Hadits yang diriwayatkan dari Hushain bin Mihshon ketika ia berkata, “Bibiku telah menceritakan kepadaku seraya berkata,
أَتَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ بَعْضِ الْحَاجَةِ, قَالَ: (أَيْ هَذِهِ أَذَاتُ بَعْلٍ أَنْتِ), قُلْتُ : (نَعَمْ), قَالَ: (فَكَيْفَ أَنْتِ لَهُ), قَالَتْ: (مَا آلُوْهُ إِلاَّ مَا عَجَزْتُ عَنْهُ), قال: (فَأَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ, فَإِنَّمَا هُوَ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ)
“Saya mendatangi Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- untuk suatu keperluan. Beliau bertanya:”siapakah ini? Apakah sudah bersuami?.”sudah!”, jawabku. “Bagaimana hubungan engkau dengannya?”, tanya Rasulullah. “Saya selalu mentaatinya sebatas kemampuanku”.
Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Perhatikanlah selalu bagaimana hubunganmu denganya, sebab suamimu adalah surgamu, dan nerakamu”.
[HR. An-Nasa'iy dalam Al-Kubro (8963), Ahmad dalam Al-Musnad (4/341/no. 19025), dan lainnya. Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (2612), dan Adab Az-Zifaf (hal. 213)]
Kapan suami bisa menjadi surga bagi istrinya dan kapan bisa jadi neraka?
Maka di sini wajib bagi para wanita untuk memperhatikan hakikat perkara yang besar ini. “Bagaimana engkau di sisinya?”, engkau punya kewajiban-kewajiban dan engkau adalah hamba Alloh, sedangkan di sana ada surga dan neraka. Alloh telah memerintahkan dan mewajibkan bagimu hak-hak suami ini, maka tegakkanlah dan kerjakanlah sebaik mungkin dan sesempurna mungkin dengan meniatkannya sebagai bentuk ketaatan kepada Alloh dan mencari ridho-Nya, tunaikanlah apa yang menjadi kewajibanmu dan mintalah kepada Alloh apa yang dijanjikan kepadamu: “karena sesungguhnya suamimu itu surgamu dan nerakamu.”
***
Dan yang perlu diperhatikan dalam hal ketaatan kepada seseorang, siapapun itu, haruslah tidak bertentangan dengan ketaatan kepada Alloh, sehingga apabila bertentangan maka ketaatan kepada Alloh lah yang mesti didahulukan.
Dalam kasus ini ketaatan pada suami adalah taat dalam hal yang ma’ruf saja dan tidak boleh taat dalam berbuat kemaksiatan, sebagaimana sabda Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam:
لاَ طَاعَةَ لِمَخْلُوْقٍ فِيْ مَعْصِيَةِ الْخَالِقِ
“Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Alloh.” [HR. Ahmad no. 1041]
Karena seorang suami bisa berbuat salah dan tugas seorang istri sholihah adalah mengingatkan dan memperbaiki kesalahan tersebut dengan cara yang terbaik.
Dengarkanlah ceramah berikut : http://kajian.net/…/Suamimu%20dia%20Surgamu%20atau%20Neraka…
أَتَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ بَعْضِ الْحَاجَةِ, قَالَ: (أَيْ هَذِهِ أَذَاتُ بَعْلٍ أَنْتِ), قُلْتُ : (نَعَمْ), قَالَ: (فَكَيْفَ أَنْتِ لَهُ), قَالَتْ: (مَا آلُوْهُ إِلاَّ مَا عَجَزْتُ عَنْهُ), قال: (فَأَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ, فَإِنَّمَا هُوَ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ)
“Saya mendatangi Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- untuk suatu keperluan. Beliau bertanya:”siapakah ini? Apakah sudah bersuami?.”sudah!”, jawabku. “Bagaimana hubungan engkau dengannya?”, tanya Rasulullah. “Saya selalu mentaatinya sebatas kemampuanku”.
Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Perhatikanlah selalu bagaimana hubunganmu denganya, sebab suamimu adalah surgamu, dan nerakamu”.
[HR. An-Nasa'iy dalam Al-Kubro (8963), Ahmad dalam Al-Musnad (4/341/no. 19025), dan lainnya. Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (2612), dan Adab Az-Zifaf (hal. 213)]
Kapan suami bisa menjadi surga bagi istrinya dan kapan bisa jadi neraka?
Maka di sini wajib bagi para wanita untuk memperhatikan hakikat perkara yang besar ini. “Bagaimana engkau di sisinya?”, engkau punya kewajiban-kewajiban dan engkau adalah hamba Alloh, sedangkan di sana ada surga dan neraka. Alloh telah memerintahkan dan mewajibkan bagimu hak-hak suami ini, maka tegakkanlah dan kerjakanlah sebaik mungkin dan sesempurna mungkin dengan meniatkannya sebagai bentuk ketaatan kepada Alloh dan mencari ridho-Nya, tunaikanlah apa yang menjadi kewajibanmu dan mintalah kepada Alloh apa yang dijanjikan kepadamu: “karena sesungguhnya suamimu itu surgamu dan nerakamu.”
***
Dan yang perlu diperhatikan dalam hal ketaatan kepada seseorang, siapapun itu, haruslah tidak bertentangan dengan ketaatan kepada Alloh, sehingga apabila bertentangan maka ketaatan kepada Alloh lah yang mesti didahulukan.
Dalam kasus ini ketaatan pada suami adalah taat dalam hal yang ma’ruf saja dan tidak boleh taat dalam berbuat kemaksiatan, sebagaimana sabda Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam:
لاَ طَاعَةَ لِمَخْلُوْقٍ فِيْ مَعْصِيَةِ الْخَالِقِ
“Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Alloh.” [HR. Ahmad no. 1041]
Karena seorang suami bisa berbuat salah dan tugas seorang istri sholihah adalah mengingatkan dan memperbaiki kesalahan tersebut dengan cara yang terbaik.
Dengarkanlah ceramah berikut : http://kajian.net/…/Suamimu%20dia%20Surgamu%20atau%20Neraka…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar