suaminya?" Beliau s.a.w. menjawab: "Yaitu hendaklah engkau memberi istri makan, jikalau engkau makan, engkau memberi pakaian ia jikalau engkau berpakaian, jangan memukul wajahnya, jangan mengolok-oloknya, juga jangan meninggalkan ia -ketika tidak taat pada suaminya, kecuali dalam rumah saja -yakni dalam seketiduran." [28] Hadis hasan yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan ia berkata: "Arti laatuqabbih: jangan mengolok-oloknya yaitu jangan mengucapkan: Semoga Allah memburukkan engkau."

279. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesempurna-sempurnanya kaum mu'minin perihal keimanannya ialah yang terbaik budi pekertinya diantara mereka itu [29] dan yang terbaik diantara kaum mu'minin itu ialah yang terbaik sifatnya terhadap kaum wanitanya." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih.

280. Dari Iyas bin Abdullah bin Abu Dzubab r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Janganlah engkau semua memukul hamba-hamba Allah yang perempuan -maksudnya suami jangan memukul istrinya." Umar r.a. lalu datang kepada Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Para istri itu berani menentang pada suami-suaminya." Oleh sebab itu beliau s.a.w. memberikan kelonggaran untuk memukul mereka -yang tidak keras sampai menyakitkan. Selanjutnya beberapa kaum wanita sama berkeliling mendatangi keluarga Rasulullah untuk mengadukan para suaminya -karena ada beberapa istri yang dipukul suaminya. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda: "Benar-benar telah berkeliling beberapa kaum wanita mendatangi keluarga Muhammad untuk mengadukan perihal suami-istrinya. Maka bukannya suami-suami yang sedemikian itu yang termasuk orang-orang pilihan diantara engkau semua -kaum mu'minin." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan sanad shahih.

281. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Dunia ini adalah harta benda dan sebaik-baik harta benda dunia itu ialah wanita yang shalihah." (Riwayat Muslim)
───
Catatan Kaki:

[27] Maksudnya selain untuk diajak bersenang-senang sebagai suami-istri, juga suami wajib menjaga istrinya dengan baik, memberikan kecukupan apa yang dibutuhkan menurut kadar kekuatan dan kemampuannya, sedangkan istrinya wajib memelihara dirinya dari kecurigaan suami, pula wajib menjaga harta benda suaminya itu dengan sebaik-baiknya.

[28] Menurut Hadis di atas, maka yang boleh ditinggalkan hanyalah dalam seketidurannya, artinya suami boleh meninggalkan istrinya dari tempat tidurnya. Jadi boleh tidur di tempat lain dalam rumahnya itu. Adapun mengenai berbicara dengan istri, maka wajib seperti biasa, maksudnya jangan sampai tidak disapa atau tidak diajak bercakap-cakap.

[29] Hakikatnya budi pekerti yang baik itu suka berbuat kebajikan pada orang lain, enggan melakukan sesuatu yang sifatnya merugikan masyarakat dan umat, berwajah manis serta bersikap ramah-tamah kepada siapapun juga.