Rabu, 16 September 2015

Penjelasan Tasawuf



Tasawuf adalah kesadaran murni yang mengerahkan jiwa secara benar kepada amal dan aktivitas yang sungguh sungguh dan menjauhkan diri dari keduniaan dalam mendekatkan diri kepada allah swt. Tasawuf memimiliki banyak pengertian sesuai dengan asal usul kata tersebut yaitu:
1.      Shafa (suci) disebut shafa karena kesucian batin sufi dan kebersihan tindakannya
2.      Shaaff(barisan) karena para sufi  mempunyai iman yang kuat,jiwa bersih dan senatiasa memilih barisan terdepan dalam shalat berjamaah
3.      Saufanah yakni sejenis buah buahan kecil berbulu yang banyak tumbuh  di padang pasir jazirah arabia. Nama ini digunakan karena banyak sufi memakai pakaian berbulu yang terbuat dari bulu domba kasar
4.      Shuffah (serambi tempat duduk) yakni suffah masjid nabawi di madinah yang disediakan bagi para tuna wisma dari kalangan muhajirin di masa rasulullah saw. Para tuna wisma tersebut  biasa dipanggil ahli suffah (pemilik serambi ) karena diserambi masjid itulah mereka bernaung.
5.      Shafwah (yang terpilih atau terbalik), sufi adalah orang yang terpilih diantara hamba allah swt. Karena ketulusan amal mereka kepadanya.
6.      Theosophi (yunani: theo=tuhan; shopos=hikmah), yang berarti hikmah atau kearifan ketuhanan.
7.      Shuf (bulu domba) Karena para sufi biasa memakai pakaian dari bulu domba yang kasar, sebagai lambang kerendahan hati untuk menghindari sikap sombong di damping untuk menenangkan jiwa serta meninggalkan usaha-usaha yang bersifat duniawi. Syuhrawardi mengatakan bahwa mereka berkumpul di zawiyah dan ribath. Mereka tidak tergerak untuk berusaha mencari nafkah dan kebutuhan hidup. Rasulullah sendiri menolong orang banyak untuk memperhatikan dan memberi bantuan kepsada mereka.
Abu yazid al-bustami (w. 216H / 875 M) pencetos teori fana baqa dan ittihad dalam tasawuf mengemukakan bahwa tasawuf mencakup tiga aspek yaitu kha, ha, dan jim. Kha maksudnya takhalli berarti proses penyucian atau mengosongkan diri dari perangai tercela, ha maksudnya tahalli berati menghiasi diri dengan akhlak terpuji dan jim maksudnya tajalli berarti mengalami kenyataan ketuhanan, pengetahuan berdasarkan pengalaman kenyataan ketuhanan,
Beberapa pengertian yang berkembang dan sering dipakai sebagai acuan berasal dari al-junaid al-baghdadi (w. 297 H/ 910 M) bapak tasawuf modern. Ia mendefinisikan tasawuf sebagai keberadaan bersama allah swt tanpa adanya penghubung, baginya tasawuf berarti membersihkan hati dari sifat yang menyamai binatang, menekan sifat basyariyah, menjauhi hawa nafsu, memberikan tempat bagi sifat kerohanian, berpegang pada ilmu kebenaran, memberi nasihat  kepada umat, benar-benar menepati janjinya kepada allah swt. Dan mengikuti syariat rasululllah saw.
Kategori tasawuf menurut ibrahim basyuni sarjana muslim berkebangsaan mesir mengkategorikan tasawuf dengan tiga hal:
1.      Kategori al-bidayah yaitu pengertian tasawuf pada tingkat permulaan, menekankan pada kecenderungan jiwa dan kerinduan secara fitrah kepada yang maha mutlak, sehingga orang senantiasa berusaha mendekatkan diri kepada allah swt.
2.      Kategori al-mujahadah yaitu penegertian tasawuf pada pengamatan yang didasarkan pada kesungguhan. Pengertian ini misalnya diberikan oleh al-jurairi dan al-qusyairi yang lebih menionjolkan ahlak dan amal dalam pendekatan diri kepada allah swt.
3.      Kategori al-madzaqat yakni pengertian tasawuf pada pengalaman  batin dan perasaan keberagaman, terutama dalam mendekati zat yang mutlak.
Dari ketiga pengertian umum tasawuf tersebut, basyuni menyimpulkan bahwa tasawuf adalah kesadaran murni yang mengerahkan jiwa secara benar kepada amal dan aktivitas yang sungguh sungguh dan menjauhkan diri dari keduniaan dalam mendekatkan diri kepada allah swt.
Berdasarkan obyek dan sasarannya tasawuf diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu:
1.      Tasawuf akhlaqi yaitu tasawuf yang sangat menekankan nilai nilai etis (moral)
2.      Tasawuf amali yaitu tasawuf yang lebih mengutamakan kebiasaan beribadah, tujuannya agar diperoleh penghayatan spritual dalam setiap melakukan ibadah
3.      Tasawuf falsafi yaitu tasawuf yang menekankan pada masalah masalah yang metafisik .
Prinsip prinsip tasawuf menurut syekh amin al-khurdy yaitu:
1.      Taqwa
2.      Mengikuti sunnah
3.      Menahan diri
4.      Ridha
5.      Tobat
Tujuan tasawuf adalah berada sedekat mungkin disisi allah dengan mengenal-nya secara langsung dan tenggelam dalam ke-maha esaan-nya yang mutlak.
Pengembaraan spiritual yang dilakukan para sufi untuk melakukan haqiqat dan ma’rifah tersebut seringkali memiliki kecenderungan yang berbeda, sehingga muncullah beberapa tokoh sufi yang menonjol dalam pengalaman rohani tertentu seperti zuhud, mahabbah, fana, hulul, wahdatul wujud dan lain-lain.
1.      Zuhud artinya menjauhkan diri dari segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia.
Diantara beberapa tokoh zuhud yang terkenal adalah:
a.       Sa’id bin mussayab (91H), murid dari abu hurairah ra.
b.      Hasan basri (21H). Ia lahir dimadinah dan dibesarkan oleh keluarga yang shaleh dan memiliki pengetahuan agam yang dalam.
c.       Sufyan ats-syauri, lahir dikuffah 97H.
d.      Ibrahim bin adham (w. 165 H) lahir di balkh, persia. Ia merupakan seorang pangeran muda yang menanggalkan baju kebesarannya, lalu terjun ke dunia zuhud.
2.      Mahabbah
Tokoh mahabbah yang terkenal adalah rabi’ah al-adawiyah (w. 185H / 796 M). Rabi’ah dilahirkan di basrah, hidupnya bermula sebagai hamba sahaya yang kemudian mengabdikan hidupnya dengan shalat dan berdzikir sepanjang malam.
3.      Fana’ dan baqo’ (lewat penghancuran muncullah kekekalan)
Fana’ artinya sirna, hancur, lebur dan hilang, sedangkan baqo’ artinya kekal, abadi dan senantiasa ada. Jadi ketika sufi mencapai tingkat ini ia merasa fana yaitu sirnanya sifat yang tercela dan munculnya sifat yang terpuji. Tokoh yang pertama kali
memperkenalkan faham ini adalah abu yazid al-bustami (wafat tahun 875M / 261H)
4.      Ittihad yaitu pengalaman kesatuan seorang sufi. Seorang sufi akan mabuk dalam kenikmatan bersatu dengan allah. Dalam kondisi ini tidak jarang muncul ucapan-ucapan yang ganjil seperti kata-kata; ana al-haq (aku adalah al-haq) aku adalah yang satu. Kata-kata ini terlontar hanya seketika , karena merasa begitu menyatunya dengan yang haq yaitu allah swt. Tokoh yang populer dalam ittihad ini adalah abu yazid al-bustami
5.      Hulul yaitu bertempatnya sifat ketuhanan kepada sifat kemanusiaan. Dalam hal ini, al-hallaj dipandang sebagai sufi kontroversial sehingga harus berakhir di tiang gantungan. Tokoh yang terkenal dalam hulul adalah husen bin mansyur al-hallaj lahir tahun 244 H / 858 M, wafat 309 H / 922M. Menurutnya hulul
6.      Wahdatul wujud
Doktrin ini bertolak dari pandangan bahwa semua wujud hanya mempunyai satu realitas , realitas tunggal itu ialah alllah swt. Adapun alam semesta yang serba ganda ini hanyalah wadah penampakan diri dari nama dan sifat-sifat allah dalam wujud terbatas. Tokoh yang terkemuka dalam wahdatul wujud adalah muhyidin ibnu ‘arobi, lahir di spanyol tahun 1165 M dan meninggal di damaskus tahun 1240 M
Satu - satunya jalan yang dapat mendekatkan diri kepada allah harus mengerjakan tiga perkara:
1.      Melaksanakan syariat artinya mengerjakan perintah-perintah allah dan menjauhi larangannya serta mengerti melaksanakan hukum hukum agama islam.
2.      Melaksanakan thariqat artinya melaksanakan agama agar lebih berhati-hati lagi dan bersungguh –sungguh melaksanakan perintah dan melatih diri (riyadloh) serta ibadah kepada allah swt
3.      Haqiqat yaitu sampainya maksud, sehingga dapat merasakan lezatnya dan nikmatnya ibadah kepada allah, dan supaya mendengarkan teladan dan gambaran tiga perkara tersebut.
-          Adapun yang dinamakan syariat yaitu melaksankan agamanya allah serta mengerti dan melaksanakan hukum hukum agama islam sebab jika tidak mengerti hukum, tentu mudah melanggar hukum. Dan juga harus istiqamah tetap mengerjakan perintah allah serta menjauhi larangannya yang sudah diterangkan para ulama dari dawuh dan yang dilakukan nabi yang menerangkan apa-apa didalam al-qur’an.
-          Dan yang dinamakan thariqah yaitu melaksanakan agama dengan lebih berhati-hati seperti melakukan wira’i artinya menjauhi perkara perkara yang subhat dan melaksanakan keutamaan setelah mengerjakan yang wajib seperti shalat tahajjud, shalat dhuha, dan rawatib dan benar bersungguh sungguh dalam ibadah dan riyalat seperti puasa hari senin kamis serta ibadah, membaca al-quran, membaca shalawat, dzikir, bertasbih dan lain sebagainya
-          Yang namanya haqiqat yaitu  sampainya perjalanan kepada yang dimaksud sampai bisa melihat nur tajalli (nurnya allah) dengan terang dalam hati nuraninya dinamakan maqam musyahadah   

tentang Syari’at, Thariqat, Haqiqat, dan Ma’rifat.
Syari’at itu adalah segala perintah dan larangan Allah
Thariqat itu adalah melaksanakan segala yang diperintahkan Allah dengan sengaja demi mendekatkan diri kepada-Nya.
Haqiqat itu adalah kesampain kepada Allah dengan Nur Tajalli-Nya
Ma’rifat adalah pengenalan.
Adapun pengertian lain, syariat adalah menyembah Allah, Thariqat merasakan hadir-Nya Allah di dalam hati, semata-mata dzikir pada-Nya. Haqiqat adalah melihat Allah dengan mata hati.
Dan ketika shalat dilaksanakan, dinamakan syari’at, dan kesungguhan dalam shalat demi Allah dinamai Thariqat,dan ketika shalat kita sampai kepada Allah, maka dinamai Haqiqat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar