Jumat, 09 Januari 2015

Sifat Sifat Salaf yang Harus Kita Miliki

Mengaku Salafi, Sudahkah Kita Memiliki Sifat- Sifat Salaf Berikut Ini…?
Salafusshalih (orang-orang terdahulu dari kalangan umat Islam yang shalih) memiliki segudang akhlak mulia yang “barangkali” sudah sangat sangat sangat jarang sekali ditemui di masa sekarang ini. Maka, dalam risalah ini, saya coba susun beberapa akhlak mulia mereka agar bisa menjadi perenungan bagi kita semua. Sudahkah kita memiliki akhlak mereka?
I. Salaf tidak Mencari-Cari Keburukan Muslim yang lain…
Seorang salaf, yang bernama Sahal ibn ‘Abdillah berkata, “Jangan suka mencari-cari kekurangan orang lain dan keburukan akhlaknya. Akan tetapi, cari dan telitilah bagaimana kondisi Anda di dalam akhlak Islam, sehingga Anda selamat dan bisa menghormati kedudukannya di dalam diri Anda dan di sisi Anda” [ ﺣﻠﻴﺔ ﺍﻷﻭﻟﻴﺎﺀ ﻭ ﻃﺒﻘﺎﺕ
ﺍﻷﺻﻔﻴﺎﺀ, IV/279 ].
II. Salaf Senantiasa Berwajah Ceria terhadap Orang Lain
Urwah bin Zubair, murid shahabat Nabi, berkata, “Tertulis di dalam hikmah, “Ucapkanlah kata-kata yang baik dan tampilkanlah wajah yang cerah. Niscaya Anda lebih dicintai orang daripada mereka yang memberikan banyak hadiah.” [ ﺣﻠﻴﺔ ﺍﻷﻭﻟﻴﺎﺀ ﻭ
ﻃﺒﻘﺎﺕ ﺍﻷﺻﻔﻴﺎﺀ, II/178 ]
II. Salaf, Marah Besar Bila Melihat Islam Dilecehkan
Abu Salamah ibn Abdurrahman ibn Auf berkata, “Di antara shahabat-shahab at Nabi
ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ, ada seseorang yang apabila melihat AGAMANYA HENDAK DILECEHKAN, bola matanya langsung terlihat berputar-putar di wajahnya seperti orang gila (karena sangat marangnya-ed)” [ ﺣﻠﻴﺔ
ﺍﻷﻭﻟﻴﺎﺀ ﻭ ﻃﺒﻘﺎﺕ ﺍﻷﺻﻔﻴﺎﺀ, IX/194 ]
III. Salaf Gembira Apabila Kebenaran Justru Muncul dari Lawan Debatnya
Hatim Al-Aslam berkata, “Aku mempunyai tiga pekerti yang membuatku bisa mengalahkan lawan bicaraku.” Apa itu?, tanya mereka. Ia menjawab, (1) Aku gembira jika lawan bicaraku benar. (2) Aku sedih jika ia salah. (3) Dan aku selalu menjaga diriku agar tidak membodohinya.”
Notes: Ketika hal ini didengar Imam Ahmad ibn Hambal, ia berkata, Subhanallah, betapa cedasnya ia.” [ lihat: ﺣﻠﻴﺔ ﺍﻷﻭﻟﻴﺎﺀ ﻭ ﻃﺒﻘﺎﺕ
ﺍﻷﺻﻔﻴﺎﺀ, VII/82 ]
IV. Salaf Adalah Manusia yang Paling Sayang Kepada Ahli Maksiat, dengan Tidak Membiarkannya Terus dalam Kemaksiatannya.
Salaf bernama Mughirah berkata, “Ada seorang pria baik, tetapi kemudian melakukan perbuatan dosa. Hal ini kemudian diketahui Ibrahim An-Nakha’i, salah seorang ulama besar salafi. Lalu, Ibrahim berkata, “BANTULAH DIA, DAN NASIHATILAH DIA! JANGAN MENINGGALKANNYA ” [ ﺣﻠﻴﺔ ﺍﻷﻭﻟﻴﺎﺀ ﻭ ﻃﺒﻘﺎﺕ ﺍﻷﺻﻔﻴﺎﺀ, IV/233 ]
V. Salaf memberi Nasehat bahwa JURUS TERAKHIR SETAN ADALAH WANITA
Tabi’in senior Sa’id bin Musayyib berkata, “Setiap kali setan merasa frustasi terhadap sesuatu (menggoda manusia-ed), IA PASTI MENDATANGI KORBANNYA MELALUI WANITA. [ ﺣﻠﻴﺔ ﺍﻷﻭﻟﻴﺎﺀ ﻭ ﻃﺒﻘﺎﺕ ﺍﻷﺻﻔﻴﺎﺀ, II/166 ]
VI. Salaf Mendoakan Kebaikan terhadap ORANG YANG MENDZALIMINYA
Al-‘Alaa bin Musayyib berkata, “Ar-Rabi’ bin Khutsaim pernah Menjadi korban pencurian kuda, lalu warga pengajiannya berkata, “KUTUKLAH DIA” Ia menjawab, “JUSTRU AKU BERDOA UNTUKNYA: “YA ﺍﻟﻠﻪ JIKA DIA KAYA, TERIMALAH DENGAN HATINYA. JIKA DIA FAKIR, BERILAH DIA KECUKUPAN.”
VII. Salaf Membenci Popularitas dan Tidak Suka Terkenal di Mata Manusia
Bisyr ibn Harits berkata, “Aku tidak mengetahui orang yang ingin terkenal, melainkan agamanya hilang DAN AIBNYA TERBONGKAR, ia juga berkata, “Tidak akan menemukan manisnya akhirat bagi orang yang INGIN DIKENAL ORANG BANYAK. [ ﺣﻠﻴﺔ ﺍﻷﻭﻟﻴﺎﺀ ﻭ ﻃﺒﻘﺎﺕ ﺍﻷﺻﻔﻴﺎﺀ, VIII/343 ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar