Minggu, 01 Maret 2015

Pejuang Khilafah Berbohong atas nama Pendiri NU

Lagi, pejuang Khilafah berbohong atas nama pendiri NU
Para pejuang Khilafah ( semoga Alloh menunjukkan jalan yang lurus kepada mereka ) rupanya tak henti - hentinya dalam membuat kebohongan kepada Ummat Islam, khususnya kepada warga Nahdliyyin. Setelah beberapa waktu yang lalu mereka sempat mengklaim KH. Hasyim Asy'ari katanya pejuang Khilafah, lalu mengklaim pula bahwa Pagar Nusa mendukung Khilafah dengan membentangkan Spanduk dalam acara Muktamar NU, di susul kemudian dengan klaim bahwa ada Pengurus PBNU yang bernama Ust Farozi yang katanya juga mendukung Khilafah, padahal semua itu hanyalah kebohongan semata..
Kini mereka kembali mengulangi kebongannya lagi, tak tanggung - tanggung nama pendiri NU, KH. Hasyim Asy'ari pun di catut oleh mereka sebagai pendukung khilafah setelah membuat kesimpulan yang ngawur tentang perkataan Mbah Hasyim yang tercantum dalam kitabnya yang berjudul " Irsyadul Mu'minin ila shirati Sayyidil Mursalin ".

Berikut kutipannya :
KH. Hasyim Asy'ari dan Khilafah
Menurut KH. Hasyim Asy'ari, sistem pengaturan umat Islam adalah Khilafah. Inilah yang terjadi pada generasi salafus sholih kita. Hal ini misalnya kita temukan pada kitab beliau yang berjudul: Irsyadul Mu'minin Ila Sirati Sayyidil Mursalin Wa Man Tabi'ahu Minas Shohabati Wat Tabi'in pada bab Kaifa Kaana Aslaafuna Ma'a Allah, hal 29-30. Berikut ini terjemahan bebasnya, juga disertakan teks asli dalam bahasa Arab.
BAGAIMANA SIKAP GENERASI SALAF KITA KEPADA ALLAH
Generasi salaf kita merupakan orang yang paling taat kepada Allah dan orang yang ibadahnya paling banyak. Saat mereka menegakkan sholat di hadapan Allah, mereka melakukannya dengan khusu' dan merasa hina di hadapan-Nya. Saat mereka ingat ayat-ayat Allah, pastilah mata mereka berlinangan air mata karena takut kepada Allah yang teramat sangat. Mereka benar-benar takut kepada Allah, sekaligus mencintai Allah dengan kecintaan yang sempurna.
Diceritakan bahwa Sayyidina Ali (karromallahu wajhahu), pernah suatu saat kakinya terkena duri yang sangat besar dan menancap sangat dalam. Ketika ada yang mau mencabutya, beliau merasakan kesakitan yang teramat sangat. Akhirya orang-orang menunggu hingga datang waktu sholat. Saat beliau sholat dan tenggelam dalam kekhusukan, orang-orang mencabut duri dari kakinya. Beliau tidak merasakan sakit sedikitpun karena kekhusukan beliau di hadapan Rabb-nya.
Generasi salaf kita menghabiskan kebanyakan waktu malamnya dengan ibadah dan membaca Al Qur'an, sementara di siang hari mereka sibuk berjihad di jalan Allah, dan mencari karunia Allah di muka bumi dalam perdagangan, perindustrian, pertanian, memakmurkan negeri dan memberikan kemanfaatan kepada sesama hamba Allah. Orang-orang memberi sifat mereka sebagai: "Malam hari layaknya pendeta (ruhban), dan siang hari layaknya panglima berkuda (fursan)." Contohnya Abu Bakar (radliyallahu anhu), pada zaman Nabi SAW beliau adalah seorang pedagang, dan sungguh beliau telah menginfaqkan seluruh hartanya di jalan kebaikan (Islam). Dan saat beliau diangkat sebagai KHALIFAH, beliau meninggalkan perdagangannya dan menyibukkan diri untuk mengurusi (tadbir, ri'ayah) urusan kaum muslimin.
Diterjemahkan oleh Ustadz Choirul Anam

Sumber : http://www.visimuslim.com/…/kh-hasyim-asyari-dan-khilafah.h…

-----------------------------------------------
Tanggapan Admin
Adalah sangat keliru dan terlalu di paksakan membuat kesimpulan bahwa KH. Hasyim Asy'ari mendukung Khilafah, di karenakan beberapa sebab :
1. Kitab Irsyadul Mu'minim bukan lah kitab fiqih siyasah, sehingga secara otomatis pembahasannya bukanlah mengenai sistem pemerintahan, lebih tepat nya pemembahasan tentang Akhlak para Ulama Salaf dalam mengabdi / menghamba kepada Alloh. Kitab Irsyadul Mu'minin sendiri adalah kitab yang bermuatan akhlak/tasawuf, jadi tidak ada korelasinya dengan sistem pemerintahan.
2. Dalam kitab tersebut khususnya dalam bab " kaifa kana aslafuna ma'alloh " beliau Mbah Hasyim sama sekali tidak menyebut kata KHILAFAH walau hanya sekali, beliau hanya menyebut Kata KHALIFAH yang di sandarkan terhadap Sahabat Abu Bakar Asshiddik RA, itu pun hanya penyebutan yang bersifat gelar semata, tidak sama sekali sedang berbicara tentang sistem pemerintahan.
Lalu atas dsar apa pejuang Khilafah yang satu ini membuat kesimpulan bahwa Mbah Hasyim mendukung sistem Khilafah ? Padahal beliau walau hanya sekalipun tidak pernah menyebut kata KHILAFAH daam bab tersebut ?
Bukankah ini namanya jumping to conclusion karena tidak di awali dengan premis yang benar ?
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa KH. Hasyim Asy'ari tidak begitu ambil pusing terhadap bentuk sebuah pemerintahan, selama bisa di jadikan sebagai alat untuk mensyiarkan agama Alloh sekaligus mensejahterakan ummat, maka sistem apapun tidak masalah, termasuk sistem negara bangsa / nation state. Dan maklum kita ketahui bersama bahwa beliau Mbah Hasyim justru berpandangan bahwa antara Isam dan Nasionalisme tidak boleh di pisahkan antara satu dengan yang lainnya, melainkan harus saling berdampingan. Tentu pandangan ini berbeda secara diametral dengan para pengusung Khilafah yang beranggapan bahwa Nasionalisme merupakan sebuah sistem yang sesat dan kufur.
Pertanyaan nya kemudian adalah, mungkin kah Sistem Khilafah itu bisa tegak bila di lakukan dengan cara - cara yang tak terpuji, termasuk berbohong , apalagi berbohong atas nama Ulama ?
Sebagai sesama Ummat Islam tentu kewajiban kita saling mengingatkan dan tawashou bil hak, sebab tidak ada manusia yang sempurna dan bebas dari salah. Kita doakan mudah-mudahan saudara-saudara kita yang sedang memperjungkn Khilafah di berikan jalan yang lurus olehNya, demikian pula bila admin salah langkah maka silahkam di ingatkn dengan ahsan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar