Ruang
Lingkup Aqidah Islam
A. Pendahuluan
B. Ruang
Lingkup Aqidah Islam
1. Aqidah
Adalah pusaka yang ditinggalkan oleh rasul tuhan sebagai penghimpun yang
mengikat erat antara seluruh kaum mukminin dengan satu agama atau suatu
kepercayaaan yang tidak memaksa, tidak sukar untuk diterima oleh akal fikiran
tetapi kuasa untuk mengarahkan manusia untuk menuju kemuliaan dan keluhuran
serta keimanan
2. Pengertian
keimanan atau Akidah tersusun dari enam perkara:
1. Ma’rifat
kepada allah
Ma’rifat dengan nama – namaNya yang mulia dan sifat
- sifatNya yang tinggi. Juga ma’rifat dengan bukti –bukti wujud atau adaNya
serta kenyataan sifat keagunganNya dalam alam semesta atau dunia ini. Cara
bermakrifat kepada allah yaitu Menggunakan akal fikiran dan memeriksa secara
teliti apa- apa yang diciptakan allah yang berupa benda – benda yang beraneka
ragam, Memakrifati nama –nama Allah ta’ala serta sifatnya. Taklid adalah suatu
penghalang besar untuk kemerdekaan akal atau penutup akal fikiran. Ma’rifat
kepada allah yang akan memancarkan berbagai perasaan yang baik dan dapat dibina
diatasNya semangat untuk menuju kearah perbaikan. Makrifat ini dapat pula
memberikan didikan kepada hati untuk senantiasa menyelidiki dan meneliti mana
–mana yang salah dan tercela, malahan dapat menumbuhkan kemauan untuk mencari
keluhuran kemuliaan dan ketinggian budi dan akhlak dan sebaliknya juga menyuruh
seseorang supaya menghindarkan dirinya dari amal perbuatan yang hina, rendah
dan tidak berharga sedikitpun. Keimanan itu sebagai kepercayaan dan amal
perbuatan yang dijadikan pedoman dalam mengatur tingkah buruknya suatu insan.
Profesor yang terkenal bernama Kamyl flamaryon menulis dalam bukunya “kekuatan
alam yang belum dikenal”[1]
sebagai berikut:
Ø Kita
semua tahu bahwa kita ini berfikir tetapi apakah sebenarnya makna berfikir itu?
Rasanya tidak seorangpun yang bisa menjawab
Ø Kita
semua mengerti bahwa kita inipun berjalan tetapi apakah sebenarnya pekerjaan
otot itu? Inipun tidak seorangpun yang bisa mengetahui hakikatnya
Ø Bahwa
kehendak adalah merupakan suatu kekuatan yang bukan termasuk dalam kebendaan
dan segala khusus diriku itupun bukan termasuk kebendaan juga. Namun setiap aku
berkehendak akan mengangkat tanganku, maka aku tahu bahwa kehendakku itulah
yang menggerakkan benda milikku yakni tangan tadi. Apakah kiranya yang menjadi
perantara yang berada ditengah – tengah antara kekuatan akal dalam menimbulkan
suatu hasil yang mempengaruhi gerakan kebendaan itu? Tentang pertanyaan ini
tidak ada yang memberikan jawaban padaku
Ø Bagaimana
urat – urat syaraf mata itu dapat memindahkan gambaran – gambaran benda sampai
kedalam akal?
Ø Bagaimana
pulalah akal itu dapat menerimanya? Lagi pula: Dimana letak akal tersebut? Dan
bagaimana tabiat pekerjaan otak itu?
Ø Bagaimanakah
akal yang sesempit itu dapat mencapai Dzatnya tuhan yang maha tinggi itu?
Rasanya tidak ada seorangpun yang bisa menjawab
Ustadz alkabir
mohammad farid wajdi rahimatullah mengatakan: “ jika sekiranya kita puas dengan
beratus – ratus puncak ilmu dan filsafat mengewnai pendapat perihal tidak
adanya unsur kesengajaan dalam penciptaaan alam semesta dan jagad raya ini maka
tentulah tidak diharuskan untuk mengikuti hal itu lebih yang jelas tertera
dalam keterangan/bukti agama(dalil naqal). Fitrah adalah keaslian yang
diatasnya allah taala menciptakan manusia itu atau kata lain gharizah diniah,
gharizah diniah (pembawaan keagamaan) adalah satunya hal yang merupakan batas
pemisah antara makhluk tuhan yang disebut manusia dan yang disebut binatang.
Sifat – sifat yang dimiliki Allah ta’ala yakni:
1. Sifat
– sifat salbiah yaitu yang menarik/meniadakan dari allah ta’ala akan sifat –
sifat yang tidak sesuai, tidak layak dan tidak cocok dengan kesempurnaan
dzatnya. Adapun yang termasuk golongan salbiah yaitu:
ü Allah
bersifat awwal dan akhir
Maha awwal maksudnya yang terdahulu sekali wujudnya
bila dibandingkan dengan segala yang wujud ini tanpa didahului dengan ketiadaan
dan maha akhir maksudnya kekal selamanya setelah rusaknya segala yang wujud ini
ü Allah
tidak serupa dengan sesuatu maksudnya allah tidak menyamai segala yang merupakan
makhlukNya dan tidak sesuatu makhlukpun yang menyamai Allah
ü Allah
adalah Maha Esa
o Esa
dalam dzatnya maksudnya Dzat Nya allah tidaklah tersusun dari beberapa bagian
yang terpotong – potong dan bahwa Allah tidak ada sekutu baginya didalam
memrintah dan menguasai kerajaannya.
o Esa
dalam sifatNya maksudnya tidak ada sesuatu yang sifatnya meyerupai sifat –
sifat Allah
o Esa
dalam Af’alnya/perbuatannya maksudnya bahwa tidak seorangpun yang selain Allah
yang mempunyai perbuatan sebagaimana yang dilakukan olehNya
2. Sifat
– sifat tsubutiah yaitu sebagai ketetapan keadaan Allah
ü Kuasa
(Qudrah), Adapun kekuasaan Allah dapat berlaku dalam segala waktu yakni
mewujudkan semua yang mungkin atau melenyapkannya
ü Berkehendak
(Iradah), naksudnya dia yang menetukan sesuatu yang mungkin dengan sebagian
dari apa yang pantas berlaku untuknya
ü Mengetahui
( Ilmu), maksudnya mengetahui segala sesuatu tentang mahluknya baik syang sudah
lampau, yang sedang terjadi atau yang akan terjadi
ü Hidup
(Hayat) maksudnya Allah itu maha kekal dan tidak akan rusak dan kehidupannya
yang amat sempurna
ü Berfirman
(kalam) maksudnya cara berfirman Allah tidak dengan huruf ataupun suara. Sifat
ini ditetapkan Allah untuk dirinya dan bahwa dia telah berbicara kepada musa
melalui perantara malaikat
ü Mendengar
(sama’) dan Melihat(bashar) maksudnya dapat melihat maupun mendengar segal
sesuatu yang wujud sampai geraknya seekor semut hitam yang berjalan diatas batu
licin pada malam yang gelap gulita
Berma’rifat juga
berikrar dengan Macam – macam tauhid serta mengamalkannya. Macam tauhid ada
lima yaitu:
1. Tauhid uluhiyah atau ubudiyah adalah
mengesakan allah melalui segala pekerjaan hamba yang dengan itu mereka dapat
mendekatkan diri kepada Allah.contohnya: tawaf, salat, haji, puasa,
menyembelih,sujud, rukuk, khauf(rasa takut), raja’ (rasa harap),
istighosah(memohon pertolongan dikala kesempitan), Isti’anah(minta
pertolongan), berinfak dijalan allah dan apa saja yang disyariatkan dan
diperintahkan allah dengan tidak menyekutukannya
2. Tauhid Rububiyah adalah mentauhidkan segala
apa yang dikerjakan allah baik mencipta, memberi rizki, menghidupkan dan
mematikan ciptaanya atau tauhid ini merupakan kepercayaan orang muslim bahwa
alam semesta dan segala isinya merupakan ciptaan allah serta diawasi dan
dipelihara olehnya.contohnya: iman, Qada’ dan Qadar
3. Tauhid Al-Asma wa sifat adalah Menetapkan apa
yang Allah dan rasulnya telah tetapkan atas dirinya baik yang berkenan dengan
nama dan sifat allah dan mensucikan dari segala cela. contohnya pensifatan
asmaul husna
4. Tauhid Mulkiyah yaitu mengesakan Allah
terhadap pemilikan, pemerintahan, dan penguasaan Nya terhadap alam ini.
Contohnya yang termasuk sifat mulkiyah pemimpin, pembuat hukum dan
pemerintahannya
5. Tauhid Qouli dan amali yaitu tauhid tidak
hanya sebatas diyakini dalam hati melainkan harus diikrarkan dengan lisan dan
diwujudkan melalui perbuatan
2. Ma’rifat
dengan alam yang ada dibalik alam semesta
yakni
alam yang tidak dapat dilihat. Demikian pula kekuatan – kekuatan kebaikan yang
terkandung didalamnya yakni yang berbentuk malaikat, juga kekuatan – kekuatan
jahat yang berbentuk iblis dan sekalian tentaranya dari golongan syaitan.
Selain itu juga makrifat dengan apa yang ada didalam yang lain lagi seperti jin
dan ruh. Ma’rifat kepada malaikatnya allah yang dapat mengajak hati sendiri
untuk mencontoh dan meniru perilaku malaikat yang serba baik dan terpuji juga
dapat tolong menolong dengan mereka untuk mencapai yang hak dan luhur, selain
itu mengajak pula untuk memperoleh penjagaan yang sempurna sehingga tidak
satupun yang timbul dari manusia itu melainkan yang baik dan segala
tindakannyapun tidak akan ditujukan melainkan untuk maksud yang mulia belaka.
3. Ma’rifat
dengan kitab allah
Mak’rifat dengan kitab – kitab allah yang diturunkan
olehNya kepada para rasul. Kepentingannya adalah dijadikan sebagai batas untuk
mengetahui antara yang hak dan bathil, yang baik dan jelek, yang halal dan yang
haram , juga antara yang bagus dan yang buruk. Mak’roifat ini yang memberikan
arah untuk menempuh jalan yang lurus bijaksan dan diridhai oleh allah yang
tentunya sudah digariskan oleh allah agar seluruh ummatnya mentaati. Sebabnya
yaitu karena hanya dengan melalui jalan inilah maka seseorang itu dapat sampai
kearah kesempurnaan yang hakiki baik dalam segi kebendaan materi atau segi kerohanian
dan akhlak
4. Ma’rifat
dengan nabi - nabi serta rasul allah
Ma’rifat dengan nabi - nabi serta rasul allah yang dipilih olehNya untuk menjadi pembimbing
kearah petunjuk serta pemimpin seluruh makhluk guna menuju kepada yang hak.
Dengan makrifat ini agar setiap manusia itu mengikuti jejak langkahnya,
memperhias diri dengan meniru akhlak para rasul itu. Selain itu juga bersabar
dan tabah hati dalam mencontoh beliau. Sebab langkahnya para rasul mencerminkan
suatu teladan yang tinggi nilainya dan bermutu baik bahkan itulah yang
merupakan kehidupan yang suci dan bersih yang dikehendaki oleh allah agar
dimiliki oleh seluruh makhluk manusia
5. Ma’rifat
dengan hari akhir
Ma’rifat dengan hari akhir dan peristiwa – peristiwa
yang terjadi disaat itu seperti kebangkitan dari kubur, memperoleh balasan,
pahala atau siksa, surga dan neraka. Makrifat kepada hari akhir dan ini akan
menjadi pembangkit yang terkuat untuk mengajak manusia itu berbuat kebaikan dan
meninggalkan keburukan.
6. Ma’rifat
kepada takdir (Qada’ dan Qadar)
Ma’rifat
kepada takdir (Qada’ dan Qadar) yang diatas landasannya itulah berjalannya
peraturan segala yang ada dialam semesta ini, baik dalam penciptaan atau cara
mengaturnya. Mak’rifat ini akan memberikan bekal kekuatan dan kesanggupan
kepada seseorang untuk menanggulangi segala macam rintangan, siksaan,
kesengsaraan dan kesukaran. Sementara itu akan dianggap kecil sajalah segala
penghalang dan cobaan. Sekalipun bagaiman adahsyat dan hebatnya.,
Manusia itu Musayyar (mengikuti apa-apa
yang ia harus melakukannya sesuai dengan perintah) atau mukhayyar (Diberi
kebebasan memilih mana – mana yang hendak dikerjakan sesuai dengan kehendak
hati)
Penutup
[1] Prof Kamyl flamaryon, Kekuatan alam yang belum dikenal, terj. Heri
parwoko,bandung:CV. Putra Kembar Jaya,1997,hlm 80
Tidak ada komentar:
Posting Komentar