Rabu, 07 Januari 2015

TUMPUKAN DOSA

TUMPUKAN DOSA.
Jadikan Renungan kita bersama. firman Allah Ta’ala,
ْﻢِﻬِﺑﻮُﻠُﻗ ﻰَﻠَﻋ َﻥﺍَﺭ ْﻞَﺑ ﺎَّﻠَﻛﻥﻮُﺒِﺴْﻜَﻳ ﺍﻮُﻧﺎَﻛ ﺎَﻣ
“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (QS. Al Muthoffifin: 14)
Makna ayat di atas diterangkan dalam hadits berikut.
ِﻝﻮُﺳَﺭ ْﻦَﻋ َﺓَﺮْﻳَﺮُﻫ ﻰِﺑَﺃ ْﻦَﻋﻪﻴﻠﻋ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ- ِﻪَّﻠﻟﺍﺪْﺒَﻌْﻟﺍ َّﻥِﺇ » َﻝﺎَﻗ -ﻢﻠﺳﻭﻰِﻓ ْﺖَﺘِﻜُﻧ ًﺔَﺌﻴِﻄَﺧ َﺄَﻄْﺧَﺃ ﺍَﺫِﺇﺍَﺫِﺈَﻓ ُﺀﺍَﺩْﻮَﺳ ٌﺔَﺘْﻜُﻧ ِﻪِﺒْﻠَﻗ ﺏﺎَﺗَﻭ َﺮَﻔْﻐَﺘْﺳﺍَﻭ َﻉَﺰَﻧ َﻮُﻫﺪﻳِﺯ َﺩﺎَﻋ ْﻥِﺇَﻭ ُﻪُﺒْﻠَﻗ َﻞِﻘُﺳﻮُﻫَﻭ ُﻪَﺒْﻠَﻗ َﻮُﻠْﻌَﺗ ﻰَّﺘَﺣ ﺎَﻬﻴِﻓﻪَّﻠﻟﺍ َﺮَﻛَﺫ ﻯِﺬَّﻟﺍ ُﻥﺍَّﺮﻟﺍ
ْﻢِﻬِﺑﻮُﻠُﻗ ﻰَﻠَﻋ َﻥﺍَﺭ ْﻞَﺑ َّﻼَﻛ )
َﻥﻮُﺒِﺴْﻜَﻳ ﺍﻮُﻧﺎَﻛ ﺎَ ) »
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya
dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “arraan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), ‘Sekali- kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’.”(HR. At Tirmidzi no. 3334, Ibnu Majah no. 4244, Ibnu Hibban (7/27) dan Ahmad (2/297). At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
Al Hasan Al Bashri rahimahullah mengatakan, “Yang dimaksudkan dalam ayat tersebut adalah dosa di atas tumpukan dosa sehingga bisa membuat hati itu gelap dan lama kelamaan pun mati.” Demikian pula yang dikatakan oleh Mujahid, Qotadah, Ibnu Zaid dan selainnya. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, Muassasah Al Qurthubah, 14/268)
Mujahid rahimahullah mengatakan,“Hati itu seperti telapak tangan. Awalnya ia dalam keadaan terbuka dan
jika berbuat dosa, maka telapak tangan tersebut akan tergenggam. Jika berbuat dosa, maka jari-jemari perlahan-lahan akan menutup telapak tangan tersebut. Jika ia berbuat dosa lagi, maka jari lainnya akan menutup telapak tangan tadi. Akhirnya seluruh telapak tangan tadi tertutupi oleh jari-jemari.”(Mawqi’ At Tafasir, 7/442)
وعن عائشةَ ، رضي اللَّه عنها ، قالت : سمعتُ رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، يقول : «يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُراةً غُرْلاً » قُلْتُ : يا رسول اللَّه الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ جَمِيعاً يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلى بَعْضٍ ،؟ قال : « يا عَائِشَةُ الأَمرُ أَشَدُّ من أَنْ يُهِمَّهُم ذلكَ » .وفي روايةٍ : « الأَمْرُ أَهَمُّ مِن أَن يَنْظُرَ بَعضُهُمْ إِلى بَعْضٍ » متفقٌ عليه
Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Dikumpulkanlah sekalian manusia di padang mahsyar pada hari kiamat dengan telanjang kaki, telanjang tubuh dan tidak berkhitan kemaluannya." Saya bertanya: "Ya Rasulullah, kalau begitu kaum wanita dan kaum lelaki semuanya dapat melihat antara yang sebahagian dengan sebahagian yang lainnya." Beliau s.a.w. menjawab: "Hai Aisyah, peristiwa pada hari itu lebih sangat untuk menjadi perhatian mereka daripada memerhatikan orang lain

Penulis Al Jalalain rahimahumallah menafsirkan, “Hati mereka tertutupi oleh “ar raan” seperti karat karena maksiat yang mereka perbuat.”(Tafsir Al Jalalain, Al Mahalli dan As Suyuthi, Mawqi’ At Tafasir, 12/360)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar