Mengingat Mati
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
ِﻡِﺫﺎَﻫ َﺮْﻛِﺫ ﺍﻭُﺮِﺜْﻛَﺃﺕْﻮَﻤْﻟﺍ ﻲِﻨْﻌَﻳ ِﺕﺍَّﺬَّﻠﻟﺍ
“Banyak-banyaklah mengingat pemutus kenikmatan yaitu kematianﺯ” [HR. At-Tirmizi no. 2307,
An-Nasai no. 1801, Ibnu Majah no. 4248, dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 1210]
Kematian merupakan persinggahan pertama manusia di alam akhirat. Al Qurthubiy berkata dalam At Tadzkirah , "Kematian adalah terputusnya hubungan antara ruh dengan badan, berpisahnya kaitan antara keduanya, bergantinya kondisi, dan berpindah dari satu negeri ke negeri lainnya."
Faidah mengingat kematian:
[1] memotivasi untuk mempersiapkan diri sebelum terjadinya kematian;
[2] memendekkan angan-angan, karena panjang angan-angan merupakan sebab utama kelalaian;
[3] menjadikan sikap zuhud terhadap dunia, dan ridha dengan bagian dunia yang telah diraih walaupun sedikit;
[4] sebagai motivasi berbuat ketaatan;
[5] sebagai penghibur seorang hamba tatkala memperoleh musibah dunia;
[6] mencegah dari berlebih-lebihan dan melampaui batas dalam menikmati kelezatan dunia;
[7] memotivasi untuk segera bertaubat dan memperbaiki kesalahan yang telah diperbuat;
[8] melembutkan hati dan mengalirkan air mata, mendorong semangat untuk beragama, dan mengekang hawa nafsu;
[9] menjadikan diri tawadhu’ dan menjauhkan dari sikap sombong dan zhalim dan;
[10] memotivasi untuk saling memaafkan dan menerima udzur saudaranya.
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
ِﻡِﺫﺎَﻫ َﺮْﻛِﺫ ﺍﻭُﺮِﺜْﻛَﺃﺕْﻮَﻤْﻟﺍ ﻲِﻨْﻌَﻳ ِﺕﺍَّﺬَّﻠﻟﺍ
“Banyak-banyaklah mengingat pemutus kenikmatan yaitu kematianﺯ” [HR. At-Tirmizi no. 2307,
An-Nasai no. 1801, Ibnu Majah no. 4248, dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 1210]
Kematian merupakan persinggahan pertama manusia di alam akhirat. Al Qurthubiy berkata dalam At Tadzkirah , "Kematian adalah terputusnya hubungan antara ruh dengan badan, berpisahnya kaitan antara keduanya, bergantinya kondisi, dan berpindah dari satu negeri ke negeri lainnya."
Faidah mengingat kematian:
[1] memotivasi untuk mempersiapkan diri sebelum terjadinya kematian;
[2] memendekkan angan-angan, karena panjang angan-angan merupakan sebab utama kelalaian;
[3] menjadikan sikap zuhud terhadap dunia, dan ridha dengan bagian dunia yang telah diraih walaupun sedikit;
[4] sebagai motivasi berbuat ketaatan;
[5] sebagai penghibur seorang hamba tatkala memperoleh musibah dunia;
[6] mencegah dari berlebih-lebihan dan melampaui batas dalam menikmati kelezatan dunia;
[7] memotivasi untuk segera bertaubat dan memperbaiki kesalahan yang telah diperbuat;
[8] melembutkan hati dan mengalirkan air mata, mendorong semangat untuk beragama, dan mengekang hawa nafsu;
[9] menjadikan diri tawadhu’ dan menjauhkan dari sikap sombong dan zhalim dan;
[10] memotivasi untuk saling memaafkan dan menerima udzur saudaranya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar